Kedutaan Besar Australia
Indonesia

Radio Script - Program Kesehatan Ibu dan Anak

Transkrip program Radio Kookaburra:
Program Kesehatan Ibu dan Anak

Pengantar: Mubarok, Kedutaan Besar Australia
Pembicara: Gerard Cheong, Juru Bicara AusAID untuk Program Kesehatan; Margaretha Palembang, Ketua Pengurus Daerah Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kupang; Cornelia Mude, Ketua Ikatan Bidan Indonesia Cabang Kabupaten Sikka

Download file MP3


 

MUBAROK: Kesehatan ibu dan anak adalah salah satu tantangan besar pembangunan Indonesia saat ini karena tingkat kematian ibu di negeri ini masih tinggi.

Diperkirakan sekitar 228 perempuan Indonesia meninggal untuk setiap 100.000 kelahiran bayi hidup, dan untuk kawasan Indonesia Timur tingkat kematian tersebut lebih tinggi.

Di Nusa Tenggara Timur (NTT), misalnya, tingkat kematian itu mencapai 306 per 100.000 kelahiran bayi hidup. Sedangkan kematian bayi baru lahir (neonatal) di NTT mencapai 31 kematian per 1.000 kelahiran bayi hidup, salah satu yang tertinggi di Indonesia.

Australia mendukung upaya Indonesia untuk meningkatkan layanan kesehatan ibu dan anak, serta mengurangi kematian akibat komplikasi kehamilan atau perawatan pasca kelahiran yang buruk. Gerard Cheong adalah Juru Bicara AusAID untuk Program Kesehatan.

GERARD CHEONG: Australia bertekad untuk membantu memperkuat sistem layanan kesehatan di Indonesia dengan memberikan komitmen sebesar A$49 juta kepada Australia Indonesia Partnership for Maternal and Neonatal Health agar kehamilan dan persalinan menjadi lebih aman bagi perempuan dari daerah-daerah temiskin di Indonesia seperti NTT.

Melalui Program Kemitraan Kesehatan Ibu dan Neonatal, Australia berharap membantu Indonesia dalam mencapai target nasional Rencana Strategis RI untuk kebijakan Menjadikan Kehamilan Lebih Aman (Making Pregnancy Safer).

MUBAROK: Ketua Pengurus Daerah Ikatan Bidan Indonesia (IBI) di Kupang, Margaretha Palembang, mengatakan ibu-ibu hamil di NTT menyadari perlunya memeriksakan kehamilannya, tetapi mereka tidak memiliki dukungan yang cukup.

MARGARETHA PALEMBANG: Mereka tidak punya uang untuk memeriksakan kehamilan. Kemudian jarak fasilitas kesehatan dari rumah mereka itu cukup jauh. Kemudian dukungan dari suaminya sendiri itu kurang.

Oleh sebab itu ada jalan keluar, kita kalau misalnya membuat sosialisasi, suami, keluarga, kita juga dilibatkan, tokoh masyarakat, pemerintah desa, itu kita libatkan.

Kemudian untuk persalinannya sendiri, kalau sekarang itu tingkat pertolongan oleh nakes [tenaga kesehatan] itu sudah cukup besar. Jadi mereka sudah mengerti dan sudah datang ke bidannya.

MUBAROK: Di Kabupaten Sikka, NTT, sebagian besar ibu-ibu hamil mengadakan persalinan di bidan. Cornelia Mude adalah pelatih bidan dan ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Cabang Sikka.

CORNELIA MUDE: Sekitar 80 persen itu oleh tenaga bidan, melahirkannya di bidan. Ada masih sebagian kecil, satu prosenan, di dukun karena memang daerah yang sangat sulit, sangat terpencil. Di rumah sakit ada itu pusat rujukannya.

Jadi mereka lebih banyak melahirkan di desa, tapi rumah sakit juga kadang-kadang laporannya cukup besar juga. Jadi banyak rujukan, rujukan dari Puskesmas maupun ada yang dengan datang sendiri karena mereka mungkin mencari dokternya di sana. Tapi bahwa di rumah masih ada, di dukun juga masih ada.

MUBAROK: Menurut Ibu Nely saat ini terdapat sekitar 270 bidan untuk penduduk yang tersebar di 21 kecamatan di seluruh Kabupaten Sikka. Namun delapan desa di kapubaten itu belum memiliki bidan.

Ibu Nely sudah bekerja sama dengan AusAID sejak tahun 2002. Ia mendapat pendidikan kebidanan di Jakarta dan melanjutkan sekolah guru perawat di Bandung, Jawa Barat.

CORNELIA MUDE: Di Sikka memang bagus kerja samanya dengan lintas sektor, jadi tidak hanya di dinas kesehatan. Yang intinya di Dinas Kesehatan tapi dari instansi terkait seperti BPM, Pemberdayaan Perempuan, itu dilibatkan semua karena dari koordinator untuk Sikka pak Edward, kantornya di BAPPEDA [Badan Perencana Pembangunan Daerah].

Jadi perencanaan semua dibuat bersama, diundang lintas sektor, juga termasuk LSM yang ada dilibatkan untuk membuatkan perencanaan itu.

MUBAROK: Australia bertekad untuk membantu Indonesia dalam mencapai tujuan pembangunan milenium (Millennium Development Goals) untuk menurunkan tingkat kematian anak dan meningkatkan kesehatan ibu pada 2015.

[Kookaburra tune]

Terima kasih kepada anda yang telah menjawab quiz SMS tentang tahun pertama perayaan Hari Australia. Jawaban yang benar adalah tahun 1901, dan pemenangnya adalah: EKANIGTYAS CANDRI dari Cilacap, INDAH PURNAMA dari Bandung, HARYADI dari Purwakarta, IDRUS dari Lampung dan LISTIOWATI dari Yogyakarta.

Pertanyaan quiz untuk periode ini adalah sebagai berikut: Siapakah aktris terbaik Australia peraih Academy Award 2002 dalam film the Hours? A. Nicole Kidman B. Kylie Minogue

Jawaban dikirim melalui SMS ke 08 111 492 452 dengan format: Jawaban, Nama, Usia, Pekerjaan dan Alamat anda.

Jawaban ditunggu hingga 28 Maret 2010 dan akan diundi. Pemenang akan mendapatkan bingkisan dari Kedutaan Besar Australia.

Februari 2010
RS100209