Kedutaan Besar Australia
Indonesia

Indonesia: Tumpahan Minyak Montara

Siaran Media

2 November 2009

Indonesia: Tumpahan Minyak Montara

Pemerintah Australia fokus pada membatasi dampak tumpahan minyak dari sumur minyak Montara dan terus memberikan informasi yang terbaru kepada pihak berwenang Indonesia. Peristiwa ini terjadi pada 21 Agustus 2009 dan minyak mentah ringan mulai bocor ke Laut Timor sejak saat itu. Kedutaan Besar Australia di Jakarta memberi tahu Indonesia sesegera mungkin setelah gambar dari satelit memperlihatkan pada 1 September 2009 bahwa gumpalan-gumpalan kecil minyak yang telah terurai telah masuk ke zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia. Pada 28 Oktober 2009, Menteri Lingkungan Hidup, Warisan dan Seni, Peter Garrett, berbicara dengan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI, Gusti Muhammed Hatta, mengenai tumpahan minyak Montara.

Prioritasnya adalah untuk meminimalisasikan dampak tumpahan minyak pada lingkungan hidup. Bagian terbesar dari tumpahan minyak terdapat di perairan Australia di suatu area di dekat sumur minyak Montara. Tindakan pembersihan besar-besaran sedang berlangsung dengan menerapkan pengurai dan melakukan operasi pengendalian dan pemulihan dengan menggunakan boom dan skimmer.

Australia telah memonitor gerakan gumpalan-gumpalan minyak yang telah terurai dan lapisan minyak melalui penerbangan di atas laut setiap hari, terakhir pada Selasa 27 Oktober. Penerbangan tersebut mengindikasikan gumpalan-gumpalan minyak yang telah terurai dan lapisan minyak tetap berada di ZEE Indonesia. Gumpalan minyak yang telah terurai teramati pada 21 September, sekitar 94 kilometer sebelah tenggara Pulau Roti. Penerbangan di atas mengindikasikan yang terdapat di ZEE Indonesia utamanya adalah lapisan minyak, dengan kadang kala gumpalan kecil minyak yang telah terurai. Bagian utama tumpahan minyak kini berada lebih dari 248 kilometer dari garis pantai Indonesia.

Lapisan minyak (sheen) tampak berwarna perak dan biasanya berketebalan sekitar 0,0001 mm. Ini tidak menyebabkan bahaya lingkungan di garis pantai namun dapat membahayakan kehidupan burung. Otorita Keselamatan Maritim Australia (AMSA) menilai bahwa jenis dan jumlah minyak yang teramati di ZEE Indonesia tidak menimbulkan ancaman signifikan terhadap lingkungan laut. Australia terus memonitor situasi dan selalu memberi tahu Indonesia tentang gerakan minyak dan lapisan minyak, dan upaya tanggap kami yang ekstensif. Kami akan melakukan koordinasi secara dekat dengan pihak berwenang Indonesia tentang upaya monitor mereka.

Sebagai bagian dari tanggapan terus-menerus terhadap tumpahan minyak, dua kapal tanggap memasuki ZEE Indonesia pada 23 September 2009 untuk melakukan operasi pengendalian dan pemulihan, dengan menggunakan boom dan skimmer tumpahan minyak, pada gumpalan-gumpalan minyak yang lebih kental yang terlihat dari pesawat udara. Upaya ini didukung oleh pesawat terbang di udara untuk mengarahkan kapal ke gumpalan-gumpalan minyak yang lebih kental. Australia memberi tahu Indonesia tentang kehadiran kapal tersebut dan kegiatan mereka di ZEE Indonesia. Operasi ini selesai dilakukan dalam beberapa hari dan kapal tersebut telah kembali ke ZEE Australia dan kini beroperasi di sekitar anjungan.

Para pejabat Indonesia berkunjung ke Darwin pada 30 September - 2 Oktober untuk mengamati secara langsung tanggapan seksama Australia terhadap kebocoran sumur minyak dan gas Montara. Para pejabat ini juga melakukan penerbangan di atas area tersebut.

Laporan tes positif minyak

Kami sadar mengenai adanya laporan dari Nusa Tenggara Timor (NTT) tentang tes positif minyak di perairan pesisir. Australia akan membahas laporan ini dengan Pemerintah Indonesia dan melakukan pengujian sampel untuk dibandingkan dengan sampel dari minyak Montara atau minyak yang lazim beredar di perairan Timur Indonesia. Minyak mempunyai sidik jari yang unik, sehingga relatif mudah untuk memverifikasi apakah minyak yang ditemukan di NTT berasal dari tumpahan Montara atau bukan. Sangatlah kecil kemungkinannya bahwa minyak Montara akan mencapai perairan pesisir Indonesia. Australia sedang membicarakan dengan Indonesia mengenai kemungkinan kunjungan oleh sebuah tim pejabat Australia dan perwakilan perusahaan ke Jakarta pada awal November untuk melakukan diskusi dengan pejabat Indonesia dan mengatur pengujian sampel.

Laporan kematian ikan

Kami sadar mengenai adanya laporan kematian ikan di perairan Indonesia. Australia telah melakukan pengujian tingkat keracunan (toxicity) pada ikan yang terdapat di sekitar tumpahan minyak di perairan Australia, dan hasilnya memperlihatkan ketiadaan kontaminasi. Jenis dan jumlah minyak yang diamati di ZEE Indonesia dipandang tidak mengakibatkan ancaman signifikan pada lingkungan laut. Namun demikian, Australia akan menawarkan untuk melakukan pengujian tingkat keracunan lebih lanjut untuk menyelesaikan masalah ini.

Upaya Tanggap Australia

AMSA mengkoordinasikan tanggapan seksama Australia di bawah Rencana Nasional Australia untuk Memberantas Polusi Laut karena Minyak dan Bahan yang Merugikan dan Berbahaya lainnya. Operasi untuk mengatasi tumpahan termasuk: penerbangan pengamatan harian untuk memonitor gerakan minyak dan untuk maksud memandu kapal operasi. Sementara ada gumpalan minyak dan lapisan minyak, sebagian besar samudera tidak terpengaruh. Pengurai telah disemprotkan pada konsentrasi minyak yang lebih kental baik oleh pesawat terbang (pada hari-hari pertama) dan kapal- kapal untuk meningkatkan proses penguraian yang alamiah. Operasi pembatasan dan pemulihan dengan menggunakan boom dan skimmer telah berhasil dengan baik sekali, dengan mengangkat lebih dari 780.000 liter produk (air dan minyak) dari permukaan air. AMSA memperkirakan hampir 400.000 liter produk ini adalah minyak. Alat pengeboran jack-up telah dikirim dari Batam, Indonesia, dan ditempatkan di dekat sumur yang bocor pada 10 September. Alat ini sedang digunakan untuk menghentikan kebocoran dengan mengebor sumur pembantu ke dasar laut untuk mencegat sumur yang bocor. Kebakaran terjadi di Sumur Montara setelah kebocoran berhasil dicegat pada 1 November. Operasi “pembunuhan sumur”, yang melibatkan pemompaan lumpur kental ke dalam sumur, sedang berlangsung saat itu, namun kini telah dihentikan. Operasi yang berlangsung sekarang ini fokus pada pengurangan intensitas api.

Konsisten dengan keinginan Australia untuk bekerja sama dengan Indonesia untuk melindungi lingkungan laut, Australia telah menyampaikan informasi terkini secara reguler dan rinci kepada pihak berwenang Indonesia berkaitan dengan jenis, jumlah dan sifat minyak yang ada di ZEE Indonesia dan upaya tanggap pembersihan Australia. Australia akan membicarakan dengan Indonesia kekhawatirannya tentang kehadiran minyak di ZEE Indonesia. Australia akan terus bertindak konsisten sepenuhnya sesuai hukum internasional dan hubungan bilateral kita yang tangguh dalam bertindak atas kejadian ini.

Latar Belakang

Pada 5.30 pagi waktu Australia bagian Barat pada 21 Augustus 2009, penyemburan hidrokarbon yang tidak terkendali terjadi di Anjungan Sumur Montara unit pengeboran bergerak West Atlas 140 mil laut sebelah utara pantai Australia Barat. Akibatnya, minyak mentah ringan bocor ke permukaan samudera dan gas hidrokarbon ke atmosfir. Perkiraan awal adalah 64 ton per hari (400 barel) hilang. Namun, laporan pengamatan dari kapal dan pesawat udara yang terlibat dalam usaha tanggap ini mengindikasikan pengurangan jumlah minyak yang bocor dari anjungan tersebut sejak 7 September. Perusahaan tersebut belum dapat mengkuantifikasi jumlah minyak yang bocor dari anjungan.

Pertanyaan Pers:
Toby Lendon, Manajer (Public Affairs) tel. (021) 2550 5290 hp. 0811 187 3175