Kedutaan Besar Australia
Indonesia

Australia dan Indonesia Meluncurkan Sumber Daya Manajemen Seni Kolaboratif

Siaran Media

31 Maret 2010

Australia dan Indonesia Meluncurkan Sumber Daya Manajemen Seni Kolaboratif

Duta Besar Australia untuk Indonesia, Bill Farmer, hari ini akan bergabung dengan Yayasan Kelola dalam peluncuran tiga sumber daya manajemen seni yang penting bagi masyarakat seni Indonesia pada suatu acara yang akan diadakan di Jakarta Art District di Grand Indonesia, Jakarta. Asialink dari Universitas Melbourne telah bekerja sama secara erat dengan mitra Indonesianya, Yayasan Kelola dan sejumlah lembaga kesenian serta Universitas Teknologi Sydney untuk memproduksi buku manajemen seni yang penting dan tepat secara budaya dalam bahasa Indonesia.

Ketiga buku tersebut yang mencakup Pameran Keliling; Manajemen Festival dan Acara; dan Pengembangan Budaya Masyarakat bermaksud untuk mengisi kekosongan informasi dan mengembangkan di atas kepakaran setempat yang telah ada tentang hal-hal tersebut.

“Buku lintas-budaya, yang diproduksi dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan dukungan Ford Foundation Jakarta, akan tersedia secara langsung dari Yayasan Kelola dan didistribusikan ke sejumlah lembaga kesenian dan pendidikan tinggi di Indonesia”, ujar Amna S Kusumo, Direktur Yayasan Kelola di Jakarta. Yayasan Kelola telah mendukung masyarakat kesenian Indonesia dengan memberi akses ke kesempatan pembelajaran, pendanaan dan informasi sejak 1999.

Usaha bersama ini dikembangkan di atas hubungan Australia yang telah erat dengan Yayasan Kelola, yang termasuk menerima kehadiran seniman/wati Australia untuk tinggal di Indonesia dan dukungan pertukaran bilateral dalam beberapa tahun terakhir.

“Kerja sama seni dan pertukaran budaya merupakan bagian penting dari hubungan antara Indonesia dan Australia. Kerja sama terakhir ini akan memajukan pengembangan profesi manajer seni Indonesia maupun prakarsa pertukaran budaya,” tutur Duta Besar Australia untuk Indonesia, Bill Farmer.

Setiap tahun Asialink bermaksud untuk memajukan pemahaman timbal balik di kawasa Asia dengan mendukung sekitar 40 profesi seni Australia untuk tinggal dan bekerja di Asia melalui Program Residensi Seni Asialink. Seniman/wati ini termasuk penulis, pemain drama, manajer seni dan artis.

Program Residensi Seni 2010 Asialink yang berbasis di Indonesia akan menghadirkan artis Australia untuk tinggal di Bali, Makassar dan Yogyakarta. Progam residensi mereka akan mencakup pertukaran penulisan dan puisi di Festival Penulis & Pembaca Ubud; penelitian tentang potretan Indonesia kontemporer; lokakarya pembuatan peralatan; kerja sama perwayangan; dan penelitian tentang seni jalanan Yogyakarta.

Pertanyaan Pers:
Sanchi Davis, Atase Kebudayaan tel. (021) 2550 5260 hp. 0811 936 302