Kedutaan Besar Australia
Indonesia

Kemitraan Sepuluh Tahun Memperkuat Tata Kelola Risiko Bencana

Siaran Media

7 Mei 2018

Sepuluh tahun kerja sama Australia dan Indonesia dalam memperkuat tata kelola risiko bencana dirayakan dalam konferensi yang akan berlangsung selama dua hari di Jakarta mulai hari ini.

Australia telah bekerja erat dengan Indonesia untuk meningkatkan penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mendukung pengambilan keputusan dalam tata kelola risiko bencana sejak 2008.

Kuasa Usaha Kedutaan Besar Australia, Allaster Cox, mengatakan kemitraan satu dekade ini telah membantu mengurangi risiko dan dampak dari gempa bumi, letusan gunung berapi, banjir, dan bencana lain di negara yang secara reguler menghadapi tantangan bencana alam.

“Kemitraan Australia dengan Indonesia telah berfokus untuk memastikan pihak berwenang memiliki informasi yang mereka butuhkan dalam mempersiapkan dan mengelola risiko bencana, bertujuan untuk menyelamatkan jiwa.”

Pakar Australia termasuk ilmuan dari Geoscience Australia telah bekerja bersama lembaga manajemen teknis dan penanggulangan bencana Indonesia, universitas, LSM, dan sektor swasta untuk mengembangkan kapasitas Indonesia dalam menanggulangi bencana dan melembagakan praktik terbaik.

Kemitraan ini telah membantu mengembangkan solusi praktis diantaranya:

  • InaSAFE, alat penilaian dampak bencana yang menyajikan data terkini pada gempa bumi, gunung berapi dan banjir dan memberikan kemampuan untuk mengambil keputusan yang menyelamatkan jiwa berdasarkan hasil penelitian.  
  • Peta Bahaya Tsunami Nasional, mendukung investasi jutaan dolar dalam kegiatan mitigasi tsunami. Metode ini memberikan keputusan di sekitar lokasi dan desain infrastruktur penting termasuk bandara, pembangkit listrik, dan pelabuhan.
  • Peta Bahaya Gempa Bumi Nasional, yang membantu menginformasikan revisi terhadap standar bangunan. Ini mengarah ke komunitas yang lebih aman melalui infrastruktur yang lebih baik.
  • Kemampuan pertama Indonesia untuk meramal abu vulkanik yang tersebar saat gunung meletus, yang dapat digunakan untuk mengelola gunung-gunung berapi aktif seperti Gn. Sinabung dan Gn. Agung.

Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Indonesia, Ir. B. Wisnu Widjaja, mengatakan bahwa kolaborasi 10 tahun di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pengelolaan risiko bencana telah bermanfaat tidak hanya bagi Indonesia tetapi juga komunitas internasional.

Informasi lengkap tentang konferensi dan penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam penanggulangan bencana dapat dilihat di link berikut: Sepuluh tahun kemitraan Australia-Indonesia Memperkuat Manajemen Bencana.


Pertanyaan media:
[email protected]