Kedutaan Besar Australia
Indonesia

Genetika tanaman kunci pengamanan pasokan pangan dunia

Arsip Siaran Media
Menteri Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
Senator Queensland
Senator the Hon. Joe Ludwig

11 Maret 2011

Genetika tanaman kunci pengamanan pasokan pangan dunia

Menteri Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Australia, Senator Joe Ludwig, akan menyampaikan kepada para rekan menterinya di suatu konferensi di Bali hari ini bahwa konservasi dan pelestarian bahan genetika tanaman merupakan kunci penanganan keamanan pangan global.

“Dampak kejadian-kejadian cuaca ekstrim akhir-akhir ini di Australia pada produksi pangan telah menyoroti betapa pentingnya mengamankan sumber daya genetika tanaman pangan itu,” tutur Menteri Ludwig.

Menteri Ludwig akan menjadi ketua bersama pada suatu Pertemuan Tingkat Menteri yang diselenggarakan oleh Indonesia bersamaan dengan Sesi Keempat Badan Pemerintahan Traktat Internasional tentang Sumber Daya Genetika Tanaman untuk Pangan dan Pertanian (Traktat).

Bersama dengan para rekan menteri dari 20 negara, Menteri Ludwig akan membicarakan peran Traktat yang berharga dan dana manfaat bersama dalam menghadapi bencana alam, perubahan iklim dan hilangnya keanekaragaman hayati.

“Australia mengandalkan sumber daya genetika dari negara-negara lain untuk pengembangan tanaman pangannya – lebih dari 95 persen tanah pertanian dan tanaman pangan kami berasal dari negara-negara lain,” ujar Menteri Ludwig.

“Selama 30 tahun hingga 2008 produktivitas tanaman pangan Australia meningkat 1,9 persen per tahun, sebagian karena kemajuan dalam pembibitan tanaman.”

Traktat tersebut, didirikan oleh 127 negara anggota, adalah mekanisme global yang dirancang untuk mengamankan tanaman pangan. Diperkirakan 64 tanaman pangan mencapai 80 persen dari pangan yang berasal dari tanaman yang dikonsumsi secara global.

Para anggota Traktat telah mengembangkan dana manfaat bersama yang diinvestasikan di proyek-proyek berdampak tinggi guna menangani keamanan pangan, adaptasi terhadap perubahan iklim dan keanekaragaman pertanian. Australia menyumbang A$1 juta untuk dana ini pada 2010.

“Adalah penting bahwa Traktat tersebut berhasil dan diakui sebagai kerangka untuk melestarikan dan berbagi sumber daya genetika tanaman pangan,” tutur Menteri Ludwig.

“Traktat tersebut memberi kerangka dimana pertukaran ini dapat berlangsung, dimana kita dapat berbagi manfaat kerja sama dan melestarikan sumber daya genetika tanaman untuk generasi masa depan.”

“Itulah mengapa Australia dengan kuat mendorong Dana Manfaat Bersama, dan mengapa kami mendorong para pihak anggota dan organisasi mitra lainnya untuk melakukan hal yang sama.”

Pertanyaan media:
Sanchi Davis, Public Affairs, Australian Embassy Jakarta, 08111 873 175