Kedutaan Besar Australia
Indonesia

Meningkatnya Bisnis Australia dengan Kelas Menengah Indonesia

Meningkatnya Bisnis Australia dengan Kelas Menengah Indonesia

Muncul fokus baru tentang bagaimana kita dapat menjalin kerja sama untuk mengungkit bidang-bidang yang saling menguntungkan.

Indonesia mengalami perkembangan pesat selama 15 tahun terakhir. Dua tahun setelah krisis keuangan Asia pada 1997, produk domestik bruto Indonesia hanyalah A$75 miliar. Sejak itu produk domestik brutonya meningkat hingga A$1.2 triliun kini, sementara pada waktu yang sama, jumlah kelas menengah Indonesia meningkat dari 4 juta menjadi sekitar 50 juta.

Bagi Australia, Indonesia dengan penduduk 250 juta jiwa – lebih setengah dari mereka berusia kurang dari 30 tahun – dan meningkatnya jumlah kelas menengah, merupakan pasar dan tetangga yang tidak dapat kita abaikan begitu saja. Peluang pertumbuhannya luar biasa – perdagangan dua-arah dengan Indonesia adalah sekitar A$16 miliar, sepersepuluh dari Tiongkok.

Dengan pemikiran ini, muncul fokus baru tentang bagaimana kita dapat menjalin kerja sama untuk mengungkit bidang-bidang yang saling menguntungkan. Kita bertekad untuk meningkatkan hubungan antar-bisnis dan mengembangkan hubungan perdagangan yang lebih dalam.

Ada sekitar 245 perusahaan Australia yang hadir di Indonesia, namun tidak ada alasan jumlah ini tidak mencapai 1000.

Dua pekan yang lalu, melalui program Pekan Bisnis Indonesia Australia, saya memimpin delegasi beranggotakan 360 pebisnis berpikiran-maju, misi terbesar kita ke Indonesia. Delegasi tersebut mewakili perusahaan-perusahaan di bidang-bidang kunci di mana Australia unggul, termasuk infrastruktur, sumber daya dan energi, kesehatan dan perawatan lansia, pendidikan, pariwisata, pabrikan maju, pertanian, pangan dan minuman premium.

Program ini mencakup 110 kegiatan terpisah dan 25 kunjungan di empat kota.

Kesepakatan antara Perdana Menteri Malcolm Turnbull dan Presiden Joko Widodo, membantu menciptakan suasana yang tepat bagi saya dan mitra Indonesia saya, Thomas Lembong, untuk menekankan bahwa perundingan yang terhenti tentang kesepakatan perdagangan bilateral, Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif, akan dihidupkan kembali tahun depan. Sasaran saya adalah merampungkannya dalam 12 bulan bila mungkin.

Sementara hal ini akan menghadirkan platform untuk pertumbuhan di masa depan, misi bisnis kami segera menghasilkan beberapa kesepakatan unggul yang dibuat oleh perusahaan Australia dan Indonesia pada pekan tersebut.

Careers Australia, misalnya, meluncurkan Pusat Pelatihan Profesional Australia Indonesia, usaha patungan dengan perusahaan pangan dan minuman setempat Es Teler 77 untuk menumbuhkan dasar keterampilan industri hospitality Indonesia.

Newcrest International sepakat untuk melakukan eksplorasi mineral bersama dengan Antam, perusahaan pertambangan dan logam Indonesia yang besar dan terdiversifikasi. Dan pembuat suplemen kesehatan Blackmores mengumumkan masuk ke pasar Indonesia bermitra dengan Kalbe Farma, salah satu dari perusahaan perawatan kesehatan terbesar in Asia tenggara. Ini akan menggabungkan produksi dan kendali mutu Blackmore yang unggul dengan skala dan kemampuan distribusi Kalbe yang sudah mapan.

Selain itu, kesepakatan antara Australian Automotive Aftermarket Association dan Indonesian Off-Road Association akan bersama-sama memajukan mutu suku cadang, asesori dan jasa kepada semakin meningkatnya jumlah peminat otomotif Indonesia.

Ini hanyalah awal dari jenis-jenis kemitraan yang kami harapkan akan berkembang.

Saat anda memperdalam hubungan perdagangan dan bisnis, investasi baru otomatis akan mengikutinya. Saat berada di Jakarta saya menyelenggarakan pertemuan meja bundar investasi dengan sejumlah warga Indonesia yang memiliki kekayaan neto tinggi dengan harta kumulatif sekitar A$60 miliar. Saya memanfaatkan pertemuan ini untuk memperlihatkan peluang-peluang besar di Australia, termasuk Australia Utara dan menerima tanggapan yang sangat baik.

Rantai pasokan industri daging sapi, tentu saja, merupakan bidang yang sangat saling mengisi antara kita, dan perusahaan-perusahaan Indonesia telah membuat investasi yang signifikan baru-baru ini di perternakan-peternakan Australia Utara. Australia unggul dalam pembiakan ternak bermutu-premium dan Indonesia mempunyai kekuatan nyata dalam penggemukan untuk pasar melalui peternakan-peternakan mereka. Kisah yang mirip dengan gandum. Australia telah mengekspor gandum senilai A$1,3 miliar ke Indonesia, dibandingkan dengan ekspor ternak hidup sebesar A$560 juta – dengan terigu bermutu dan putih yang ideal untuk mi dan makanan panggang yang Indonesia produksi untuk pasar dalam negeri dan ekspor.

Ada pula peluang-peluang yang sedang muncul dengan cepat untuk sejumlah besar jasa Australia di Indonesia, baik dalam penyelenggaraan langsung maupun pengembangan kapasitas. Jasa diperlukan sebagai tanggapan atas peningkatan permintaan kelas-menengah dan mereka juga akan menjadi sumber penting lapangan kerja masa depan.

Pekan Bisnis Indonesia Australia adalah tentang pemanfaatan lencana pemerintah untuk membuka pintu ke pasar penting lainnya. Ini menyusul keberhasilan yang mirip di Tiongkok dan India. Awal tahun depan, Pekan Bisnis Australia- Amerika Serikat yang perdana akan memperlihatkan kemungkinan-kemungkinan baru yang terbuka dengan salah satu dari mitra dagang tertua kita.

Kepercayaan merupakan kunci segala hubungan yang berhasil dan sebagaimana delegasi bisnis kita yang terbaru ke Indonesia telah perlihatkan, cara terbaik untuk membangun kepercayaan adalah dengan hadir di sana.

Andrew Robb adalah Menteri Perdagangan dan Investasi Australia

Caption:

Andrew Robb (kiri) bersama CEO Blackmores Christine Holgate (kedua dari kanan) mengumumkan kemitraan dengan Kalbe Farma Indonesia.