Kedutaan Besar Australia
Indonesia

Tanggapan Pemerintah Australia terhadap Laporan Komisi Internasional tentang Non-proliferasi dan Pelucutan Senjata Nuklir

Arsip Siaran Media
Menteri Luar Negeri Australia, Stephen Smith MP

3 Mei 2010

Tanggapan Pemerintah Australia terhadap Laporan Komisi Internasional tentang Non-proliferasi dan Pelucutan Senjata Nuklir

Australia mempunyai rekor aktivisme dan prestrasi yang kukuh dan panjang tentang non-proliferasi dan pelucutan senjata nuklir serta masalah kendali persenjataan lainnya.

Rekor ini telah menjadi tema besar keterlibatan multilateral Australia, dan komitmen kami untuk memberi sumbangsih yang substansial terhadap perdamaian dan keamanan yang diharapkan dari warganegara internasional yang baik.

Australia telah mengambil peran terdepan dalam negosiasi instrumen kendali persenjataan internasional yang utama, termasuk Traktat Larangan Uji Coba Nuklir Komprehensif, Konvensi Senjata Kimia, Protokol Tambahan IAEA (Badan Tenaga Atom Internasional), dan yang paling akhir, Konvensi Bom Tandan (Cluster Munitions Convention).

Kami telah memberi sumbangsih yang substansial, termasuk melalui program pengembangan-kapasitas, untuk memperkukuh perlindungan, keselamatan dan rezim keamanan nuklir, khususnya di kawasan Asia-Pasifik.

Peran Australia yang menonjol dalam rezim kendali ekspor termasuk melalui Kelompok Australia telah membantu secara praktis dalam membendung penyebarluasan senjata pemusnah massal. Kami adalah peserta pendiri Prakarsa Keamanan Proliferasi.

Australia dengan gigih mendukung upaya-upaya internasional, termasuk pemberlakuan sanksi PBB atau otonomi, guna membendung ancaman proliferasi oleh Korea Utara dan Iran.

Australia juga telah melalukan investasi dalam pengembangan pendekatan kebijakan dan memajukan debat publik tentang permasalahan non-proliferasi dan pelucutan senjata.

Laporan Komisi Canberra 1996 tentang Penghapusan Senjata Nuklir masih menjadi dokumen rujukan utama – sangat dihargai atas pemikiran yang meyakinkan dan rekomendasi dengan argumentasi yang baik tentang bagaimana meraih cita-cita dunia tanpa senjata nuklir.

Keputusan Pemerintah untuk mendirikan Komisi Internasional tentang Non-proliferasi dan Pelucutan Senjata Nuklir (ICNND) pada September 2008 merupakan tonggak bersejarah dalam rekor Australia yang menonjol. Ini memperlihatkan komitmen Pemerintah untuk memberi prioritas tinggi pada non-proliferasi dan pelucutan senjata nuklir.

Sebagai prakarsa bersama dengan Jepang, pembentukan Komisi tersebut juga mencerminkan sasaran dan kepentingan bersama dua negara kami dalam masalah kebijakan nuklir internasional.

Walaupun Komisi tersebut dibentuk dan didukung oleh Pemerintah Australia dan Jepang, komisi tersebut independen – sangat mandiri. Ketua bersama dan Komisaris lainnya ditunjuk berdasarkan kapasitas pribadi mereka, sebagai pengakuan atas prestasi mereka yang berkaliber tinggi.

Nilai dan kredibilitas ICNND didirikan di atas kemandirian tersebut.

Komisi tersebut meluncurkan laporannya, Penghapusan Ancaman Nuklir, di Tokyo pada 15 Desember 2009, dengan kehadiran Perdana Menteri Rudd dan Perdana Menteri Hatoyama.

Laporan tersebut memenuhi harapan yang meyakinkan dari Pemerintah Australia bahwa Komisi tersebut akan memberi sumbangsih yang substansial terhadap pencapaian cita-cita dunia tanpa senjata nuklir dan dalam jangka pendek, mencapai hasil positif pada Konferensi Kaji Ulang Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT) yang akan diselenggarakan di New York bulan ini, yang dibuka hari ini.

Sebagaimana disampaikan Perdana Menteri Rudd pada peluncuran di Tokyo, laporan tersebut menghadirkan kerangka diskusi dan debat tentang non-proliferasi dan pelucutan senjata nuklir yang penting.

Sekali lagi saya mengucapkan selamat kepada Ketua Bersama ICNND, Profesor Gareth Evans dan Yoriko Kawaguchi, dan tiga belas Komisaris lainnya, atas hasil pembicaraan mereka.

Laporan tersebut dipuji oleh pemerintah, organisasi internasional, lembaga kebijakan, lembaga akademi dan masyarakat madani. Laporan tersebut telah disambut baik sebagai suatu sumbangsih yang menyeluruh, praktis, tepat waktu dan berpengaruh untuk memajukan aksi pada agenda non-proliferasi dan pelucutan senjata nuklir yang menjadi tantangan tersebut.

Laporan tersebut mengingatkan kita kepada ancaman dan risiko senjata nuklir yang ada dan penyebarluasannya lebih lanjut ke negara-negara baru atau teroris, dan kebutuhan untuk mengelola secara hati-hati perkembangan energi listrik sipil.

Laporan tersebut mengusulkan agenda aksi yang menyeluruh, berdasarkan 76 rekomendasi kebijakan dan aksi yang akan dilakukan dalam jangka waktu pendek, menengah dan panjang untuk meraih cita-cita ‘hingga nol’.

Komisi tersebut tidak dibentuk, ataupun laporannya ditulis, untuk mencerminkan kebijakan Pemerintah Australia.

Namun demikian, sebagian besar analisa, agenda aksi dan rekomendasinya sejalan dengan prioritas dan kebijakan non-proliferasi dan pelucutan senjata nuklir Pemerintah.

Rekomendasi non-proliferasi

Tentang keseluruhan strategi dan aksi non-proliferasi yang akan dilakukan, terdapat banyak persamaan antara laporan tersebut dan posisi Pemerintah.

Seperti laporan tersebut, Pemerintah memberi prioritas untuk memperkuat rezim perlindungan dan verifikasi, secara khusus melalui Protokok Tambahan, yang merupakan syarat pasokan untuk uranium Australia.

Kami berupaya untuk memperkukuh kepatuhan dengan dan penegakan NPT, termasuk dengan memastikan agar peran Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa dipenuhi sesuai dengan Piagam PBB dalam kasus suatu negara mengundurkan diri dari NPT.

Pemerintah juga menginginkan IAEA untuk mampu melaksanakan mandatnya secara penuh dan efektif. Kami mengupayakan hal ini melalui keanggotaan Australia dalam Dewan Gubernur IAEA, keterlibatan kukuh dengan seluruh aspek kerja IAEA, dan bekerja sama dengan anggota Dewan Gubernur lainnya untuk memastikan Lembaga ini memperoleh sumber daya yang memadai.

Rekomendasi Pelucutan Senjata

Banyak di antara agenda pelucutan senjata dalam laporan tersebut juga konsisten dengan kebijakan Pemerintah. Kita mempunyai cita-cita yang sama tentang suatu dunia tanpa senjata nuklir.

Guna mencapai cita-cita tersebut, Pemerintah sangat memperhatikan bahwa kebijakan pertahanan Australia mengakui nilai terhadap Australia tentang perlindungan yang diberikan melalui langkah-langkah pencegahan nuklir yang luas di bawah Sekutu AS.

Di bawah ini, sepanjang senjata nuklir masih ada, kita dapat mengandalkan pada kekuatan nuklir AS untuk mencegah serangan nuklir pada Australia.

Pemerintah memberi prioritas, sebagaimana laporan ICNND, pada pelaksanaan Traktat Larangan Uji Coba Nuklir Komprehensif, dan untuk sementara waktu, menjaga moratorium pada uji coba senjata nuklir.

Australia mendorong negosiasi Traktat Potongan Material Fisil (Fissile Material Cut-off Treaty atau FMCT) yang secara efektif dapat diverifikasi (dan, sebelum diputuskan, moratorium tentang produksi bahan fisil untuk digunakan sebagai senjata, maupun pengumuman bahan fisil yang sudah tidak lagi diperlukan untuk tujuan militer, dan penempatannya dalam perlindungan IAEA atau verifikasi sejenis lainnya.

Pemerintah juga menginginkan pengurangan besar-besaran dan yang tidak dapat dibatalkan jumlah senjata nuklir yang dimiliki oleh negara-negara bersenjata nuklir.

Laporan ICNND membuat kasus pengurangan spesifik jumlah yang harus dicapai pada waktu-waktu tertentu, termasuk, ‘titik minimalisasi’ senjata nuklir maksimum global pada 2025.

Manfaat kasus ini – apakah targetnya terlalu banyak atau terlalu sedikit – dapat diperdebatkan. Sementara perdebatan tentang jumlah memiliki nilai dalam memfokuskan perhatian pada pelucutan senjata, Pemerintah memandangnya lebih penting untuk berkonsentrasi pada aksi yang perlu diambil untuk menciptakan kondisi strategis dan politis yang akan mendorong pengurangan besar-besar dan yang tidak dapat dibatalkan.

Dalam konteks ini, kami dengan hangat menyambut baik penandatanganan oleh Presiden Obama dan Presiden Medvedev tentang Traktat Pengurangan Senjata Strategis yang baru pada 8 April, termasuk demonstrasi positif tentang apa yang dapat dicapai ketika ada kemauan politik, dan semangat kerja sama. Kami juga menyambut baik komitmen untuk melanjutkan negosiasi tentang pengurangan lebih lanjut senjata strategis dan taktis, termasuk senjata-senjata yang belum ditempatkan.

Pemerintah mendorong berkurangnya peran senjata nuklir dalam strategi keamanan nasional.

Laporan ICNND merekomendasikan bahwa setiap negara bersenjata nuklir membuat pernyataan ‘tidak akan ada penggunaan pertama’ secara jelas atau, bila tidak siap untuk membuat pernyataan tersebut, menyatakan bahwa tujuan satu-satunya senjata nuklirnya adalan untuk mencegah negara lain menggunakan senjata nuklir terhadap negara tersebut atau sekutunya.

Sebagaimana dinyatakan Pemerintah baru-baru ini dalam menyambut baik Kaji Ulang Postur Nuklir AS (NPR), Amerika Serikat tahu bahwa Australia akan merasa nyaman bila Amerika Serikat akan mencapai sasaran yang telah dinyatakan untuk membuat pencegahan serangan nuklir sebagai tujuan satu-satunya senjata nuklirnya, walaupun NPR mencatat bahwa kerja keras masih dibutuhkan untuk menciptakan kondisi untuk melakukannya dengan aman. Pemerintah juga akan menyambut baik pernyataan tujuan satu-satunya oleh negara-negara bersenjata nuklir lainnya sebagai langkah pengembangan saling percaya.

Pemerintah sepakat dengan laporan ICNND bahwa jaminan keamanan negatif dari negara-negara bersenjata-nuklir ke tak-bersenjata-nuklir harus diperkukuh, dengan keberatan yang lebih kecil dibandingkan dengan jaminan keamanan negatif yang berlangsung kini. Kami gembira bahwa NPR AS mutakhir memberi jaminan yang jelas bahwa Amerika Serikat tidak akan menggunakan atau mengancam menggunakan senjata nuklir terhadap negara-negara tak bersenjata nuklir yang menjadi anggota NPT dan patuh dengan kewajiban non-proliferasi nuklir mereka.

Rekomendasi Energi Nuklir

Berkenaan dengan laporan ICNND tentang dukungan terhadap energi nuklir dan rekomendasi untuk manajemennya, titik awal Pemerintah adalah tidak mendukung listrik nuklir sebagai pilihan energi untuk Australia.

Namun demikian Pemerintah mengakui bahwa beberapa negara lain akan memilih listrik nuklir untuk membantu memenuhi kebutuhan energi mereka. Sebagai pemasok utama uranium, Australia mempunyai tanggung jawab untuk membantu memastikan perkembangan energi nuklir berlangsung dalam kerangka non-proliferasi yang efektif. Kami akan terus bekerja, dalam forum multilateral dan kawasan dan secara bilateral, guna memperkukuh perlindungan, keselamatan dan keamanan rezim nuklir.

Kami memandang laporan tersebut mempunyai rekomendasi yang bermanfaat untuk menangani risiko proliferasi yang dapat dikaitkan dengan perkembangan industri nuklir sipil.

Pihak-pihak Non-NPT

Laporan ICNND juga mempertimbangkan status negara-negara bersenjata nuklir yang tidak menjadi anggota NPT.

Pemerintah terus mendukung tujuan universalisasi NPT. Kami sepakat dengan laporan tersebut, bahwa segala upaya harus dilakukan untuk memasukkan negara-negara non-NPT ke dalam mekanisme non-proliferasi dan pelucutan senjata yang ada dan masa depan.

Tentang masalah akses mereka ke bahan dan teknologi nuklir, Kebijakan Pemerintah dari dulu adalah untuk memasok uranium Australia dan bahan dan teknologi nuklir hanya ke anggota NPT saja.

Konferensi Kaji Ulang NPT

Saya akan menghadiri sesi pembukaan Konferensi Kaji Ulang NPT untuk menyampaikan pernyataan nasional Australia hari ini, Senin 3 Mei.

Bukti kuat non-proliferasi dan pelucutan senjata Australia, dan momentum positif yang dihasilkan dari Komisi tersebut dan laporannya, akan membantu Australia memainkan peran yang membangun dalam Konferensi Kaji Ulang tersebut.

Bersama dengan Jepang, Australia telah menyerahkan Paket Langkah-Langkah Pelucutan dan Non-Proliferasi Nuklir yang Praktis ke Konferensi tersebut.

Kami dan Jepang juga telah memfasilitasi laporan ke Konferensi, sebagai usulan dari Komisi tersebut, Laporan ICNND yang berisi pernyataan dua-puluh poin tentang ‘Konsensus Internasional yang Baru tentang Aksi Pelucutan Senjata Nuklir’.

Kami percaya bahwa Paket Bersama tersebut, dan pernyataan ICNND, akan memberi sumbangsih yang bernilai pada Konferensi tersebut.

Kesimpulan

Hari ini saya akan menghadiri acara tambahan dari Konferensi Kaji Ulang NPT. Acara tersebut akan dihadiri oleh Menteri Luar Negeri Jepang Tetsuro Fukuyama dan Ketua Bersama ICNND Profesor Gareth Evans dan Yoriko Kawaguchi.

Komisi tersebut akan melakukan pertemuan terakhir pada awal Juli di Wina. Komisi tersebut akan bertemu dengan kesadaran telah membuat sumbangsih sangat substansial untuk memajukan baik debat maupun aksi dalam menggapai sasaran non-proliferasi dan pelucutan senjata nuklir. Sekali lagi saya berterimakasih kepada Ketua Bersama dan rekan Komisaris mereka atas karya yang bernilai yang telah mereka lakukan.

Pemerintah Australia akan, sesuai dengan kerangka kebijakan kami, terus memainkan peran yang membangun dan aktif dalam memberi advokasi dan penerapan agenda aksi komprehensif laporan tersebut.