Kedutaan Besar Australia
Indonesia

Pidato Menteri Pertahanan Australia

Arsip

THE HON. JOEL FITZGIBBON MP
Menteri Pertahanan Australia

Pidato

Lembaga Ketahanan Nasional
Jakarta, Indonesia

18 SEPTEMBER 2008

Periksa dengan pidato yang dibawakan

Pembawa Pidato: THE HONOURABLE JOEL FITZGIBBON MP

  • Gubernur Muladi, staf Lemhannas, para peserta kursus dan tamu yang terhormat.
  • Merupakan kegembiraan yang besar bagi saya untuk bisa berbicara dengan anda hari ini tentang ‘Tantangan Pertahanan Australia di Lingkungan Keamanan Kontemporer’.
  • Australia dan Indonesia telah menjadi mitra kerja sama yang erat selama bertahun-tahun; sejatinya, hal ini telah berlangsung sejak Australia mendukung kemerdekaan Indonesia dari Belanda pada 1940an.
  • Pemerintah Australia bertekad untuk memperkuat dan mempertahankan hubungan bilateral dalam jangka panjang. Ini sangat pokok bagi kita berdua sebagai tetangga, yang sama-sama menghadapi tantangan keamanan yang menjadi keprihatinan bersama, seperti keamanan maritim, terorisme dan stabilitas kawasan.
  • Lemhannas, dan peran pentingnya dalam mempersiapkan pemimpin senior melalui pendidikan, sudah ternama di Australia. Seperti fungsi primer lembaga anda menunjukkan: bidang kritis dimana kita dana mempertahankan dan mengembangkan hubungan bilateral kita pada tahun-tahun mendatang.
  • Perdana Menteri Australia Kevin Rudd telah menekankan pentingnya pendidikan, khususnya peningkatan kajian Asia di Australia. Guna mencapai sasaran ini, kita perlu meningkatkan hubungan antara lembaga pendidikan Australia dan kawasan.
  • Kedua pemerintah kita mengakui ini sebagai upaya kerja sama yang penting bagi kedua negara kita, yang akan memperkukuh kemampuan kita untuk saling memahami dan belajar bersama, dan menghadapi tantangan di masa depan sebagai mitra.
  • Organisasi Pertahanan Australia banyak memberikan banyak sumbangsih di bidang ini, tidak hanya melalui aneka ragam kesempatan pendidikan dan pelatihan yang luas yang ditawarkan kepada TNI dan Dephan, namun juga melalui kerja sama dengan lembaga-lembaga seperti Lemhannas.
  • Mungkin menarik untuk anda ketahui bahwa tekad Australia untuk terlibat dengan Lemhannas tercermin dalam beberapa bidang kerja sama. Misalnya:
    • Bulan Oktober yang lalu Gubernur Muladi menandatangani Nota Kesepahaman antara Lemhannas dan Kolese Pertahanan Australia. Nota tersebut menjadi dasar kerja sama pendidikan yang lebih erat antara kedua lembaga tersebut, termasuk kunjungan staf dan peserta kursus serta pertukaran informasi tentang metode pendidikan;
    • Bulan November mendatang, kami akan mengirim sejumlah dosen tamu untuk memberikan presentasi tentang sejumlah topik menarik dalam program Magister Manajemen Pertahanan Lemhannas.
    • Setiap tahun Pusat Kajian Pertahanan dan Strategis Australia berkunjung ke Lemhannas sebagai bagian penting program akademis tahunannya; dan
    • Tahun depan, Australia akan mengirim seorang perwira untuk ambil bagian dalam Kursus Reguler Lemhannas – untuk pertama kali kursusnya terbuka bagi mitra-bangsa.
  • Keterlibatan dengan Lemhannas merupakan cermin keluasan dan kedalaman hubungan pertahanan bilateral kita, saya akan kembali ke topik ini nanti.
  • Namun pertama-tama, perkenankan saya untuk berbicara kepada anda tentang pandangan Pemerintah Australia tentang lingkungan keamanan mutakhir dan kepentingan strategis kita.
  • Seperti saya sebutkan sebelumnya, kepentingan Australia terpusat pada terwujudnya lingkungan yang stabil dan aman, khususnya di kawasan kita.
  • Seperti Indonesia, Australia saat ini tidak menghadapi ancaman militer konvensional, dan kami kemungkinan besar tidak akan menghadapi tantangan seperti itu dalam jangka pendek. Namun Angkatan Pertahanan Australia harus tetap siaga untuk menghadapi sejumlah ketidakpastian dan tantangan keamanan yang lebih luas.
  • Perubahan lingkungan keamanan menghadirkan sejumlah tantangan Pertahanan di Australia. Tidak hanya dalam hal bagaimana kita mengembangkan dan mengirim angkatan pertahanan dalam lingkungan ini, namun juga dalam hal bagaimana kita mengelola sumber daya kita dan membuat rencana untuk masa depan.
  • Ini sesuatu yang sedang kami lakukan melalui pengembangan Buku Putih Pertahanan kami, yang sedang dipersiapkan and akan diluncurkan pada awal 2009.
  • Banyak kepentingan strategis kami secara garis besar mirip dengan Indonesia – menjaga keamanan bangsa kita dan rakyat kita dari serangan, dan mencegah ancaman serangan dan paksaan oleh angkatan bersenjata. Keamanan maritim dan terorisme juga merupakan tantangan penting terhadap kedua negara.
  • Perubahan iklim, keamanan energi dan, khususnya relevan untuk Australia, pasokan air akan menjadi masalah yang makin penting bagi banyak negara untuk dipecahkan.
  • Untuk seluruh kawasan, bencana alam akan terus menjadi tantangan, seperti yang telah sering kita lihat di masa lalu.
  • Guna menghadapi tantangan yang berasal dari lingkungan keamanan internasional, pendekatan Pemerintah Australia memiliki tiga pilar – keterlibatan kawasan yang lebih mendalam, partisipasi aktif dalam forum multilateral, seperti PBB,dan persekutuan kami dengan Amerika Serikat.
  • Sudah jelas dengan sendirinya bahwa lingkungan kawasan yang bersahabat, damai dan stabil menjadi kunci kemakmuran masa depan Australia dan Indonesia. Australia tetap memiliki komitmen kuat terhadap forum-forum yang menghadirkan negara-negara Asia-Pasifik untuk bersama-sama memusatkan perhatian pada tantangan keamanan, termasuk ASEAN Regional Forum dan APEC. Dan kami adalah pendukung kuat peran yang dimainkan ASEAN dalam mendukung keamanan dan stabilitas kawasan.
  • Saya yakin Indonesia, sebagai anggota Dewan Keamanan, bersama-sama kami menghargai peran penting Perserikatan Bangsa-bangsa.
  • PBB merupakan forum penting bagi kita untuk melakukan kerja sama dengan bangsa-bangsa yang sehaluan; mengembangkan pendekatan kerja sama dalam sistem international yang taat hukum untuk menghadapi tantangan-tantangan keamanan.
  • Sudah jelaslah bahwa dukungan kami kepada PBB sama sekali tidak mengurangi nilai hubungan bilateral kita. Hubungan bilateral merupakan unsur penting dan perlu dalam sistem internasional dalam mana kita bekerja sama.
  • Namun masalah dan tantangan yang kita hadapi kini – terorisme, kejahatan lintas-batas, pandemi, pemanasan global, misalnya – tidak peduli dengan perbatasan dan tidak selalu masuk secara jelas dalam kerangka hubungan yang ada – bencana alam di Birma baru-baru ini merupakan contoh yang jelas.
  • Persekutuan Australia dengan AS merupakan batu penjuru kebijakan keamanan kami. Kami percaya Amerika Serikat mempunyai peran penting untuk dimainkan di kawasan kita dan kami yakin keterlibatan AS mendorong stabilitas kawasan yang makin besar.
  • Australia juga berkomitmen untuk terlibat secara lebih dalam dengan sahabat-sahabat kami di seluruh kawasan Asia-Pasifik, termasuk Indonesia.
  • Hubungan antara Australia dan Indonesia, sayangnya, terlalu sering dihubungkan oleh media massa dengan dampak terorisme pada kedua negara kita. Baik Australia maupun Indonesia kehilangan warga pada serangan 11 September. Dan sejak saat itu, lebih banyak lagi warga Indonesia dan Australia yang kehilangan nyawa di serangan di Bali dan Jakarta.
  • Dan sementara media massa umumnya senang memusatkan perhatian pada terorisme yang digunakan sebagai prisma untuk menilai hubungan tersebut, saya kira mereka belum berbuat cukup banyak untuk mengakui apa yang telah tercapai dalam upaya penanggulangan terorisme tersebut.
  • Keberhasilan luar biasa Pemerintah Indonesia dalam menangkap lebih dari 440 orang dan memejahijaukan lebih dari 200 orang dalam kasus yang berhubungan dengan terorisme merupakan suatu hal yang belum pernah terjadi sebelumnya. Australia memuji keberhasilan ini, yang merupakan sumbangsih langsung pada peningkatan stabilitas dan keamanan di kawasan.
  • Departemen Pertahanan memberikan sumbangsih pada upaya penanggulangan terorisme melalui hubungan antara Komando Operasi Khusus kami dan Satuan 81 Penanggulangan Teror Kopassus, yang mencakup latihan tahunan, dialog kepemimpinan senior dan pertukaran tingkat staf.
  • Namun penanggulangan terorisme hanyalah salah satu bagian dari hubungan pertahanan kami dengan Indonesia – ini penting, namun tidak mencerminkan keluasan dan kedalaman kerja sama keamanan antara Australia dan Indonesia.
  • Traktat Lombok, berlaku setelah dilakukan penandatanganan pada Februari oleh para Menteri Luar Negeri kita, merupakan perkembangan penting dalam kerja sama pertahanan bilateral antara Australia dan Indonesia.
  • Traktat tersebut imbang, berpandangan jauh ke depan dan terfokus secara praktis dan akan membantu memperluas kerja sama bilateral dan pertukaran dalam hal-hal yang mempengaruhi keamanan kita bersama.
  • Secara khusus, Traktat tersebut memberi kerangka yang bernilai untuk pengembangan hubungan pertahanan bilateral di masa depan. Sebagai Menteri Pertahanan, saya menantikan dengan gembira kemajuan dalam bidang-bidang kunci kerja sama antara Australia dan Indonesia, termasuk keamanan maritim, penjagaan perdamaian, bantuan bencana dan reformasi serta tata kelola pemerintahan.
  • Perkenankan saya menyinggung beberapa kegiatan di bidang-bidang ini.
  • Keamanan maritim merupakan bagian penting program kita, khususnya mempertimbangkan bahwa lebih dari 50% perdagangan kami melakukan transit melalui perairan anda. Sebagai negara kepulauan, saya mengerti bahwa keamanan maritim juga sangat penting bagi Indonesia.
  • Kerja sama keamanan maritim kita mencakup latihan kapal patroli bilateral, dan latihan pengawasan maritim yang melibatkan pesawat patroli. Kita juga mengembangkan prosedur untuk melakukan patroli terkoordinasi dengan Angkatan Laut Indonesia. Melalui penjadwalan patroli yang efektif dan pertukaran informasi tentang pengawasan, kita akan saling membantu lebih baik lagi dalam memerangi ancaman keamanan maritim.
  • Melalui Komando Penjaga Perbatasan Australia, negara kita bekerja sama untuk mencegah penangkapan ikan secara gelap yang merusak stok ikan.
  • Kerja sama ini tercapai secara nyata dan praktis, termasuk melalui patroli perikanan bersama. Australia dan Indonesia juga tukar-menukar informasi tentang gerakan kapal laut di perbatasan dengan komunikasi antara Komando Utara Australia dan komando-komando daerah Indonesia.
  • Seperti Australia, Indonesia juga memiliki sejarah panjang yang membanggakan dalam memberikan sumbangsih pada keamanan global melalui partisipasi dalam operasi perdamaian - dari penempatan Garuda yang pertama di Sinai pada 1957 hingga penempatan tentara Indonesia di Libanon kini.
  • Australia gembira mendukung Pusat Penjagaan Perdamaian TNI dengan kegiatan seminar dan pelatihan. Akhir tahun ini, kita akan bekerja sama untuk menentukan bidang-bidang kunci kerja sama melalui analisa kebutuhan. Kerja sama antara Australia dan Indonesia di bidang ini memungkinkan kita untuk berbagi pelajaran yang telah diperoleh dari pengalaman luas kita dalam operasi penjagaan perdamaian.
  • Kerja sama pemberian bantuan bencana alam antara Australia dan Indonesia tidak memerlukan penjelasan. Operasi kemanusiaan terbesar Angkatan Pertahanan Australia (ADF) dalam sejarahnya adalah dalam mendukung operasi pemberian bantuan bencana TNI, setelah bencana tsunami Samudera Hindia 2004.
  • Tragedy tersebut menyatukan angkatan bersenjata kita dalam suatu contoh kerja sama yang luar biasa, yang juga secara jelas memperlihatkan nilai investasi jangka panjang dalam hubungan pertahanan.
  • ADF juga memberikan bantuan kepada penduduk Kepulauan Nias setelah gemba bumi hebat pada Maret 2005. Pada operasi bantuan inilah sembilan anggota ADF gugur dalam kecelakaan helikopter di Nias. ADF tidak akan pernah melupakan penghormatan yang diperlihatkan oleh Pemerintah Indonesia dan penduduk Nias kepada mereka yang gugur.
  • Upaya pemberian bantuan ini telah memperdalam kerja sama antara Indonesia dan Australia dalam aspek militer manajemen bencana.
  • Terakhir, pada Mei 2008, kita bersama-sama menyelenggarakan latihan simulasi pemberian bantuan Forum Regional ASEAN (FRA) di Jakarta, dengan harapan kita akan lebih siap lagi dalam memberikan tanggapan dan menyelamatkan nyawa ketika tugas memanggil kita lagi.
  • Prosedur yang dibicarakan pada latihan simulasi tersebut telah berkembang menjadi seperangkat pedoman strategis yang bertujuan membantu mengkoordinasikan upaya pemberian bantuan regional di antara anggota ARF. Terutama, AS dan Filipina tengah berupaya menjadi tuan rumah kegiatan pemberian bantuan bencana yang praktis guna membangun di atas landasan kerja tersebut melalui ARF tahun depan.
  • Australia dan Indonesia akan berupaya mengadakan kerja sama lebih lanjut bidang ini melalui pelatihan medis dalam menghadapi situasi bencana, kursus pengelolaan tanggap bencana, peningkatan kerja sama logistik dan perencanaan ke arah pelaksanaan pemberian bantuan bencana bilateral di masa mendatang.
  • Sebagaimana saya sampaikan sebelumnya, bidang penting kerja sama bilateral yang dapat kita pertahankan dan bangun adalah melalui pendidikan dan pelatihan. Ini adalah upaya kooperatif kunci antara kedua negara kita yang akan memperkuat kemampuan kita untuk memahami satu sama lain dan belajar bersama, serta untuk menghadapi tantangan masa depan sebagai mitra.
  • Pendidikan dan pelatihan tidak hanya menguntungkan mereka yang mengikuti kursus. Pendidikan dan pelatihan tersebut membuka kesempatan kepada personil pertahanan kita untuk menyaksikan sudut pandang yang berbeda mengenai masalah keamanan regional. Ini membangun hubungan personil yang dapat membawa hubungan lebih lanjut di masa depan.
  • Tata kelola pemerintahan adalah wilayah kerja sama yang sangat penting. Australia sendiri sedang mendalami pelajaran tentang tata kelola pemerintahan dan front reformasi, dan kami ingin berbagi pelajaran yang kami peroleh dengan Indonesia. Reformasi adalah proses terus menerus, dan sesungguhnya Departemen Pertahanan terus-menerus mencari perbaikan selama lebih 30 tahun terakhir.
  • Sementara publik Australia bangga dengan prestasi yang diraih pria dan wanita Angkatan Pertahanan Australia (ADF) dalam menjalankan tugas selama bertahun-tahun, publik juga kritis terhadap bagaimana kami mengelola salah satu bisnis terbesar di Australia.
  • Ini mencakup pengelolaan pengadaan kapabilitas baru, jumlah personel dan masalah keuangan. Namun masalah tata kelola pemerintahan juga mencakup pengembangan kebijakan strategis, hukum militer dan keadilan yang efektif, serta pengembangan kepemimpinan.
  • Angkatan pertahanan yang memiliki fungsi tata kelola pemerintahan yang kuat dan akuntabilitas akan lebih siap untuk menghadapi tantangan keamanan dan mendukung lembaga-lembaga pemerintah sendiri. Mereka juga membuat kita lebih efektif dalam membantu mitra kita dalam menangani masalah keamanan kawasan.
  • Angkatan Pertahanan Australia bekerja sama erat dengan Dephan dan TNI dalam berbagai prakarsa tata kelola pemerintahan untuk membantu proses reformasi di Indonesia.
  • Baru-baru ini, kami telah melaksanakan seminar bersama tentang pengembangan kebijakan strategis, hukum operasi militer, pengembangan kemampuan dan pengelolaan keuangan. Kami juga telah menawarkan beasiswa bagi staf TNI dan Dephan untuk belajar di tingkat S-2 di universitas-universitas Australia dalam berbagai bidang pendidikan yang berhubungan dengan pertahanan.
  • Sebagaimana yang dapat anda saksikan, hubungan pertahanan antara Australia dan Indonesia sangat luas. Traktat Lombok menunjukkan tingkat kedewasaan baru hubungan tersebut.
  • Dan Australia dan Indonesia sedang menyelesaikan Kesepahaman Bersama tentang Kerja Sama Pertahanan yang akan mengidentifikasi sejumlah prioritas bersama untuk keterlibatan dalam beberapa tahun mendatang.
  • Saya gembira menyaksikan hubungan pertahanan Australia-Indonesia terus berkembang dengan cara yang kooperatif dan produktif ini.
  • Dalam diskusi kami pagi ini, Menteri Sudarsono dan saya mencatat kemajuan dalam hubungan tersebut, termasuk peluang-peluang baru untuk kerja sama.
  • Kami ingin menindaklanjuti kerja sama dalam bidang-bidang kunci yang akan meningkatkan kemampuan TNI dan mendukung peran Dephan yang semakin penting dalam bidang pembuatan keputusan seperti kemampuan dan perencanaan pengadaan, pengelolaan keuangan dan pengembangan kebijakan strategis.
  • Australia dan Indonesia sama-sama memiliki sumber daya yang terbatas, sehingga penting sekali kita memiliki pengertian yang jelas mengenai prioritas dan sasaran hubungan ini, guna memaksimalkan investasi kita.
  • Dr Sudarsono menggambarkan hubungan ini dengan baik ketika mengatakan, “Kami ingin bantuan Australia yang ’on tap’ (siap) untuk Indonesia, bukan ’on top’ (di atas).” Kami bukan ahli dalam hal bagaimana memposisikan Dephan dan TNI di masa depan, tapi Indonesia ahli. Kami berharap dengan cara saling berbagi pengalaman, kami dapat membantu Dephan dan TNI mencapai maksud dan tujuan mereka.
  • Bidang kerja sama khusus lainnya yang ingin kami perluas adalah perencanaan pengadaan dan pengembangan kemampuan, terutama dalam hal hubungan dengan industri pertahanan setempat.
  • Seperti halnya Indonesia, Australia ingin mempunyai industri pertahanan setempat yang sehat dan mampu mendukung kebutuhan-kebutuhan pertahanan. Namun industri-industri ini harus mampu berdiri sendiri.
  • Defence Material Organisation adalah pengelola proyek terbesar di Australia dan hal ini membutuhkan keterampilan tinggi guna mengelola pengembangan kemampuan usulan dan pengembangan rencana pengadaan untuk mendukung kemampuan baru selama masa beroperasi, termasuk personil, suku cadang dan biaya operasi.
  • Ini adalah upaya yang perlu waktu bertahun-tahun bagi Angkatan Pertahanan Australia. Dan setiap proyek besar memberikan pelajaran yang semakin banyak bagi kami untuk terus memperbaiki proses. Ketika saya mengatakan pengalaman Australia adalah ”on tap” untuk Indonesia, untuk kerja sama industri Pertahanan, kami sesungguhnya dapat menawarkan air terjun yang deras.
  • Kerja sama kami dengan Lemhanas melalui Nota Kesepahaman (MOU) adalah contoh lain bagaimana hubungan pertahanan tersebut akan berkembang di masa depan. Peserta kursus Australia dan Indonesia akan dapat berbagi pandangan mengenai perkembangan strategis melalui kunjungan dan dosen tamu.
  • Saya telah mengundang Gubernur Muladi untuk berkunjung ke Australia tahun depan untuk memberikan kuliah pada Pekan Indonesia – mahasiswa Australia dan luar negeri yang belajar di Pusat Kajian Pertahanan dan Strategis akan dapat belajar tentang sudut pandang Indonesia mengenai perkembangan strategis.
  • Dan peserta pertama Australia pada Kursus Reguler Lemhannas ini akan dapat mengerti isu-isu ini dalam sudut pandang berbeda, sementara berbagi pandangan mengenai kepentingan keamanan Australia. Belum lagi hubungan pribadi yang akan dapat mereka bangun selama tinggal di Indonesia.
  • Dalam waktu yang singkat hari ini, saya baru menyentuh permukaan hubungan pertahanan antara Australia dan Indonesia serta tentang visi bersama yang dimiliki Menteri Sudarsono dan saya tentang arah hubungan ini.
  • Kita memiliki peluang-peluang baru untuk meningkatkan kerja sama dan kemitraan kita yang menyentuh kepentingan kita berdua.
  • Traktat Lombok dan Pernyataan Kesepahaman Bersama mewakili sebuah rencana masa depan yang akan memungkinkan kita untuk menjalankan transformasi tersebut bersama-sama.
  • Terima kasih.