Kedutaan Besar Australia
Indonesia

Radio Script - Profil Alumni Australia Profesor Dr Sangkot Marzuki

Transkrip program Radio Kookaburra:
Profil Alumni Australia Profesor Dr Sangkot Marzuki

Pengantar: Mubarok, Kedutaan Besar Australia
Pembicara: Profesor Sangkot Marzuki, Direktur Lembaga Eijkman Institute, Jakarta

Download file MP3


 

MUBAROK: Pakar unggulan Indonesia dalam bidang biologi dan genetika molekul menerima penghargaan tertinggi dari Pemerintah Australia.

Profesor Dr Sangkot Marzuki dinobatkan sebagai Anggota Kehormatan Order of Australia atas jasa-jasanya yang tidak pernah surut kepada hubungan Australia-Indonesia melalui kolaborasi ilmiah dan dalam mempromosikan pendidikan tinggi Australia di Indonesia.

Order of Australia adalah penghargaan tertinggi dalam sistem pemberian penghormatan Australia yang diberikan kepada seseorang atas jasa dan prestasi yang luar biasa.

Usai acara penyematan medali kehormatan oleh Duta Besar Australia, Bill Farmer, pada perayaan Hari Australia di Jakarta, Profesor Marzuki mengatakan sangat bangga memperoleh penghargaan tertinggi ini.

PROFESOR DR SANGKOT MARZUKI: Mendapat penghargaan ini tentunya sangat, sangat menyenangkan, sangat bangga begitu ya, karena saya nggak menyangka saya akan dapat ini. Saya meninggalkan Australia tahun 1992.

MUBAROK: Profesor Marzuki lahir di Medan pada 1944, menyelesaikan pendidikan sarjana di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada 1968, memperoleh gelar master dari Mahidol University, Bangkok, Thailand, pada 1971 dan gelar doktor di bidang Biokimia dari Monash University, Australia, pada 1976.

Sejak itu, Profesor Marzuki menetap di Australia sebagai staf pengajar di Monash University, Melbourne, Australia. Selama 17 tahun ia membangun kelompok riset dengan reputasi internasional di universitas tersebut.

Profesor Marzuki kembali ke Indonesia pada tahun 1992 atas undangan Profesor Dr. Ing. B.J. Habibie untuk memimpin pembukaan kembali Lembaga Eijkman dan pengembangannya sebagai lembaga penelitian biologi molekul.

Hingga saat ini, sudah banyak kolaborasi yang dilakukannya bersama para pakar Australia, termasuk kolaborasi dalam penelitian wabah penyakit malaria.

PROFESOR DR SANGKOT MARZUKI: Kalau sekarang ini kita pada pendidikan. Kita misalnya ada program master di mana student-student nya itu bekerja di lembaga Eijkman, tapi kemudian mendapat gelarnya itu dari Monash University di Australia. Kita cetak beberapa doktor misalnya, untuk universitas di Australia.

Dengan Sydney University kita mulai membangun hubungan juga dalam forensik misalnya. Jadi banyak sekali sebetulnya.

MUBAROK: Profesor Marzuki mengatakan, kerja sama dalam bidang sains dan teknologi antara Australia dan Indonesia harus terus ditingkatkan, karena manfaatnya yang sangat besar bagi kehidupan ummat manusia.

PROFESOR DR SANGKOT MARZUKI: Science and technology itu pertama netral, kedua berguna, ya kan? Jadi itu tidak ada friksi di situ. Kita bisa bekerja bersama-sama di luar dari pada cultural gap ini. Jadi segala macam perbedaan pendapat, perbedaan politik segala macam, itu nggak laku kalau kita sudah berbicara science and technology. Kan kita membangun sesuatu untuk kemanusiaan, untuk human kind ya.

MUBAROK: Menurut Profesor Marzuki, Indonesia menempati posisi yang kompetitif di Asia dalam bidang sains dan teknologi sebelum terjadi krisis keuangan pada 1998. Kini Indonesia harus mengejar ketinggalannya.

PROFESOR DR SANGKOT MARZUKI: Dalam bidang saya, bidang genomics, bidang molecular biology, kita cukup tinggi waktu itu. Tapi kemudian kita kan, dunia tidak menunggu kita. Kita lagi ramai, ribut soal financial crisis, ada social crisis, ada political crisis, kita ditinggal. Sekarang kan kita harus mengejar kembali.

Nah, kesempatan-kesempatan ini yang kita harus pakai untuk mengejar kembali ini. Dan Australia itu salah satu dari pada negara, ilmuwan-ilmuwan nya itu terbuka, terbuka dan friendly dan tidak macam-macam. Kalau kita bilang bahasa Jawa itu, tidak neko-neko gitu ya. Itu mereka straight forward, kalau mereka suka, dia suka, nggak suka, ya nggak suka. Itu bagusnya.

Jadi sebenarnya kalau bisa kita tingkatkan kerja sama science and technology dengan Australia, it’s very, very good.

MUBAROK: Profesor Dr Sangkot Marzuki adalah warga Indonesia, alumni Australia berprestasi tinggi, sangat berjasa bagi kemajuan kedua negara dan layak mendapat penghargaan tertinggi.

Warga Indonesia sebelumnya yang dianugerahi penghargaan sebagai Anggota Kehormatan Order of Australia termasuk Hartarto Sastrosoenarto pada 1992, Ali Alatas pada 1995 dan Frans Seda pada 1999.

[Kookaburra tune]

Terima kasih kepada anda yang telah menjawab quiz SMS tentang tahun pertama perayaan Hari Australia. Jawaban yang benar adalah tahun 1901, dan pemenangnya adalah: EKANIGTYAS CANDRI dari Cilacap, INDAH PURNAMA dari Bandung, HARYADI dari Purwakarta, IDRUS dari Lampung dan LISTIOWATI dari Yogyakarta.

Pertanyaan quiz untuk periode ini adalah sebagai berikut: Siapakah aktris terbaik Australia peraih Academy Award 2002 dalam film the Hours? A. Nicole Kidman B. Kylie Minogue

Jawaban dikirim melalui SMS ke 08 111 492 452 dengan format: Jawaban, Nama, Usia, Pekerjaan dan Alamat anda.

Jawaban ditunggu hingga 28 Maret 2010 dan akan diundi. Pemenang akan mendapatkan bingkisan dari Kedutaan Besar Australia.

Februari 2010
RS100208