Australia Hadir di Makassar
Oleh Paul Grigson
Tahun depan Australia akan membuka misi diplomatik ketiganya Indonesia – di Makassar - pintu gerbang utama ke wilayah Indonesia timur.
Makassar, dengan posisinya yang membuat iri semua karena langsung berhadapan dengan Selat Makassar, merupakan pilihan yang nyata bagi Australia untuk misi diplomatik and perdagangan di luar Jakarta dan Bali.
Dengan laju pertumbuhan ekonomi sebesar 7.6 persen, dibandingkan dengan 5 persen untuk wilayah lain di Indonesia, Makassar menjadi kota yang paling diincar untuk investasi, khususnya dalam sektor-sektor yang terus berkembang seperti pertanian, manufaktur dan pelayanan hospitality.
Baru seminggu lalu sebanyak 360 pebisnis Australia bertandang ke Indonesia dalam rangka peluncuran Pekan Bisnis Indonesia Australia yang dipimpin langsung oleh Menteri Perdagangan dan Investasi Australia Andrew Robb. Selain Jakarta, para pelaku bisnis ini juga mengunjungi Bali dan Makassar dalam rangka mencari kemitraan bisnis dan peluang-peluang untuk berinvestasi. Delegasi yang berkunjung ke Makassar sangat terkesan dengan kerja-kerja yang dilakukan untuk memodernisir kota, membangun koridor-koridor transportasi baru, dan mengambil manfaat dari posisi geografis yang unik, antara Australia Utara, Kalimantan, Papua Nugini, dan kota-kota besar di Indonesia bagian timur.
Australia merupakan sumber impor terbesar kedua untuk Sulawesi Selatan dengan barang-barang senilai 135.6 juta dollar Amerika. Beberapa perusahaan Australia telah beroperasi di provinsi ini, bermitra dengan perusahaan-perusahaan Indonesia, menikmati sumberdaya alam yang berlimpah dan sumberdaya manusia yang ditawarkan oleh wilayah ini.
Perusahaan penyedia layanan konstruksi PT Vale Indonesia dan One Asia Resources Limited, di Kabupaten Luwu, yang mengeksplorasi deposit emas memberi kesempatan kerja bagi masyarakat setempat dan menjadi bukti nyata untuk potensi kemitraan antara perusahaan-perusahaan Australia dan Indonesia.
Interflour, (Eastern Pearl), pabrik pengolahan tepung terbesar ke-empat di dunia, merupakan kisah sukses lain dari kemitraan Australia-Indonesia. Dikelola oleh Australia, mengolah gandum dari Australia, perusahaan Indonesia ini memegang pasar kedua terbesar untuk konsumsi tepung terigu di Indonesia and ekspor ke Filipina.
Kehadiran perusahaan besar juga memungkinkan terjadinya alih kepakaran dan pengetahuan bagi angkatan kerja setempat. Konsulat Jenderal Australia yang baru akan siap memfasilitasi lalulintas ide, orang dan produk.
Namun, hubungan perdagangan dan warga-dengan-warga antara Makasar dan Australia sudah terjalin berabad-abad lampau. Sejak tahun 1700an, masyarakat nelayan di Sulawesi Selatan sudah menempuh perjalanan laut untuk mencapai Australia bagian utara dan bahkan menikah, berkeluarga di wilayah-wilayah pesisir kedua negara membentuk komunitas dan tautan antara kedua budaya antara Makassar dan Aborijin melintasi dua benua.
Sehingga sudah saatnya jika dalam kunjungan saya pada minggu ini, yang merupakan satu kehormatan yang besar bagi saya untuk menyerahkan Batik Yirrkala kepada masyarakat Makassar melalui Walikota Makassar Bapak H. Mohammad Ramdhan Pomanto. Batik tersebut merupakan hadiah untuk warga Makassar dan akan menjadi koleksi Museum Kota Makassar yang saat ini sedang direnovasi.
Batik ini mengisahkan interaksi yang telah berlangsung selama berabad-abad antara masyarakat Yolngu dari Daratan Arnhem di Australia Utara dan para pedagang dari Makassar. Desain batik ini disadur dari lukisan kulit kayu dari Pusat Kesenian Yirrkala yang merupakan karya dari seniman sepuh Nawurapu. Seniman ini memiliki hubungan nenek moyang dengan Makassar dan segitiga-segitiga di dalam motif batik ini bermakna para pedagang tripang "merah yang melepas sauh dan berlayar".
Konsulat Jenderal Australia diharapkan akan mulai beroperasi di Makassar pada pertengahan 2016. Kami sungguh menantikan untuk menjadi bagian dan masyarakat Makassar dan membantu membangun koneksi yang lebih baik dalam bidang budaya, pendidikan, bisnis dan investasi antara Australia dan Indonesia bagian timur Indonesia.
H.E. Paul Grigson adalah Duta Besar Australia untuk Indonesia.