Kedutaan Besar Australia
Indonesia

Finalis Penghargaan Alumni Australia 2009

Finalis Penghargaan Alumni Australia 2009

Penghargaan Alumni Australia Untuk Pemuda Berprestasi

Alex Hansel Simanjuntak
Setelah menyelesaikan sekolah di Carey Baptist Grammar, Alex Hansel Simanjuntak meraih gelar Bachelor of Arts (mengambil jurusan Media dan Komunikasi) dari Universitas Monash pada tahun 2005. Setelah lulus ia menghabiskan waktu dengan bekerja di Melbourne, sebelum kembali ke Jakarta pada tahun 2006 untuk menjadi editor Indonesia pertama di majalah Jakarta Java Kini. Memegang peran sebagai majalah kota Jakarta untuk sekian lama, Jakarta Java Kini menyoroti gaya hidup dan kegiatan waktu senggang para ekspatriat dan orang Indonesia yang tinggal di Jakarta. Jakarta Java Kini dipandang sebagai majalah hiburan, gaya hidup dan budaya terkemuka Indonesia.

Sebagai Editor Java Kini, Alex mengelola seluruh tim editorial dan juga bagian pemasaran, promosi dan desain. Belakangan ini ia melakukan perubahan format majalah ini agar tampil lebih modern dan lebih baik dan membuatnya lebih dapat diakses, lebih menarik dan lebih menyenangkan bagi pembaca. Alex telah membuktikan diri sebagai sumber inspirasi yang hebat bagi generasi muda media dan memberi dampak signifikan pada industri media dan seni dalam waktu yang sangat singkat.

Justina Setiawan
Justina Setiawan meraih gelar Bachelor of Business dalam bidang Manajemen Hotel dan Resor Internasional dari University of South Australia pada tahun 2005. Justina juga menerima Penghargaan Siswa Tahun Ini selama tiga tahun berturut-turut dari Le Cordon Blue di Adelaide dan selama masa tinggalnya di Australia mencari pengalaman berharga di berbagai restoran di Melbourne dan Sydney.

Pada tahun 2007, Justina kembali ke Jakarta untuk memulai perjalanan wirausahanya dengan mendirikan usahanya sendiri Little Kitchen Inc. Ini adalah perusahaan holding company dari restoran trendinya Poste, yang terletak di distrik bisnis yang ramai Mega Kuningan, yang ia rancang sendiri. Poste membidik konsumen modern dan berupaya menarik profesional kota, ekspatriat, dan kelas menengah dan atas Jakarta yang ingin mencari pengalaman makan di luar dengan makanan yang dan minuman yang lezat, musik dan suasana yang bagus. Justina adalah panutan inspiratif bagi usahawan muda dan wanita dalam industri makanan dan minuman. Ia juga menjadi kontributor tetap majalah gaya hidup Bravacasa Indonesia.

Dinna Jasanti
Dinna Jasanti lulus pada tahun 2005 dengan gelar Bachelor of Arts dalam bidang Komunikasi (Media, Seni dan Produksi) dari University of Technology di Sydney. Ia meraih pengalaman berharga selama magang di Australian Chinese Radio di Sydney dan Hillsong Church. Dinna terus memproduksi dan menyutradarai film independen Indonesia dan memberi bantuan dalam beberapa film pendek lainnya dan video musik. Film Kidnap, di mana ia menjadi sutradaranya, adalah pemenang penghargaan Festival Film Pelajar Indonesia dan Pilihan Pemirsa. Filmnya yang berjudul Paper Cranes, yang ia produksi dan turut sutradarai, memenangi Penghargaan Apresiasi Khusus di Festival Film Internasional Bali.

Dinna Jasanti menerima Dana Pengembangan Skenario (Script Development Fund) dari Hubert Bals di Festival Film Internasional Jakarta pada tahun 2007. Produksi film terbarunya di Indonesia antara lain Karma (asisten produser/sutradara) dan Under the Tree, yang ia turut produksi. Under the Tree saat ini sedang menjalani pemaparan di berbagai festival di seluruh dunia termasuk Vancouver, London, Tokyo, Dubai, Rotterdam dan Jakarta. Film ini dinominasikan untuk sembilan penghargaan di Festival Film Indonesia 2008. Dinna saat ini merupakan Produser di Credo Cine Arts di Jakarta dan secara cepat mendudukkan dirinya sebagai produser, sutradara dan penulis skenario muda berbakat.

Ni Luh Putu Caosa Indryani
Indryani meraih gelar Master of Media Management dari Universitas Curtin, Perth pada tahun 2005, dan ia telah memperoleh pengalaman media yang signifikan di Australia dan Indonesia. Ia memulai karirnya sebagai DJ Radio dan Announcer paruh waktu di OZ Radio Network dan mulai menulis untuk Majalah MTV Trax di Australia Barat.

Indryani saat ini bekerja sebagai jurnalis di Kantor Juru Bicara Kepresidenan dan bertanggungjawab mengelola situs internet kepresidenan. Situs ini merupakan yang pertama dalam kategorinya dan memberitakan kegiatan Presiden dan Ibu Negara. Artikel-artikelnya digunakan sebagai sumber yang dapat diandalkan oleh media elektronik dan cetak. Indryani sering bepergian bersama rombongan kepresidenan dalam perannya saat ini. Belakangan ini ia menghadiri KTT OKI di Senegal, KTT APEC di Vietnam dan Peru dan KTT ASEM di Finlandia dan Beijing.

Penghargaan Alumni Australia untuk Keberhasilan dalam Pendidikan

Profesor Edy Tri Baskoro
Profesor Baskoro adalah Dosen Senior di Institut Teknologi Bandung (ITB) dan saat ini membimbing 11 calon doktor dari Indonesia dan Pakistan. Ia menjadi kepala Jurusan Matematika termuda dalam sejarah ITB dan selama masa tugasnya menerima hibah kompetitif dalam inisiatif bersama Bank Dunia dan Pemerintah Indonesia, yang mengupayakan peraihan standar internasional dalam Matematika. Profesor Baskoro telah menjadi ketua Kelompok Penelitian Matematika Kombinasi di ITB sejak tahun 2006, dan diberi penghargaan Guru Besar Terbaik oleh Menteri Pendidikan Nasional pada tahun 2008. Selain itu, ia juga ditunjuk sebagai guru besar kunjung di School of Mathematical Sciences, GC University di Lahore Pakistan sejak tahun 2006.

Profesor Baskoro menerima Beasiswa Pemerintah Australia untuk meraih gelar masternya dan ia meraih gelar doktornya pada tahun 1996 dari Universitas Newcastle. Sejak saat itu, ia telah mempublikasikan tulisannya secara luas di banyak publikasi nasional dan internasional dan telah menjadi pembicara kunci di konferensi-konferensi di Indonesia, Thailand, Jepang, Pakistan, Slowakia dan Australia. Minat penelitiannya antara lain Graph Theory and Combinatorics, Latin Squares dan Coding and Cryptography.

Dr. Suryadi Ismadji
Dr Ismadji menerima Beasiswa Pemerintah Australia untuk menyelesaikan program doktornya di Universitas Queensland pada tahun 2002. Saat ini Dr Ismadji adalah Dosen Senior di Jurusan Teknik Kimia Universitas Katolik Widya Mandala di Surabaya. Ia telah menunjukkan inisiatif dan kepemimpinan dengan membimbing mahasiswanya meraih publikasi internasional, yang dalam banyak kasus, membawa mereka ke studi penelitian di luar negeri.

Dr Ismadji telah menerima berbagai hibah penelitian dan penghargaan termasuk Peneliti Terbaik Widja Mandala pada tahun 2004, dan Inklusi Biografi dalam ‘Who’s Who of Emerging Leaders’ pada tahun 2007. Ia telah mempublikasikan tulisannya secara luas dalam jurnal nasional dan internasional dan karir mengagumkannya mencerminkan dedikasi dan komitmennya pada pendidikan dan penelitian Indonesia. Dr Ismadji dikenal di luar negeri karena keahliannya dalam bidang liquid phase absorption, supercritical fluid extraction, wastewater treatment dan pyrolysis. Pada tahun 2008, ia juga ditunjuk sebagai guru besar kunjung pada Jurusan Teknik Kimia di the National Taiwan University of Science and Technology.

Profesor Hendra Gunawan
Profesor Gunawan meraih keberhasilan dalam karir dalam penelitian dan pengajaran dan telah memberikan kontribusi yang luar biasa bagi pendidikan nasional Indonesia. Ia meraih gelar Doktor dalam bidang Matematika dari Universitas New South Wales pada tahun 1992 dan sejak saat itu menjadi dosen terkemuka di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ITB di Bandung. Profesor Gunawan mengajar sejumlah mata kuliah dalam analisis matematika, satu dari bidang inti matematika. Ia telah mempublikasikan tulisannya secara luas di lebih dari 30 jurnal internasional dan juga berkontribusi pada banyak makalah nasional dengan mengemukakan keprihatinannya atas pendidikan nasional. Pada tahun 2000, Profesor Gunawan diberi penghargaan Merdeka Fellowship oleh Pemerintah Australia dan ia terus membantu Pusat Penilaian Pendidikan dengan pengembangan pengawasan mutu materi ujian nasional. Ia saat ini menjabat Ketua Komisi Pengawasan Mutu di ITB.

Memulai masa jabatan guru besarnya pada tahun 2006 di usia 41, Profesor Gunawan baru-baru ini ditunjuk sebagai Sekretaris Dewan Profesor di ITB. Ia juga meluangkan waktu untuk mengelola workshop untuk guru dan menawarkan dukungan bagi banyak universitas daerah. Ia telah membangun kolaborasi luar biasa tidak hanya dengan rekan sejawat Indonesia tetapi juga dengan pendidik di Australia, Jepang, Oman, Turki dan Inggris.

Profesor Frans Umbu Datta
Profesor Datta mendapat Beasiswa Pemerintah Australia untuk menyelesaikan program doktornya di bidang Ilmu dan Kesehatan Hewan dari Universitas New England pada tahun 1998, setelah meraih gelar Sarjana dan Master di bidang Ilmu Terapan di Universitas Charles Sturt. Setelah ditunjuk sebagai Rektor Universitas Nusa Cendana, Profesor Datta bekerjasama dengan Universitas Charles Darwin melaksanakan program kembar dalam Master Pembangunan Pedesaan Tropis di UNDANA dengan peserta mahasiswa lulusan Australia, Indonesia dan Timor Leste. Belakangan ini, Profesor Datta memegang peran penting dalam pendirian Fakultas Kedokteran dalam kerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Flinders, Adelaide. Sejak tahun 2006, ia juga telah mengembangkan Lembaga Pengawasan Mutu dan Audit Internal.

Profesor Datta memberi kontribusi signifikan dalam berbagai bidang di Indonesia; ia adalah trainer dan presenter tetap di berbagai konferensi internasional yang telah mempublikasikan tulisan dalam jurnal nasional dan internasional. Ia juga menulis dan menterjemahkan buku teks universitas untuk Tim Nasional dan saat ini bertindak sebagai wakil program Timor untuk program the Australian Development Scholarship/ADS (Beasiswa Pembangunan Australia).

Mutadi
Mutadi membangun karir terhormat dalam pengembangan kurikulum sekolah. Ia meraih gelas Master di bidang Pendidikan dari Universitas Deakin dengan spesialisasi pendidikan Matematika, pada tahun 1995. Mutadi terus memberi kontribusi signifikan bagi pengembangan guru dan kurikulum – belakangan ini dengan perannya sebagai trainer dalam Pengembangan Profesional Guru Matematika, di Pusat Pelatihan Departemen Agama di Jawa Tengah.

Mutadi adalah penulis dua buku teks yang keduanya telah meraih penghargaan Pemenang Buku Teks Siswa Nasional untuk Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas. Mutadi juga penerima Penghargaan Juara Pertama Guru Pemberi Inspirasi Nasional dari Menteri Agama dan buku teks siswanya memenangi penghargaan the Equity program. Semua buku teks dicatat oleh juri untuk pendekatan berbasis kompetensinya.

Penghargaan Alumni Australia untuk Kewirausahaan

Airlangga Hartarto
Airlangga Hartarto adalah Presiden Komisaris PT Fajar Surya Wisesa, sebuah perusahaan kertas kemasan terkemuka dengan pendapatan tahun sekitar $300 juta dan memiliki lebih dari 2.000 pegawai. Ia merupakan tokoh terkenal dalam dunia usaha dan Presiden Komisaris PT Ciptadana Capital dan banyak perusahaan lainnya yang terlibat dalam bidang manufaktur, perbankan dan properti. Airlangga Hartarto meraih gelar Master di bidang Teknologi Manajemen dari Universitas Melbourne pada tahun 1996 dan Master di bidang Administrasi Bisnis dari Universitas Monash pada tahun 1997.

Sebagai Ketua Komite Lingkungan, Energi, Sumber Daya Mineral, Riset dan Teknologi, Hartarto memberi kontribusi pada berbagai perkembangan ekonomi dan demokrasi yang berarti di Indonesia. Ia juga seorang pembicara motivasional yang telah memberi presentasi di berbagai konferensi internasional, termasuk belakangan ini di Konvensi Kerangka Kerja mengenai Perubahan Iklim di Bali tahun 2007. Hartarto adalah Deputi Bendahara Golkar, Sekretaris Jenderal ASEAN Federation of Engineering Organisations dan Presiden dari Ikatan Insinyur Indonesia.

Eddy S. Tjahja
Eddy Tjahja meraih gelar Bachelor of Finance dari Universitas Deakin, Melbourne pada tahun 1989. Di awal karirnya ia menghabiskan dua tahun bekerja dalam sektor perbankan investasi di Indonesia dan kemudian beberapa tahun di Singapura sebagai Business Development Vice-President dari Bank Panin. Ketika menjadi anggota Dewan Direktur di kelompok investasi Indonesia lainnya, Eddy terkesan oleh efisiensi bursa kerja di Australia dan berupaya memberi kontribusi dalam pengembangan ekonomi serupa di Indonesia. Pada tahun 1995, ia mendirikan pusat rekrutmen dan perusahan pengembangan sumber daya manusia Auditsi, yang sejak saat itu menjadi salah satu perusahaan rekrutmen eksekutif terkemuka Indonesia.

Mengembangkan risetnya dalam teknologi online dan berkeinginan memaksimalkan penempatan pencari kerja Indonesia ke dalam pasar kerja, Eddy turut mendirikan JobsDB.com Indonesia pada tahun1999. Di bawah manajemennya, perusahaan ini menjadi salah satu pemain terbesar dalam industri rekrutmen di Indonesia. Eddy telah menjadi bagian penting dalam upaya memfasilitasi belasan ribu profesional di pasar kerja Indonesia dan internasional. Ia juga bertanggungjawab untuk memulai pameran pekerjaan pertama untuk memfasilitasi penempatan pekerja penyandang cacat ke dalam bursa kerja Indonesia.

Dr. Lanny Juniarti
Setelah mengamati permintaan atas perawatan kulit dan tubuh yang meningkat di Indonesia, Dr Juniarti meraih gelar Diploma di bidang Aestheticienne dan Psikiatri pada tahun 1994 dan Diploma di bidang Aromaterapi pada tahun 1995 dari the Australian College of Beauty Therapy di Perth, Australia Barat.

Sekembalinya ke Indonesia, Dr Juniarti mendirikan Klinik Estetikanya sendiri di Surabaya di mana ia memfokuskan diri pada upaya mengatasi masalah kulit baik secara medis maupun dengan perawatan kecantikan. Kliniknya saat ini memiliki cabang di seluruh Indonesia. Dr Juniarti memadukan keterampilan dan pengetahuannya yang didapat dari studinya dalam Terapi Pengobatan dan Kecantikan dan menggunakannya dalam perannya sebagai dokter, konsultan estetika, dan Presiden Direktur perusahaan.

Donny Wardhana
Donny Wardhana lulus dengan gelar Juris Doctor Degree dari Universitas Bond pada tahun 2005. Pada awal tahun 2006 ia mendirikan perusahaan kecil, mulai bernegosiasi soal usaha joint venture dan mendirikan supply chains, dan pada bulan Agustus tahun itu mengimpor ternak dari Australia. Saat ini, PT Sasongko Prima adalah perusahaan pengimpor ternak terbesar keempat dengan impor antara 48,000- 72,000 ternak per tahun.

Donny saat ini adalah pemilik saham dari empat perusahaan, telah membentuk kemitraan usaha yang erat dengan perusahaan-perusahaan Australia dan menunjukkan keahliannya dalam restrukturisasi bisnis, dan negosiasi pinjaman, kontrak, pengambilalihan dan akuisisi. Salah satu perusahaannya, Fox Mining and Engineering; dalam keadaan bangkrut ketika diambil alih pada tahun 2007 tetapi setelah direstrukturisasi, baru-baru ini memenangi tender ekspansi M1 Motorway di Sydney, Australia.

Penghargaan Alumni Australia untuk Pembangunan Ekonomi dan Sosial Berkesinambungan

Dr. Denny Indrayana
Dr Indrayana memiliki pengalaman luas dalam berkontribusi bagi Indonesia yang lebih baik melalui kiprahnya di pemerintahan, kegiatan akademis dan kemanusiaan. Dr Indrayana menyelesaikan program doktornya di Universitas Melbourne pada tahun 2005 dengan Beasiswa Pemerintah Australia. Ketika menyelesaikan program doktornya, pada bulan Januari 2005 ia mendirikan the Committee for Indonesian Tsunami Relief, Brunswick. Komite ini mencari dukungan dari Komunitas Muslim Indonesia dan menggalang dana untuk dikirimkan ke korban di Aceh dan Sumatera Utara. 

Sebagai ahli hukum yang penuh semangat, Dr Indrayana adalah sosok terkemuka dalam memerangi korupsi. Ia telah menulis beberapa buku dan mempublikasikan secara terbuka dalam jurnal akademis artikel mengenai Reformasi Konstitusional Indonesia. Dr Indrayana adalah mantan Ketua Pusat Studi Anti Korupsi UGM di Yogyakarta dan saat ini menjabat Penasehat Khusus Presiden Indonesia untuk Bidang Hukum.

Dr. Chusnul Mariyah
Dr Mariyah adalah cendekiawan Indonesia terkemuka, aktifis dan komentator media terkenal dalam politik dan demokratisasi di Indonesia. Ia adalah pendiri dari beberapa LSM, yang berkampanye menyuarakan demokrasi, keadilan, hak-hak wanita dan penyelesaian konflik. Dr Mariyah memiliki hubungan pribadi dan profesional yang panjang dengan Australia. Pada tahun 1998, ia menyelesaikan program doktornya di Universitas Sydney dengan Beasiswa Pemerintah Australia. Sebelumnya, Dr Mariyah adalah dosen di Departemen Pemerintah. Ia memberikan kuliah kunci dan menerbitkan karya mengenai hubungan Australia-Indonesia, juga berpartisipasi dalam misi gabungan Australia/Indonesia.

Dr Mariyah telah menjadi dosen di Universitas Indonesia sejak tahun 1982, dan selama tiga tahun bekerja sebagai Direktur Pasca Sarjana Ilmu Politik dan Hubungan Politik. Ia adalah pendiri dan Ketua dari the Institute for Democracy, Defence and Strategic Studies dan mendedikasikan karirnya untuk memajukan proses demokratisasi dan hak wanita di Indonesia. Dari tahun 2001 hingga 2007, Dr Mariyah menjabat Komisaris dari Komisi Pemilihan Umum Indonesia, di mana ia mengawasi pemilihan presiden langsung pertama dalam sejarah Indonesia.

Dr. Petrus Gunarso
Dr Gunarso meraih gelar doktornya dari Universitas Queensland pada tahun 2004. Sepanjang karirnya, Dr Gunarso telah memberikan kontribusi berarti bagi pengembangan Indonesia yang makmur, demokratis dan aman. Baru-baru ini, ia berhasil mengkoordinir “Agenda 21 Balikpapan”- sebuah promosi dari the Millennium Development Goals di tingkat bawah - di mana sejumlah lembaga lingkungan berkolaborasi untuk mempromosikan pembangunan berkesinambungan, investasi hijau, dan untuk menangani pembangunan sumber daya alam di wilayah Kalimantan. Hasilnya adalah deklarasi yang mendeskripsikan pentingnya pendekatan berbasis lanskap dan pro-rakyat bagi pembangunan.

Dr Gunarso sangatlah bersemangat bila berbicara menyangkut hutan dan lingkungan dan tindakannya telah memberi kontribusi besar bagi pembangunan hutan berkesinambungan di Indonesia. Selain perannya sebagai Direktur Progam dari Tropenbos International Indonesia Programme, Dr Gunarso adalah juga pejabat senior di Departemen Kehutanan. Buku-buku dan terbitannya di bidang ini secara luas dihormati dan dikenal oleh kalangan perhutanan Indonesia dan komunitas hutan internasional.

Dr. Yudi Latif
Dr Yudi Latif memiliki minat yang tinggi pada pemeliharaan kehidupan demokrasi di Indonesia dan telah secara aktif terlibat dalam perlindungan hak-hak minoritas, merekonsiliasi prinsip-prinsip Islam dan demokrasi dan memberdayakan unsur-unsur masyarakat madani. Ia merupakan penulis produktif dan aktifis pembangunan masyarakat demokratis dengan nasionalistis agamis di Indonesia. Dr Yudi Latif meraih gelah Master of Arts pada tahun 1999 dan gelar Doktor pada tahun 2004 di Australian National University (ANU) dengan Beasiswa Pemerintah Australia. Tesisnya meraih penghargaan Disertasi Terbaik mengenai Studi Politik Indonesia.

Setelah dua tahun menjabat Deputi Direktur Universitas Paramadina, Dr Yudi Latif mendirikan the Centre for Islam and State Studies untuk memfasilitasi studi dan riset mengenai isu agama dan politik. Sebagai upaya untuk mereformasi lembaga dan kebijakan publik, Dr Yudi Latif juga mendirikan lembaga penelitian independen ‘Reform Institute’. Saat ini Dr Yudi Latif adalah anggota dewan pakar dari the Nation Building Foundation untuk perlindungan hak-hak minoritas, dan juga anggota dewan pakar dari the Indonesian Community for Democracy.

Penghargaan Alumni Australia untuk Riset dan Inovasi

Dr. Ines Atmosukarto
Setelah meraih gelar Bachelor of Science dengan First Class Honours dalam bidang Biokimia di Universitas Adelaide pada tahun 1995, Dr Ines Atmosukarto meraih gelar Doktor di bidang Biologi Molekular dan Selular dari lembaga yang sama pada tahun 2001. Dengan riset terobosannya, ia telah menjadi ilmuwan peneliti yang dikenal dunia dan reputasinya tercermin dalam banyak perubahan mendasar yang terjadi di antara Indonesia dan Australia. Di Indonesia, Dr Ines Atmosukarto memiliki pengalaman sebagai Ilmuwan Peneliti di LIPI dan sebagai Chief Scientific Officer untuk PT Indo Pertiwi. Di Australia, ia telah menjadi Chief-Scientific Officer sejak tahun 2007, untuk perusahaan bioteknologi berbasis di Canberra - Lipotek Pty Ltd, di mana ia memfokuskan diri pada pengembangan teknologi vaksin baru untuk kanker dan penyakit menular.

Dr Ines Atmosukarto telah meraih berbagai penghargaan termasuk the UNESCO L’Oreal Fellowship for Young Women in Science pada tahun 2004 dan the Femina Award, yang memberi penghargaan bagi 35 wanita profesional teratas atas kontribusi mereka di bidang mereka pada tahun 2007. Ia menerima banyak hibah kompetitif, saat ini menjabat editor jurnal ilmu kehidupan dalam perkembangan terakhir di bidang penelitian bioteknologi dan saat ini sebagai Research Fellow di the John Curtin School for Medical Research di Australian National University.

Dr. Iswari Setianingsih
Dr Setianingsih adalah Kepala Laboratorium dan Investigator Utama di Institut Biologi Molekular Eijkman di Jakarta. Ia adalah seorang dokter anak dan pemegang gelar doktor dari Universitas Melbourne dengan Beasiswa Pemerintah Australia. Risetnya mengenai kelainan sel darah merah telah memberi kontribusi besar bagi pengembangan pendeteksian teknologi mutasi DNA, yang mengarah kepada diagnosis klinis dan pra-kelahiran dari banyak kelainan.

Dr Setianingsih merupakan anggota pendiri dari the Red Blood Cell Disorders Laboratory, yang telah menjadi rujukan laboratorium biologi molekuler teratas untuk Thalassaemia di Indonesia. Ia adalah ilmuwan terkemuka dari jaringan nasional penelitian Thalassaemia dan anggota pendiri dari the Genetic Clinic (GenNeka) di Lembaga Eijkman. Dr Setianingsih juga telah memfokuskan diri pada pengembangan diagnostik molekuler untuk beberapa penyakit genetik melalui kolaborasinya dengan the Murdoch Institute di Melbourne dan the Victoria Clinical Genetics Services.

Dr. Anak Agung Banyu Perwita
Dr Perwita saat ini adalah Guru Besar Hubungan Internasional di Universitas Katolik Parahyangan di Bandung. Ia adalah satu-satunya guru besar Hubungan Internasional dan termuda di (usia 41) di Indonesia. Dr Perwita adalah pembantu Rektor untuk Hubungan dan Kerjasama Internasional untuk pembangunan dan penguatan hubungan antara organisasi akademis dan non akademis, dan juga lembaga pemerintah dan non pemerintah. Minat penelitiannya antara lain kebijakan luar negeri dan politik internasional dan ia telah mempublikasikan berbagai artikel dalam jurnal internasional dan telah memberi kontribusi beberapa bab dalam buku mengenai subyek hubungan internasional. Terlebih lagi, bukunya “Indonesia dan Dunia Islam” telah menjadi rujukan internasional mengenai Kebijakan Luar Negeri Indonesia dewasa ini.

Sejak tahun 2002, Dr Pewita telah memberikan masukan kebijakan dan konsultasi kepada Departemen Luar Negeri, Departemen Pertahanan dan Kantor Wakil Presiden.

Dr Perwita memperoleh Beasiswa Pemerintah Australia, dan pada tahun 2003 ia meraih gelar doktornya dari Universitas Flinders di Adelaide. Pada tahun 2008, universitas yang sama mengakuinya dengan memberi Penghargaan bergengsi Alumni Terhormat atas kontribusi signifikannya untuk studi hubungan internasional dan pendidikan tinggi di Indonesia.

Dr. Sutopo Hadi
Pada tahun 2000, Dr Sutopo Hadi lulus dari Universitas Queensland dengan gelar Master di bidang Kimia dan meraih gelar Doktor di bidang Kimianya dari universitas yang sama pada tahun 2007. Ia menerima berbagai hibah dari Departemen Pendidikan Nasional dan Kementrian Riset dan Teknologi, dan aktif di jurusannya sebagai Kepala Laboratorium Unorganik dan Kimia Fisik di Universitas Lampung. Ia berdedikasi terhadap peningkatan pengembangan kurikulum dan saat ini mengkoordinir sebuah proyek Sekolah Menengah Atas Bandar Lampung di mana kurikulum Cambridge diterapkan.

Pada tahun 2007 Dr Hadi meraih penghargaan Dosen Luar Biasa Pertama di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam di Universitas Lampung. Ia menerbitkan tulisan secara luas dalam berbagai jurnal nasional dan internasional berakreditasi.

Dr. Sultana Muhammad Hussein Faradz
Dr Faradz adalah Direktur Pusat Penelitian Biomedis di Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Ia menjabat beragam posisi akademis terhormat dan penelitian sepanjang karirnya. Setelah lulus dari Universitas New South Wales pada tahun 1998 dengan gelar Doktor di bidang Genetika Medis, ia mendirikan sebuah laboratorium Genetika Media – yang pertama di Jawa Tengah – yang membantu mendiagnosa pasien dengan penyakit genetik. Sifat unik dari kasus yang muncul, di mana pasien membutuhkan penyesuaian jenis kelamin, menghasilkan kolaborasi dengan the Erasmus Medical Centre (EMC) di Rotterdam.

Dalam arahan Dr Faradz dan dengan memperoleh hibah penelitian, ia mengkoordinir Klinik Jender yang sangat sukses yang merawat pasien dengan latar belakang sosial ekonomi yang rendah tanpa biaya; bahkan membantu pasien yang lebih miskin dengan memberi biaya transportasi. Selain mengajar pada program sarjana dan pasca sarjana di Universitas Diponegoro dan mengkoordinir Laboratorium Molekuler dan Cytogenetik Cebior, Dr Faradz juga meluncurkan program pasca sarjana pertama di Indonesia untuk Konseling Genetik. Dr Faradz saat ini meneliti retardasi mental berhubungan dengan X dan penyebarannya di Indonesia, dalam kerjasama dengan Radboud University Nijmegen Medical Centre di Belanda.

Penghargaan Alumni Australia untuk Kepemimpinan Bisnis

Dr. Muhammad Syafii Antonio
Dr Antonio telah menunjukkan kepemimpinan, keahlian dan komitmen signifikan bagi bisnis di bidang perbankan Islam, dan ia terus memegang peran kunci dalam lembaga keuangan sentral Indonesia. Dr Antonio memiliki pengalaman 17 tahun dalam perbankan Islam dan merupakan tokoh terkenal di bidang ekonomi dan keuangan Islam. Dr Antonio meraih gelar Doktor di bidang Keuangan Mikronya dari Universitas Melbourne pada tahun 2004. Selain diakui karena kemampuannya dalam mengartikulasikan dan mengadvokasi, dan keahliannya dalam memajukan kesejahteraan ekonomi di Indonesia, Dr Antonio juga seorang komentator media terkenal dan telah mempublikasikan berbagai artikel mengenai perbankan Islam.

Saat ini Dr Antonio adalah Pimpinan Batasa Tazkia Consulting dan juga anggota Dewan Komisaris dan Penasehat Syariah bagi beberapa lembaga keuangan Islam. Ia juga Ketua Bina ‘ul Ummah Foundation di Jakarta dan Wakil Ketua ‘Masyarakat Ekonomi Syariah’.

Christophorus Septirymen
Christophorus Septirymen lulus dengan gelar Bachelor of Business dari the University of Technology (UTS) di Sydney pada tahun 1992 dan meraih gelar Master di bidang Keuangan Terapan dari Universitas Macquarie pada tahun 1995. Ia menghabiskan waktunya di berbagai lembaga keuangan di Australia dan Singapura sebelum kembali ke Jakarta pada tahun 2005.

Ia selanjutnya menunjukkan keahlian dan praktik bisnis bertanggungjawabnya ketika ia berhasil mengembalikan PT Austindo Nusantara Jaya Finance (ANJF), di mana ia saat ini menjadi Presiden Direkturnya. Dalam waktu yang sangat pendek dan melalui pernyataan keuangan yang sudah diaudit, ia berhasil mencapai hasil tahunan yang mengesankan pada tahun 2007; ini meliputi peningkatan 81% dalam jumlah karyawan, peningkatan 85% dalam jaringan cabang dan peningkatan 304% dalam keuntungan bersih setelah dipotong pajak. Septirymen secara inovatif mencapai hasil ini dengan mendirikan kemitraan lease terstruktur dengan ANZ Bank. Ia menunjukkan kepemimpinan bisnis menonjolnya dengan mengembangkan jaringan cabang ANJF dan mengidentifikasi desentralisasi pertumbuhan ekonomi tinggi di Indonesia dari Jawa dan di provinsi-provinsi lainnya.

Fikri Z Bachmid
Setelah menyelesaikan sekolah di Sydney, Fikri Z Bachmid meraih gelar Bachelor of Business di Universitas Western Sydney pada tahun 1992. Sejak saat itu ia menghabiskan lebih dari 15 tahun dalam industri perbankan mendukung perusahaan-perusahaan Australia dan Indonesia melaksanakan perdagangan bisnis mereka dengan bertanggungjawab. Dalam perannya sebagai Head of Special Assets Management di HSBC Jakarta, Fikri Bachmid memegang peran penting dalam mereview strategi pemulihan untuk memastikan pengembalian tertinggi dan mencegah kerusakan lebih lanjut dari mutu aset. Saat ini ia mengepalai Multi National Corporate Group di ABN AMRO Jakarta dan bertanggungjawab atas pengelolaan divisi Pemasaran dan portofolio akun peminjaman.

Fikri Bachmid adalah anggota the Australian Institute of Bankers dan the Australia Indonesia Business Council. Fikri juga memegang peran penting dalam keterlibatannya dengan the Australian Alumni Association. Selama lebih dari sepuluh tahun ia telah berkolaborasi dengan kelompok ini yang terdiri dari lulusan Indonesia dan saat ini ia menduduki jabatan Treasurer of the Association.

Jessy Catharina Sigar
Setelah meraih Certificate of Merit sebagai Lulusan Terbaik dari the Wollongong Foundation Studies Program, Jessy Catharina Sigar lulus dengan gelar Bachelor of Commerce dalam Akuntasi pada tahun 1996 dari universitas yang sama. Ia kemudian memperoleh pengalamannya dalam sektor perbankan dan keuangan di berbagai perusahaan multinasional di Singapura dan Indonesia - khususnya berfokus pada kendali internal, audit dan resiko operasional. Jessy Sigar berkomitmen pada praktek bisnis terbaik dalam semua perannya dan memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman internasional dalam upaya meningkatkan proses perusahaan dan sistem kendali internal untuk memastikan perusahaan dikelola dengan baik dan menghasilkan laba.

Jessy Sigar saat ini menjabat Vice President of Internal Control, System Development and Operational Risk untuk GE Money Indonesia (GE Capital) di mana ia bertanggungjawab atas manajemen resiko perusahaan dan memaksimalkan loss recovery. Baru-baru ini Jessy dianugerahi penghargaan the 2007 Outstanding Performer oleh GE Money Indonesia. Sebelumnya, ia juga dianugerahi the GE Money Indonesia Outstanding Performance Award pada tahun 2007, the GE Money Indonesia Special Performance Award pada tahun 2004 & 2006 dan the Citigroup Performance Recognition Awards pada tahun 1997, 1998 & 1999.

Penghargaan Alumni Australia untuk Budaya dan Seni

I Wayan Balawan
Balawan adalah seorang musisi inovatif yang tidak hanya seorang seniman tetapi juga alumni aktif dan pendidik. Setelah lulus dari the Australian Institute of Music di Sydney pada tahun 1997, ia kembali ke Bali dan membentuk the Batuan Ethnic Fusion group - sebuah kelompok yang memadukan Gamelan Bali dan musik Jazz. Ia mendedikasikan bakat musiknya untuk mendorong sekitar 200 pemain gitar dan bas muda di Bali Guitar Club.

Balawan adalah penampil serba bisa yang dapat menyanyi dan memainkan banyak gaya musik sendiri, atau bersama yang lainnya. Gaya sentuh delapan jarinya yang unik dan sulit mendapat penghormatan dari musisi lain dan ia dianggap sebagai salah satu musisi jazz terpopuler di Indonesia. Ia adalah penampil tetap pada Jakarta Jazz dan festival musik internasional lainnya. Balawan telah berkolaborasi dengan banyak artis internasional, termasuk pemain gitar kelas dunia asal Australia Tommy Emmanuel. Balawan telah merilis album terbarunya See You Soon, yang menyertakan DVD bonus pelajaran gitar, untuk berbagi gaya sentuh delapan jarinya dengan penggemar dan pecinta musik.

Mia Maria
Mia Maria meraih gelar Bachelor of Creative Artsnya dari Universitas Melbourne (Victorian College of the Arts) pada tahun 2002. Ia adalah seorang seniman yang penuh semangat yang telah meraih pencapaian yang luar biasa, khususnya dalam beberapa tahun belakangan ini. Pada bulan Agustus 2008, Mia Maria mendirikan Galeri Seninya sendiri, LINGGARseni, sebuah studio seni rupa di Kemang yang dibuka oleh Duta Besar Indonesia untuk Indonesia, Bapak Bill Farmer. Galeri ini berfokus pada pengembangan seni dan menawarkan kursus membuat patung, melukis dan media.

Mia Maria mengantisipasi galerinya akan memperkuat kolaborasi erat antara seniman Indonesia dan Australia. Untuk pengembangan lebih lanjut, ia membentuk ‘Difusi’ komunitas untuk Lulusan Seni Australia, yang mendorong anggotanya untuk memamerkan karya mereka, berbagi pengalaman, memberi kontribusi ke kolom berita dan mengajukan topik untuk diskusi. Mia Maria juga merupakan seorang kritikus dan komentator seni yang dihormati, dengan kolam tetap di media, termasuk di Indonesian Harper’s Bazaar dan Jakarta Java Kini.

Mira Lesmana
Mira Lesmana adalah seorang warga industri seni yang sangat berbakat dan terkenal. Bersama dengan produksi dan penyutradaraan berbagai karya, film populernya Petualangan Sherina, Ada Apa Dengan Cinta, dan yang terkini, Laskar Pelangi telah mendudukkannya sebagai produser film Indonesia paling sukses.

Pada tahun 2002, Mira dianugerahi Piala Citra (Penghargaan Film Nasional Indonesia) untuk kecemerlangan dalam penyutradaraan film. Setelah lulus dari the Australian International Independent School di New South Wales pada tahun 1985, Mira Lesmana meraih Bachelor of Artsnya di Institut Kesenian Jakarta. Ia kemudian mendirikan perusahaan film terkenal Miles Production pada tahun 1996, di mana ia saat ini menduduki posisi direktur dan produser. Mira Lesmana juga seorang pengajar di bidang Produksi Film di Institut Kesenian Jakarta.

Ade Purnama
Ade Purnama adalah Pendiri dari Sahabat Museum, sebuah komunitas sosial yang didirikan untuk berbagi informasi sejarah tentang museum, bangunan warisan dan situs bersejarah di Indonesia. Visi Sahabat Museum adalah mendidik dan menghibur tetapi juga mengupayakan sosialisasi sejarah dengan cara yang berbeda. Paduan kunjungan tur dan kelompok diskusi dengan sejarawan menciptakan pengalaman yang memberi inspirasi; satu yang Ade Purnama dan Sahabat Museum harapkan akan menjadi bagian dari kehidupan setiap orang.

Setelah bersekolah di Wollongong, Ade lulus dari Universitas Indonesia di Jakarta. Pada bulan Agustus 2002, ia memulai dengan Plesiran Tempo Doeloe (PTD), yang menjadi inti dari kegiatan Sahabat Museum dan program ini memperluas acaranya hingga ke Surabaya, Semarang, Bandung, Malang, Mojokerto, Medan, Tanah Toraja sampai ke Banda Neira. Keberhasilan dan antusiasme Ade tercermin pada peningkatan jumlah anggota Sahabat Museum dan beragam publikasi media.

Penghargaan Alumni Australia untuk Kreatifitas dan Desain

Dr Jusna Joesoef Ahmad Amin
Dr Jusna Joesoef Ahmad Amin meraih gelar Doktor dalam bidang Arsitektur & Perencanaan (jurusan Arsitektur Lanskap) dari Universitas Melbourne pada tahun 2002. Ia memiliki banyak pengalaman profesional di bidang arsitektur lanskap dan desain internasional dan juga karir menonjol dalam penelitian. Ia telah menerbitkan berbagai artikel, memberikan presentasi dalam berbagai konferensi (termasuk diskusi meja bundar di Departemen Lingkungan) dan telah menjadi dosen senior di Fakultas Arsitektur Lanskap dan Teknologi Lingkungan di Universitas Trisakti sejak tahun1986.

Dalam semua sisi pekerjaannya, Dr Jusna Joesoef Ahmad Amin telah menunjukkan kepemimpinan, inisiatif dan kecemerlangan di bidangnya saat ia dengan aktif mempromosikan lanskap Budaya dan Warisan Indonesia. Pada tahun 2005 Dr Jusna Joesoef Ahmad Amin menerima Penghargaan Jurors dari the Bali Tourism Development Corporation dan pada tahun 2008 menerima penghargaan dari Dekan (Fakultas) Universitas Trisakti atas upayanya menjunjung nama Fakultas di berbagai forum internasional.

Sally Koeswanto
Bakat Sally Koeswanto di bidang mode telah menempatkannya sebagai barisan depan mode Indonesia sebagai ikon gaya nasional. Koleksinya yang unik dan ekspresif diakui secara internasional dan ia dikenal atas pandangan kreatifnya dan desainnya yang berani dan eksotis. Sally Koeswanto lulus dari The Whitehouse School of Design di Sydney pada tahun 1994. Pada waktu itu, ia adalah finalis the Cotton Foundation Awards, juga terpilih mewakili Australia dalam the Smirnoff Fashion Awards.

Setelah membuka studionya sendiri di Darmawangsa Square dan memandu berbagai acara pertunjukan mode solo yang sukses, Sally Koeswanto meluncurkan rangkaian rancangan pakaian ketiganya ‘SKIN’ pada tahun 2008. ‘SKIN’ adalah serangkaian gaun malam anggun dan cantik. Sally Koeswanto dipilih oleh Nokia sebagai salah satu dari 12 “orang yang inspiratif” dan dianugerahi gelar Perancang Favorit oleh Majalah DEWI pada tahun 2004. Pakaiannya dikenakan secara tetap oleh banyak tokoh publik terkenal di Jakarta dan pertunjukan mode terakhirnya sukses besar. Sally telah membawa dampak yang mendalam pada komunitas mode, baik di Indonesia maupun Australia.

Ivan Sugiharto
Setelah meraih gelar Bachelor of Design dengan nilai tinggi, Ivan Sugiharto lulus dari Swinburne National School of Design dengan gelar Bachelor of Design (First Class Honours) pada tahun 2000. Ia melanjutkan studi untuk meraih Diploma of Business (Periklanan) di the Victorian Business College pada tahun 2001 dan menghabiskan waktu dengan bekerja sebagai designer di Melbourne. Ivan Sugiharto adalah anggota the Australian Graphic Design Association.

Dari tahun 2003, Ivan Sugiharto telah menunjukkan bakat dan kreatifitas dan juga pengalaman internasionalnya dalam desain dengan karyanya bersama Creative Indigo Production. Perannya berkisar antara Art Director sampai Production Head, hingga posisinya sekarang sebagai Associate Creative Director. Pada tahun 2008 bersama Creative Indigo Production dan sebuah organisasi nirlaba, Sesame Street versi Indonesia diproduksi. ‘Jalan Sesama’ berarti 'jalan bagi semua' dan terinspirasi oleh konsep kebersamaan dan keberagaman – untuk kepentingan pendidikan yang lebih baik untuk anak-anak pra-sekolah di Indonesia melalui media.

Djoko Hartanto
Djoko Hartanto adalah pendiri Majalah Concept - majalah desain grafis terkemuka di Indonesia. Setelah meraih Advanced Diploma dalam Seni Grafis di the Billy Blue School of Graphic Arts di Sydney pada tahun 1997, Djoko Hartanto meraih Master di bidang Desain dari the University of Technology di Sydney pada tahun 1999. Ia menghabiskan waktu dengan bekerja sebagai graphic designer lepas di Australia sebelum kembali ke Indonesia pada tahun 2001 untuk bekerja sebagai Graphic Designer / Art Director.

Pada tahun 2003 Djoko dan istrinya Fifi mendirikan Kineto sebuah perusahaan desain grafis butik yang melayani banyak klien nasional dan multinasional. Sejak publikasinya pada tahun 2004, Concept telah menjadi literatur berpengaruh kreatif utama bagi industri desain grafis di Indonesia. Pada tahun 2008, Djoko juga menerbitkan Babyboss, sebuah majalah seni kota dan desain eksperimental dan ALiA, sebuah komik superhero Indonesia.

Penghargaan Alumni Australia untuk Jurnalisme dan Media

Ratih Hardjono
Sejak lulus dari Universitas Sydney dengan gelar Bachelor of Arts pada tahun 1984, Ratih Hardjono terus menjadi salah satu jurnalis terkemuka Indonesia. Ia bekerja sebagai koresponden asing untuk Kompas selama 14 tahun, mengkhususkan diri pada laporan berita politik selama masa konflik atau transisi, dan ketika berbasis di Australia, ia meliput berita sosial dan politik Australia. Setelah melakukan perjalanan yang panjang, tulisan Ratih Hardjono yang informatif dan berpengaruh mencakup berbagai artikel dan publikasi lepas dan kontribusi tetap untuk the Nieman Report. Ia tetap menjadi satu-satunya wanita Indonesia yang dianugerahi penghargaan bergengsi Nieman Fellowship dari Harvard University.

Ketika bekerja sebagai Sekretaris Presiden Abdurrahman Wahid pada tahun 1999, Ratih Hardjono secara khusus mendirikan kantor kepresidenan sipil Indonesia pertama sejak tahun 1965 dan memperkenalkan kebebasan pers di Istana Presiden. Ia menghabiskan waktu sebagai Koordinator Program Informasi dan Publikasi the United Nations Development Programme di Indonesia pada tahun 2000. Karyanya yang dipublikasikan mencakup “White Tribe of Asia” (1993) dan buku belakangan ini yang turut ia edit untuk Bank Dunia dan Partnership for Governance Reform berjudul “The Poor Speak Up, 17 Stories of Corruption”.

Lily Yulianti Farid
Lily Yulianti Farid meraih Graduate Diploma dalam Studi Jender dan Pembangunan pada tahun 2001, dan gelar Master of Arts dalam Studi Jender dan Pembangunan pada tahun 2003, dari Universitas Melbourne. Ketika menyelesaikan program masternya, Lily bekerja sebagai jurnalis dan produser untuk Radio Australia Indonesian Service sebelum terlibat dalam proyek online the ABC Asia Pacific berjudul “Australian Federation Indonesian Autonomy”. Pada bulan May 2004, Lily Farid diundang untuk bergabung dengan NHK World, Perusahaan Penyiaran Jepang sebagai jurnalis, produser dan spesialis bahasa, di mana ia memberikan liputan terus menerus tentang tsunami dengan menggunakan teknologi Jepang.

Pada tahun 2006, Lily Farid meluncurkan situs Internet Warga Indonesia pertama yang mempromosikan partisipasi warga dalam produksi berita dengan menggunakan internet sebagai alat komunikasi. Selain ini, Lily telah menunjukkan dedikasinya kepada media dan mendorong jurnalis muda dengan menyelenggarakan “Beasiswa untuk penulis muda di Makassar” dan “Kelas menulis untuk pelajar sekolah menengah dan mahasiswa di Makassar”. Lily terus menulis untuk outlet media nasional dan internasional dan telah menerbitkan berbagai artikel fiksi dan non fiksi dan cerita pendek.

Andrey Andoko
Andrey Andoko telah memberikan kontribusi berarti bagi industri media dan kemajuannya. Dengan karir selama lebih dari 20 tahun, Andrey Andoko telah memegang beragam peran kepemimpinan senior di berbagai media termasuk cetak, internet, radio dan belakang ini – multimedia. Setelah meraih gelar Master di bidang Ilmu Terapan (Computing) di the Queensland University of Technology pada tahun 1992, Andoko berfokus pada mendorong inovasi di teknologi media sehingga jurnalis Indonesia dapat dengan lebih baik menjangkau pemirsa berita Indonesia dan dunia. Setelah bekerja sebagai Manajer Pengembangan TI untuk Koran Kompas, Andoko meluncurkan layanan guntingan berita online. Dalam peran berikutnya Andoko terus menunjukkan bakat kepemimpinannya, ketika, dengan arahannya, Kompas Cyber Media (sekarang Kompas.com) menjadi portal terkemuka di Indonesia. Ia terus memberikan kontribusi signifikan kepada pemasukan dan pertumbuhan peringkat untuk Radio Sonora sebagai Presiden Direktur.

Dalam perannya saat ini sebagai Pembantu Rektor II di Universitas Multimedia Nusantara (UMN) Andoko bertanggunjawab atas Teknologi, Sumber Daya Manusia dan Keuangan, dan menjaga posisi kompetitif UMN dalam sektor pendidikan tersier Indonesia. Andoko juga mengajar di Multimedia Technology and ICT Business, berbagi pengetahuannya dengan generasi media berikutnya.
Fendi Gunawan Liem
Setelah meraih gelar Bachelor of Science dari Universitas New South Wales pada tahun 1999, Fendi Gunawan Liem direkrut oleh PriceWaterHouseCoopers (PwC). Selama masa kerjanya dengan PwC Consulting ia satu-satunya profesional was the Customer Relationship Management (CRM) bersertifikat. Pada bulan Juni 2008, Fendi Liem diangkat sebagai Vice President layanan televisi satelit berlangganan AORA dan menjadi anggota eksekutif termuda. Dalam waktu singkat, Fendi mengembangkan standar industri media baru dengan membangun the AORA Contact Centre (120 agen customer service selama 2 minggu) yang merupakan pusat kontak yang berkembang paling cepat di Indonesia. Sebagian dari keberhasilannya dapat dikaitkan dengan pengetahuan, pengalaman dan gaya bekerja Fendi yang telah diperolehnya selama masa tinggalnya di Australia.

Fendi Liem menerima Penghargaan Konsulat Jenderal Republik Indonesia pada tahun 1995 atas partisipasi dan keterlibatannya dalam komunitas Indonesia di Sydney. Pada tahun 2006, Fendi Liem memenangkan the Apprentice Indonesia, waralaba resmi acara reality show TV Amerika milik Donald Trump The Apprentice. Keberhasilannya mencerminkan pengalaman beragamnya dan gaya pribadinya yang menarik.

pribadinya yang menarik.

<