Artikel
Rumah Sakit Muhammadiyah Bersiap Menghadapi Bencana
Salah satu peserta menyampaikan
pendapatnya dalam pelatihan kesiapsiagaan
rumah sakit Muhammadiyah dan masyarakat.
Rumah Sakit berada pada garis depan dalam tanggap bencana. Mereka merawat yang terluka, membantu keluarga, dan membantu melatih masyarakat untuk memberikan pelayanan kesehatan dasar bagi para korban. Di negeri yang secara geografis rawan bencana, rumah sakit dan layanan kesehatan yang solid dan terlatih berhadapan dengan situasi sangat diperlukan.
Pak Muhammadong, Koordinator Penanggulangan Bencana Departemen Kesehatan Makassar mengatakan, "Belajar dari pengalaman, saya menemukan bahwa ketika terjadi bencana, banyak rumah sakit tidak siap dan pelayanan kesehatan tidak beroperasi secara efektif. Ini adalah penghalang terbesar bagi kami dalam keadaan darurat atau bencana. Masyarakat menjadi panik dan membuat kerumunan di rumah sakit yang membuat situasi darurat menjadi lebih buruk ".
Untuk membantu mengatasi masalah ini, Australia-Indonesia Facility for Disaster Reduction (AIFDR) mendukung Pusat Manajemen Bencana Muhammadiyah dalam kemitraan dengan Kementerian Kesehatan Indonesia, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Indonesia, dan Fakultas Kedokteran, Pengobatan Kedaruratan, Universitas Brawijaya Surabaya, untuk memperkuat kapasitas rumah sakit Muhammadiyah di Makassar, Sulawesi Selatan, Malang dan Gresik, Jawa Timur, dalam merespon secara efektif terhadap bencana alam berskala besar.
Pada pelatihan yang diadakan di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bencana, BNPB, Muhammadiyah mengumpulkan lebih dari 40 ahli kesehatan dan penanggulangan bencana yang akan membantu para profesional kesehatan dan masyarakat untuk memastikan bahwa rumah sakit yang ditargetkan memiliki tim yang terlatih dan terampil dalam manajemen medis bencana dan tanggap darurat serta tersebar secara merata; untuk meningkatkan standar prosedur operasional (SOP) dan layanan ambulans; dan untuk meningkatkan dan mendukung pelayanan kesehatan berbasis masyarakat selama situasi darurat dan bencana.
"Kurangnya koordinasi, itulah yang membuat tanggap darurat kami tidak seefisien yang seharusnya. Apa yang kita butuhkan saat ini adalah SOP yang sama yang akan digunakan oleh tim kesehatan, BPBD dan masyarakat. Ini merupakan bagian penting dalam mengelola bencana secara efisien dalam lingkungan kesehatan. Kami berterima kasih kepada Muhammadiyah yang telah menyelenggarakan pelatihan ini sehingga rumah sakit, pejabat manajemen bencana dan masyarakat dapat menggunakan SOP yang sama di masa depan."
Program percontohan ini juga bertujuan untuk membangun dan memperkuat koordinasi dan jaringan dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), lembaga kesehatan dan pemangku kepentingan lainnya seperti Palang Merah Indonesia, LSM dan sektor swasta; serta bertujuan untuk mendokumentasikan semua proses dan pembelajaran untuk dapat mereplikasikannya baik di tingkat provinsi dan kabupaten lain di seluruh Indonesia.
Ibu Nurmila, Dokter dan Dosen di Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Makassar, sangat bersemangat untuk menjadi bagian dari pelatihan dan mengatakan "Saya telah bekerja selama bertahun-tahun sebagai dokter dan dosen dan ini adalah pengalaman pertama saya berurusan dengan manajemen bencana. Saya akan kembali ke kampung halaman dan berbagi ilmu yang saya pelajari di sini dengan rekan-rekan saya, tim kesehatan di rumah sakit dan tentu saja murid-murid saya. Kami baru saja memiliki ide untuk membuat sebuah forum mahasiswa dan dosen di fakultas kedokteran untuk mendiskusikan apa yang perlu kami lakukan untuk memastikan bahwa rumah sakit lebih siap untuk menghadapi bencana ".
Peserta lain, Pak Fatchur Rahman, Kepala Bagian Umum di Rumah Sakit Muhammadiyah Gresik, mengatakan bahwa ia dan rekan-rekannya dari Makassar dan Malang merasa senang telah diundang untuk belajar bersama-sama. "Kita perlu sistem yang lebih baik dan saya percaya bahwa kegiatan ini akan menjadi awal dari sebuah gerakan baru kesiapsiagaan bencana untuk rumah sakit".
Seperti yang dapat diungkapkan bahawa Kesiapsiagaan Rumah Sakit dan Kesiapan Masyarakat untuk Kedaruratan dan Bencana (Hospital Preparedness and Community Readiness for Emergency and Disaster) adalah pemulihan harapan.