Oleh Paul Grigson
Dalam konteks hubungan dua negara, sektor pariwisata adalah salah satu industri dengan potensi pertumbuhan yang bisa mendekatkan dua negara. Pariwisata dua-arah adalah peluang ekonomi yang luar biasa yang dapat saling didorong secara bersama-sama oleh dua negara.
Saya tidak akan pernah melewatkan peluang untuk menunjukkan bahwa wisatawan tidak hanya menciptakan pekerjaan, mereka juga
membantu kita untuk saling memahami satu sama lain. Indikasi awal menunjukkan adanya upaya terus menerus yang dilakukan oleh kedua pemerintahan untuk mendorong jumlah wisatawan sudah terbayarkan.
Wisatawan Australia dan Indonesia telah mencetak sejarah pada bulan Juni 2016 dengan lalu lintas pergerakan manusia antara kedua negara dalam jumlah terbesar dari periode-periode sebelumnya. Sekitar 16.200 warga Indonesia berkunjung ke Australia pada Juni, meningkat sebesar 43% dari bulan yang sama tahun lalu dan sebanyak 116.000 warga Australia datang ke Indonesia, angka tertinggi di antara semua bulan dalam sejarah.
Bali tetap menjadi tujuan wisata favorit untuk warga Australia –sekarang menyisihkan Selandia Baru sebagai destinasi utama bagi para pelancong. Kini lebih banyak lagi warga Australia yang melihat-lihat wilayah lain di Nusantara untuk menjajaki apa yang ditawarkan oleh Indonesia.
Sangat menyenangkan melihat bagaimana warga Australia mulai melihat Indonesia di luar Bali. Saya ingin mereka bisa menikmati hamparan pantai pasir butih di Pulau Bintan, dan gedung-gedung peninggalan zaman kolonial Belanda, atau mencicipi olahan daging asap se’i di kota Flores yang menawan.
Pada 2015 wisatawan Australia menyumbangkan Rp 20 triliun (2 miliar dolar Australia) untuk ekonomi Indonesia. Wisatawan Australia juga berada di antara pengunjung dengan pembelanjaan tertinggi di Indonesia, membelanjakan rata-rata 175 dolar Amerika per hari di Indonesia. Wisatawan Australia bisa membelanjakan hingga Rp 268 triliun (26,8 miliar dolar Australia) selama liburan mereka.
Wisatawan Australia terbukti tinggal lebih lama di Indonesia dibandingkan dengan turis-turis dari Negara lain –rata-rata mereka tinggal lebih dari sembilan hari. Sehingga dengan tinggal lebih lama, wisatawan Australia memberi kontribusi nyata pada ekonomi setempat.
Pada waktu yang sama bulan Juni, lebih banyak orang Indonesia yang berkunjung ke Australia dan bisa menikmati dunia kuliner Australia yang terus bergeliat dan tempat-tempat ngopi asyik di Melbourne atau Sydney, berwisata ke perkebunan anggur untuk mencicip wine dan menjelajah berbagai pengalaman belanja.
Sydney, Melbourne dan Brisbane masih menjadi kota-kota populer bagi warga Indonesia yang berkunjung ke Australia, tetapi Australia masih punya banyak hal yang ditawarkan. Mengunjungi Australia tidak lagi hanya mengunjungi atraksi wisata ikonik yang wajib didatangi.
Wisatawan Indonesia dapat menikmati liburan yang damai di tempat yang kami sebut eco-lodges atau tempat menginap yang ramah lingkungan, melakukan perjalanan ke utara untuk menikmati lanskap pantai yang bagus dan menjajal keberanian untuk merasakan musim dingin di wilayah selatan dan bagian terbaik dari Sydney, Melbourne dan Hobart.
Acara olah raga kelas dunia seperti Formula One di Melbourne dan turnamen tenis Australian Open akan menarik lebih banyak wisatawan Indonesia setiap tahunnya. Ada banyak faktor yang menyumbang pertumbuhan pariwisata dua arah ini. Menerapkan kebijakan visa multi-entry yang berlaku untuk tiga tahun ke Australia telah menjadikan semuanya lebih mudah dan lebih terjangkau untuk melakukan perjalanan ke Australia.
Meningkatnya jumlah pelajar Indonesia yang belajar di Australia juga berarti akan banyak orangtua yang menginginkan akses untuk mendapatkan visa multi-entry untuk mengunjungi anak-anaknya. Sama halnya dengan investor yang ingin memperluas kepentingan bisnis di Australia, juga bisa memanfaatkan kebijakan visa baru ini untuk mempermudah perjalanan bisnis mereka.
Kita bisa temukan bahwa tingkat hunian di kota-kota besar di Australia mencapai 100% pada musim liburan dan bahkan pada akhir pekan. Dalam 12 bulan hingga bulan Juni 2016 sudah ada 20% peningkatan untuk keseluruhan jumlah wisatawan –8% lebih kedatangan dari India, dan peningkatan massif sekitar 32% dari wisatawan asal Tiongkok.
Berinvestasi di Australia adalah pilihan yang tepat untuk menangguk keuntungan dari pertumbuhan ekonomi yang pesat di seluruh Asia. Tentu saja, ada banyak peluang untuk promosi bersama antara Australia dan Indonesia untuk pasar-pasar yang tumbuh ini.
Ketersediaan informasi, petunjuk, ulasan dan pemesanan secara daring mengisyarakatkan bahwa operator pariwsata menjadi semakin kompetitif dalam pemasaran dan bagaimana mereka menyasar udiens potensial mereka. Dengan bisa mengakses video secara 360 derajat, dan membandingkan fasilitas dan harga menjadi insentif yang luar biasa untuk mempersiapkan liburan bagi para wisatawan. Namun, ini mendorong untuk lebih banyak pasar dan lebih banyak lagi hal yang harus sepadan dengan fasilitas dan infrastruktur lainnya untuk memastikan pengunjung ingin kembali lagi jika mereka memiliki kesempatan.
Pembangunan infrastruktur dalam sektor pariwisata bisa menjadi pendorong yang nyata untuk pertumbuhan ekonomi. Hidupnya sektor ini terbukti menciptakan lapangan pekerjaan, laba dan perbaikan-perbaikan fasilitas yang nyata untuk warga setempat seperti misalnya fasilitas jalan dan infrastruktur untuk keperluan hidup sehari-sehari lainnya.
Pemerintah Indonesia telah mengakui bahwa pariwisata adalah satu industri yang dapat menggerakkan ekonomi dengan kecepatan tinggi. Sektor pariwisata Indonesia telah tumbuh 7,2% pada 2015, sementara negara-negara Asean lain tumbuh sebesar 6%. Australia dan Indonesia bisa bekerja bersama untuk menumbuhkan sector ini bagi.
Praktik-praktik terbaik Australia dalam industri hospitality telah dan sedang dibagikan kepada mitra-mitra industri Indonesia. Peningkatan yang nyata pada bulan Juni ini lebih semakin meyakinkan saya untuk melihat apa yang bisa dilakukan oleh kedua negara untuk menjaga momentum baik ini bisa berlanjut.
Paul Grigson, Duta Besar Australia untuk Indonesia. Ikuti akun sosial media @DubesAustralia untuk informasi pendidikan, investasi, beasiswa dan sosial budaya Australia