Oleh Steven Ciobo
Setelah kunjungan saya di Jakarta minggu ini, saya semakin yakin dari sebelumnya dengan adanya peluang-peluang luar biasa untuk memperluas perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Australia. Pada waktunya, ketika dunia sedang membutuhkan kepemimpinan ekonomi, negara-negara kita dapat menunjukkan bagaimana pasar-pasar terbuka memberi sumbangan bagi pertumbuhan dan penciptaan pekerjaan.
Semakin terlihat memungkinkan untuk menjadi perjalanan panjang dari ekonomi global; untuk banyak negara; pembelanjaan negara sudah berada pada batasnya sementara tingkat suku bunga berada pada titik rendah dalam sejarah.
Yang jelas adalah tidak akan ada jawaban mudah untuk semua ini.
Namun apa yang lebih jelas adalah kita membutuhkan visi. Kita membutuhkan cara berfikir baru. Kita membutuhkan perdagangan, terlebih dalam menghadapi meningkatnya proteksionisme.
Sudah terbukti, proteksionisme adalah istilah yang ironis, karena alih-alih melindungi, proteksionisme membawa pada meningkatnya harga-harga yang menyebab orang miskin tetap terjerat dalam kemiskinan.
Perdagangan adalah salah satu dari sedikit perangkat substantive yang sekarang tersedia bagi pembuat kebijakan untuk mendorong pertumbuhan global.
Sekali lagi dengan latar belakang ini, saya dengan senang bisa mengatakan bahwa Australia dan Indonesia semakin berkomitmen dari sebelumnya untuk menyelesaikan sebuah kesepakatan perdagangan bilateral yang komprehensif, Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia/IA-CEPA).
Menuntaskan satu kesepakatan dan mengamankan nilainya bagi kedua negara adalah pesan dari kalangan bisnis. Para CEO dari Indonesia ingin meningkatkan keikutsertaan mereka dalam ekonomi global, menjadi lebih punya daya saing, mendorong lapangan kerja, dan menciptakan lingkungan yang menarik investasi.
Kita bisa menunjukkan kepemimpinan global yang sesungguhnya.
Kemitraan semacam ini tidak hanya akan tentang hubungan-hubungan perdagangan yang tradisional, ini akan menghasilkan kerja sama yang lebih besar antara ekonomi kita untuk masuk ke pasar Asia yang lebih luas dan menjadikan perdagangan dan investasi mengalir lebih mulus. IA-CEPA akan menghasilkan perdagangan dan investasi dua arah yang lebih kukuh yang pada akhirnya akan membawa pertumbuhan yang lebih tinggi dan menciptakan lapangan pekerjaan di kedua negara.
Saya senang bisa berkunjung ke pabrik produksi Coca Cola Amatil di Bekasi. Perusahaan Australia ini telah menciptakan 11.000 lapangan pekerjaan di Indonesia. Perusahaan ini menjadi pemimpin dalam pelatihan angkatan kerja dan pengembangan keterampilan.
Sumbangsih Coca Cola Amatil adalah satu contoh bagaimana Australia tidak hanya melihat Indonesia sebagai pasar. Kami melihat Indonesia sebagai mitra.
IA-CEPA yang bermutu tinggi akan bisa mendukung ambisi-ambisi Indonesia untuk menjadi pemasok barang dan jasa dengan daya saing tinggi, memanfaatkan kepakaran Australia untuk memperkukuh industri Indonesia melalui perdagangan dan investasi.
Australia dan Indonesia memiliki potensi sangat besar untuk kemitraan yang kuat dalam produk makanan, membuat produk yang sehat dan terjangkau menjadi semakin tersedia untuk para konsumen. Hal ini akan menjawab komitmen Presiden Joko Widodo mengenai harga bahan pokok yang stabil.
Saya sudah mencicipi apa yang kita lakukan bersama pada saat memesan penganan favorit Australia – biskuit coklat Tim Tam – di Jakarta. Diantar oleh Gojek, saya menikmati resep klasik Australia, namun dibuat di Indonesia. Akses pasar untuk produk seperti gula, gandum dan garam akan membantu industri olahan makanan nomor satu untuk bersaing pada tingkat pertarungan dengan pesaing regional. Sekali lagi, Australia adalah mitra netral.
Kekuatan kami dalam jasa dan kapasitas investasi dapat bermitra dengan Indonesia untuk mencapai tujuan ekonomi dan pembangunannya. Hal ini termasuk kepakaran kami dalam: teknologi pertambangan dan jasa keuangan seperti perbankan dan asuransi. Ada cakupan IA-CEPA yang sangat besar untuk memenuhi kebutuhan Indonesia akan angkatan kerja dengan keterampilan yang lebih tinggi dengan memanfaatkan kepakaran Australia dalam bidang pendidikan.
Kemitraan kita dalam bidang pendidikan sudah membuahkan hasil. Australia adalah tujuan pilihan bagi Indonesia untuk belajar ke luar negeri. Pada saat di Jakarta, saya mendapat kehormatan bisa menghadiri acara bersama dengan alumni dari Indonesia yang belajar di sektor teknologi keuangan di Australia.
Saya terkesan dengan antusiasme di Indonesia untuk pembangunan infrastruktur dan menarik pendanaan swasta. Tahun lalu, pada saat peluncuran kembali negosiasi IA-CEPA, Australia mengumumkan program pembangunan infrastruktur senilai $300 juta untuk Indonesia. Satu prioritas penting adalah merancang proyek-proyek infrastruktur yang bisa di bank-kan untuk pembiayaan swasta. Australia melihat program ini sebagai investasi kami dalam hubungan ekonomi dengan Indonesia.
Dunia sedang susah payah mencari pemimpin global. Australia dan Indonesia mendapati posisi kita tidak hanya untuk menunjukkan kepemimpinan, namun juga untuk memperkukuh keamanan ekonomi dan kemakmuran kita. Kita bisa menunjukkan jalan ke depan, untuk keuntungan kita sendiri dan sebagai sebuah contoh yang baik untuk seluruh dunia.
Steven Ciobo adalah Menteri Perdagangan, Pariwisata dan Investasi. Beliau mengunjungi Jakarta pada 6-8 Desember 2016.