Arsip Pernyataan Bersama
Pernyataan Bersama (Joint Statement) antara Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan Republik Indonesia dan Wayne Swan MP, Treasurer of the Commonwealth of Australia, Jakarta, 10 November 2009.
- Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Treasurer Wayne Swan MP mengadakan pertemuan bilateral pada tanggal 10 November 2009 dalam kunjungan resmi Treasurer Swan ke Indonesia.
- Treasurer Swan mengucapkan selamat kepada Menteri Sri Mulyani atas penunjukan kembali beliau sebagai Menteri Keuangan Republik Indonesia dan prestasi beliau dalam bidang ekonomi dan reformasi birokrasi.
- Kedua Menteri menyambut baik kuatnya hubungan bilateral dan terus meningkatnya hubungan masyarakat kedua negara. Kedua Menteri mencatat hubungan kerjasama yang baik antara Departemen Keuangan Indonesia dengan Treasury Australia. Menteri Sri Mulyani menyampaikan penghargaan atas program beasiswa Pemerintah Australia untuk mendukung siswa-siswa Indonesia yang belajar di Australia. Kedua Menteri memandang bahwa kontribusi bantuan tersebut sangat penting bagi peningkatan kemampuan pengambilan kebijakan ekonomi di Indonesia dan membahas peluang-peluang untuk meningkatkan bantuan di masa yang akan datang.
- Kedua Menteri membahas prospek ekonomi dan sepakat bahwa perkembangan ekonomi global cenderung telah stabil walaupun disadari masih terdapat banyak tantangan sehingga tetap harus waspada. Treasurer Swan mengapresiasi ketahanan Indonesia dalam krisis keuangan global dan menyampaikan selamat kepada Menteri Sri Mulyani atas peranannya dalam membawa Indonesia melewati masa krisis. Menteri Sri Mulyani juga merujuk kepada respon kebijakan Australia yang kuat dalam krisis keuangan dan ketahanan ekonomi Australia. Kedua Menteri mengamati bahwa Indonesia dan Australia termasuk dalam kelompok negara yang terhindar dari resesi sebagai akibat dari krisis global. Treasurer Swan menyatakan bahwa Indonesia merupakan negara ketiga diantara anggota G20 yang memiliki pertumbuhan ekonomi tercepat, setelah China dan India.
- Kedua Menteri menyambut baik keputusan yang diambil oleh para Kepala Negara pada Pittsburgh Summit yang menetapkan G20 sebagai forum utama dalam kerja sama internsional di bidang ekonomi. Kedua Menteri juga menyambut baik hasil dari pertemuan G20 tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral baru-baru ini di St Andrews, khususnya peluncuran Framework for Strong, Sustainable and Balanced Growth. Kedua Menteri mengamati bahwa kekuatan utama dari proses G20 adalah peningkatan keterwakilan kawasan Asia.
- Kedua Menteri mencatat bahwa Indonesia dan Australia telah secara aktif terlibat dalam melanjutkan reformasi Lembaga Keuangan Internasional (International Financial Institution/IFI) dan Bank Pembangunan Multilateral (Multilateral Development Bank/MDB), dengan menjadi co-chair kelompok kerja G20 pada isu-isu tersebut. Kedua Menteri sangat mendukung persetujuan London Summit mengenai peningkatan modal umum sebesar 200 persen pada Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB), yang selanjutnya disetujui pada Sidang Tahunan ADB yang diselenggarakan di Indonesia. Kedua Menteri sepakat untuk terus bekerja sama dalam isu-isu G20.
- Kedua Menteri setuju bahwa perubahan iklim memberikan ancaman yang signifikan terhadap seluruh negara dan untuk itu memerlukan solusi bersama dari semua negara. Kedua Menteri melihat bahwa pembiayaan perubahan iklim merupakan komponen utama dari semua persetujuan perubahan iklim dan menyambut baik pembicaraan pada pertemuan G20 di St Andrews mengenai opsi-opsi pembiayaan perubahan iklim.
- Treasurer Swan memandang bahwa pendekatan proaktif Indonesia terhadap isu perubahan iklim dapat dijadikan contoh bagi negara-negara berkembang lainnya. Kedua Menteri membahas kemajuan Indonesian Green Paper mengenai perubahan iklim, yang dibantu oleh Australia, termasuk tukar pengalaman dalam mensikapi tantangan perubahan iklim.
- Kedua Menteri menyambut baik pernyataan East Asia Summit (EAS) ke-empat di Hua Hin mengenai perlunya diselenggarakan EAS Finance Minister Meeting pada waktu yang tepat. Kedua Menteri menyarankan agar pertemuan tersebut dilaksanakan sebelum East Asia Summit ke-lima tahun 2010 serta mengusulkan G20 outreach dan pelaksanaan G20 initiatives sebagai agenda utama.
- Kedua Menteri mengakui peran penting APEC dalam meningkatkan integrasi ekonomi dan potensi APEC dalam mendukung Kerangka kerja G20 tentang Strong, Sustainable and Balanced Growth. Secara khusus, kedua Menteri setuju bahwa Pertemuan Para Menteri Keuangan APEC yang akan datang perlu melakukan berdialog yang luas mecakup isu sustainabilitas fiskal, mengangkat momentum reformasi struktural, dukungan pengembangan pasar modal, serta upaya-upaya untuk menjawab tantangan infrastruktur di wilayah APEC dan kebutuhan pembiayaan perdagangan.
- Menteri Sri Mulyani menyambut baik formalisasi perjanjian pinjaman kontingensi Australia sebesar USD 1 milyar dengan Indonesia yang diumumkan Desember tahun lalu. Kedua Menteri menunjukkan bahwa hal tersebut merupakan contoh kerjasama erat kedua negara.
- Kedua Menteri mencatat bahwa Australia dan Indonesia saat ini sedang mempertimbangkan kelayakan Perjanjian Perdagangan Bebas (Free Trade Agreement/FTA) kedua negara. Kedua Menteri sepakat bahwa FTA yang komprehensif/meyeluruh yang dibangun dengan fondasi yang kuat di atas ASEAN-Australian New Zealand Free Trade Agreement (AANZFTA) dapat menjadi peluang untuk memperdalam hubungan kemitraan ekonomi Indonesia dan Australia.