Menteri Luar Negeri Australia
The Hon Julie Bishop MP
Menteri Pertahanan Australia
Senator the Hon Marise Payne
21 Desember 2015
Pernyataan Bersama
Dialog 2+2 Ketiga Menteri Luar Negeri dan Pertahanan Australia-Indonesia
1. Menteri Luar Negeri dan Pertahanan Australia dan Indonesia melaksanakan Dialog 2+2 ketiga pada 21 Desember 2015 di Sydney, Australia. Mereka mengadakan diskusi luas tentang isu-isu bilateral, kawasan dan global yang menjadi perhatian bersama.
Hubungan Bilateral
2. Para menteri menyoroti momentum baru dalam hubungan bilateral yang didukung oleh ikatan pemerintah ke pemerintah yang kuat dan hubungan warga-ke-warga yang aktif dalam pendidikan, pariwisata dan perdagangan.
3. Menteri menyambut ikatan pertahanan, keamanan dan strategis yang kuat dan berkembang, yang didukung oleh Kerangka Kerja Sama Keamanan (The Lombok Treaty). Australia menegaskan dukungannya atas integritas dan kedaulatan territorial Indonesia.
4. Para menteri menyambut baik dialog strategis pertahanan bilateral yang diselenggarakan di Canberra dan Jakarta pada November 2015.
5. Mereka berkomitmen memperkuat kerja sama keamanan lebih lanjut, termasuk bidang keamanan maritim, bantuan kemanusiaan dan bencana, pengembangan kemampuan dan pengadaan. Untuk kepentingan ini, mereka sepakat memperbarui Pengaturan Kerja Sama Pertahanan bilateral.
6. Sebagai dua negara dengan sejarah panjang menghadapi bencana alam bersama-sama dan menyediakan bantuan kemanusiaan, para menteri menyambut persiapan Latihan Pertolongan Bencana dan Bantuan Kemanusiaan yang baru di tahun 2016.
7. Sebagai dua negara ekonomi G20 yang bertetangga, Australia dan Indonesia bercita-cita membangun kemitraan ekonomi lebih lanjut, terutama dengan mempromosikan investasi dalam pembangunan infrastruktur dan melalui kesempatan berkembang di sektor pelayanan serta rantai-rantai nilai kawasan. Menteri menyambut untuk menghidupkan kembali negosiasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia, yang akan menfasilitasi perdagangan dan investasi yang lebih besar. Menteri-menteri juga menyambut ketertarikan Indonesia untuk menjadi anggota Kemitraan Trans-Pasifik.
8. Indonesia menyambut White Paper Australia mengenai Pembangunan Australia Utara dan memahami sinerginya dengan visi pembangunan Indonesia di kawasan timur. Menteri mendorong kedua belah pihak melakukan hubungan intensif antara Australia Utara dan Indonesia Timur.
9. Menteri menggarisbawahi pentingnya membangun ikatan warga-ke-warga yang lebih kuat, terutama dalam membangun pemahaman bersama yang lebih besar antar pemuda sebagai generasi penerus untuk menambah nilai dan meneruskan hubungan bilateral yang terus berkembang.
10. Terkait ini, mereka mencatat pentingnya untuk lebih lanjut mengintensifkan hubungan pendidikan dan pariwisata. Australia memahami bahwa Indonesia adalah tujuan paling populer untuk siswa Australia di bawah beasiswa New Colombo Plan, dengan sekitar 2000 siswa Australia telah didukung untuk belajar di Indonesia dalam tiga tahun pertama program ini. Pada saat yang sama, Menteri juga mencatat bahwa Australia tetap menjadi tujuan utama mahasiswa Indonesia di luar negeri dengan sekitar 17.000 siswa belajar di Australia.
11. Australia menyambut kesepakatan Indonesia untuk menjadi tuan rumah Dialog Indonesia Australia ketiga pada akhir Maret 2016, yang akan secara bersama membawa pemimpin kedua negara di bidang politik, bisnis, media, akademisi, ilmu pengetahuan, inovasi, masyarakat dan budaya.
Kerja Sama Maritim dan Keamanan
12. Sebagai satu-satunya benua pulau dan Negara kepulauan tebesar di dunia, yang terletak di titik tumpu Pasifik dan Hindia, Australia dan Indonesia mencita-citakan sebuah wilayah maritim yang aman dimana warga, perdagangan dan lingkungan berkembang.
13. Menteri-menteri mengakui pentingnya perdagangan maritim dan ekonomi biru untuk kemakmuran bersama kedua negara. Mereka menggarisbawahi pentingnya membangun jaringan transportasi dan kemampuan maritim yang lebih kuat, termasuk melalui kolaborasi antar pelabuhan dan kerja sama pendidikan maritim antar lembaga dan intansi terkait.
14. Menteri lebih lanjut menyambut penerapan Pernyataan Pertemuan Puncak Asia Timur atas Peningkatan Kerja Sama Maritim Kawasan dan bertekad mengambil tindakan nyata dalam bidang-bidang prioritas, seperti kerja sama di bidang pembangunan ekonomi kelautan yang berkelanjutan; mempromosikan perdamaian, stabilitas dan keamanan; mengatasi tantangan lintas batas; mengembangkan konektivitas maritim, dan mempromosikan kerja sama antar lembaga penelitian. Mereka menekankan pentingnya memastikan bahwa kawasan bebas dari penangkapan ikan iegal yang tidak dilaporkan dan tidak diatur. Mereka memutuskan untuk bekerja bersama menuju inklusi awal kerja sama maritim sebagai bidang prioritas kerja sama dalam Pertemuan Puncak Asia Timur.
15. Australia menyambut visi dan hasrat Indonesia sebagai Ketua saat ini dari Indian Ocean Rim Association (IORA). Australia juga mendukung niat Indonesia atas kerja sama maritim selama masa kepemimpinannya. Para menteri menantikan untuk memulai kerja sama terhadap IORA Concord dengan tujuan mengadopsinya dalam peringatan IORA ke-20 di IORA Summit Maret 2017 mendatang.
16.Menteri mengakui bahwa memastikan keamanan maritim merupakan unsur penting dalam menjaga perdamaian dan stabilitas serta peraturan hukum di kawasan. Mereka menekankan pentingnya mempromosikan tatanan internasional berbasis hukum, penghormatan terhadap hukum internasional, jaminan kebebasan navigasi dan penerbangan, dan perdagangan sah tanpa hambatan serta penyelesaian sengketa maritim dengan jalan damai, sesuai prinsip hukum internasional yang diakui termasuk Konvensi PBB 1982 tentang Hukum Kelautan (UNCLOS).
17. Menteri memahami bahwa isu Laut Cina Selatan secara langsung berkaitan dengan perdamaian dan stabilitas kawasan. Mereka menyatakan keprihatinannya atas perkembangan terakhir dan berkelanjutan di Laut Cina Selatan dan meminta seluruh pihak untuk menahan diri, mengambil langkah-langkah yang dapat meredakan ketegangan dan menahan diri dari tindakan provokatif yang dapat meningkatkan ketegangan. Lebih lanjut, mereka juga mendesak semua negara penuntut untuk mempertahankan dan meningkatkan saling percaya dan keyakinan melalui konsultasi dan negosiasi sesuai dengan prinsip hokum internasional yang diakui secara universal, termasuk UNCLOS.
18. Mereka juga menggarisbawahi komitmen negara-negara anggota ASEAN dan China untuk menjamin pelaksanaan penuh dan efektif dari Declaration on Conduct of the Parties di Laut China Selatan secara keseluruhan dan pembentukan cepat Code of Conduct yang efektif di Laut China Selatan.
Kawasan Indo-Pasifik
19. Australia dan Indonesia merupakan mitra strategis dengan komitmen bersama terhadap wilayah Indo-Pasifik yang stabil dan makmur.
20. Menteri-menteri menekankan pentingnya forum kawasan yang mendukung dan membangun stabilitas kawasan serta membantu pertumbuhan ekonomi.
21. Mereka memuji upaya untuk memperkuat Pertemuan Puncak Asia Timur/ East Asia Summit (EAS) sebagai forum pemimpin utama untuk dialog strategis di kawasan.
22. Menteri-menteri juga menegaskan kembali tentang sentralitas ASEAN dalam upaya ini dan pentingnya kepemimpinan Indonesia yang kuat dalam forum-forum ASEAN.
23. Para menteri menyambut baik kontribusi berkelanjutan dari Forum Kawasan ASEAN dan peretemuan-Plus Menteri-Menteri Pertahanan ASEAN untuk mendorong kerja sama kerja sama dan dialog tentang isu-isu keamanan.Mereka menantikan untuk bersama-sama memimpin Bali Process kawasan selanjutnya tentang Penyeludupan Manusia, Perdagangan Manusia dan Kejahatan Lintas-Batas Terkait pada Maret 2016 mendatang.
24. Menteri-menteri menyambut kemajuan yang telah dibuat hingga saat ini dalam negosiasi Kemitraan Ekonomi Comprehensif Kawasan (RCEP) dan menggarisbawahi pentingnya negosiasi-negosiasi ini untuk mendukung kemajuan ekonomi yang berkelanjutan di kawasan.
25. Para menteri sepakat untuk bekerja sama di kawasan Pasifik untuk mendukung pembangunan ekonomi, kesiapsiagaan bencana dan tata pemerintahan yang baik. Sebagai langkah awal, kedua negara akan mencari peluang dengan mitra Pasifik untuk mendukung mata pencaharian di bidang pertanian, membangun kesiapsiagaan bencana, termasuk sistem peringatan dini untuk bencana alam dan pembangunan kembali serta pemulihan bencana.
Pemberantasan Terorisme dan Keamanan Ciber
26. Menetri-menteri memahami dengan perhatian penuh bahwa ancaman terorisme meningkat di kawasan.
27. Mereka menekankan bahwa Australia dan Indonesia menghadapi ancaman yang sama, berbagi tujuan yang sama dan membutuhkan pendekatan bersama untuk mengalahkan momok terorisme.
28. Memahami bahwa Australia dan Indonesia telah menjalin kerja sama yang erat di bidang anti terorisme dalam jangka waktu yang lama, menteri bertekad Australia dan Indonesia untuk bekerja sama lebih dekat untuk mengatasi ancaman tersebut, termasuk melalui berbagi strategi intelijen dan pesan kontra.
29. Menteri menyambut Pernyataan Bersama Sydney tentang Counter Terrorism Financing Summit yang diselenggarakan bersama oleh Australia dan Indonesia pada November 2015. Mereka mencatat nilai strategis kerja sama yang erat antara mitra-mitra Australia, Indonesia dan kawasan untuk mengidentifikasi dan menghentikan aliran dana yang digunakan oleh teroris dan penjahat.
30. Menteri-menteri sepakat untuk melipatgandakan usaha dalam menanggapi ancaman yang ditimbulkan oleh teroris asing dan kembalinya mereka, termasuk melalui kerja sama yang lebih erat dengan pihak penegak hukum, badan keamanan nasional, pihak imigrasi dan bea cukai serta tokoh agama masyarakat dan organisasi-organisasi.
31. Mereka menyambut penandatanganan Nota Kesepahaman tentang Pemberantasan Terorisme Internasional, yang akan mendukung kerja sama hingga 2018.
28. Menteri-menteri memahami bahwa kerja sama pemberantasan terorisme dan keamanan ciber akan didorong lebih lanjut dalam pertemuan Menteri-Menteri Hukum dan Keamanan Australia-Indonesia di Jakarta hari ini.
33. Menteri-menteri menantikan dialog 2+2 selanjutnya yang dilaksanakan di Indonesia pada 2016.
Pertanyaan Media: [email protected]