Arsip Pernyataan Media
The Hon. Tony Burke MP
Menteri Imigrasi, Urusan Multikultur dan Kewarganegaraan Australia
Menteri Kesenian
Kamis, 1 Agustus 2013
Kloter pertama dikirim ke Pulau Manus di bawah pengaturan pemukiman kawasan
Menteri Imigrasi dan Kewarganegaraan Australia, Tony Burke, hari ini telah memberi konfirmasi bahwa kloter pertama yang berjumlah 40 orang pencari suaka berhasil dikirim ke Papua Nugini dengan pengaturan pemukiman kawasan Australia yang baru.
“Pengiriman pertama ke Pulau Manus memberi pesan bahwa usaha naik perahu ke Australia bukanlah caranya untuk memperoleh izin tetap tinggal di Australia,” ujar Burke.
Di bawah pengaturan, sesuai dengan kesepakatan baru yang ditandatangani dengan PNG, pendatang gelap akan dikirim ke PNG untuk menjalani penilaian dan bila dinyatakan sebagai pengungsi akan dimukimkan di sana.
“Orang yang dinilai bukan sebagai pengungsi tulen akan dikembalikan ke negara asal mereka atau ke negara di mana mereka mempunyai hak tinggal, atau ditahan di fasilitas transit.”
Pagi hari ini, penerbangan carter, dengan kelompok kloter yang terdiri dari pencari suaka Iran, Afghanistan dan Pakistan, dikawal oleh Polisi Federal Australia, staf Departemen Imigrasi, Urusan Multikultur dan Kewarganegaraan, para penterjemah dan staf medis, berangkat dari Pulau Christmas.
Menurut Menteri, kelompok tersebut mendarat di Propinsi Manus pagi hari ini di mana mereka akan ditampung sambil menunggu klaim suaka mereka diproses oleh Pemerintah PNG.
“Pengiriman ini pastilah menunjukkan tekad bulatnya Australia, sejak Juli 19, biar bagaimanapun tempat tibanya di Australia pencari suaka naik perahu akan dikirim ke Papua Nugini,” tutur Burke.
Burke berujar tidak ada batas jumlah orang yang dapat dikirim ke PNG dan pengiriman ini akan terus dilakukan secara berkala. Wanita, anak-anak, termasuk anak-anak yang tanpa disertai keluarganya, akan dikirim setelah pengaturan yang khusus telah terpenuhi.
Australia akan bekerja sama dengan PNG untuk memperluas Pusat Pemrosesan Kawasan Pulau Manus, serta mempertimbangkan pembangunan pusat-pusat pemrosesan daerah lain di Papua Nugini.
“Bila orang membeli tiket dari penyelundup manusia dengan menghabiskan beribu ribu dollar, mereka sebenarnya tidak membeli tiket ke Australia, akan tetapi malahan negara lain” Burke menambahkan.