Transkrip program Radio Kookaburra:
Membangun Persahabatan Antar Sekolah di Indonesia dan Australia
Pengantar: Mubarok, Kedutaan Besar Australia
Pembicara: Hasmi Taufiq, Guru bahasa Inggris SMA Muhammadiyah 1 Denpasar, Umiyanti Umar, guru SMPN 2 Pattallassang, Sulawesi Selatan.
MUBAROK: Sebanyak tiga puluh guru SMP dan SMA dari Bali, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, NTB dan Kalimantan Barat berangkat ke Australia awal Maret lalu guna membangun persahabatan antar sekolah di Indonesia dan Australia.
Melalui progam BRIDGE, atau Building Relationship through Intercultural Dialogue and Growing Engagement, guru-guru sekolah menengah itu mendapat kesempatan untuk berdiskusi, mengajar dan tinggal bersama keluarga guru selama tiga minggu di Australia.
Program ini akan menghubungkan sekolah-sekolah, siswa-siswi dan guru-guru di Australia dan Indonesia melalui internet dan pembelajaran berbasis internet termasuk bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
Pak Hasmi Taufiq adalah guru bahasa Inggris di SMA Muhammadiyah 1 Denpasar. Melalui program BRIDGE, ia sempat berkunjung ke Melbourne, Sydney dan Tasmania.
HASMI TAUFIQ: Kalo di Melbourne, selama lima hari itu diberikan pelatihan, antara lain tentang sejarah Australia, kemudian tentang budaya Australia dan tentang Wikispaces. Jadi, Wikispaces itu suatu alat yang nanti dipakai komunikasi antara sekolah-sekolah di Indonesia dan sekolah di Australia.
Selain pelatihan, pak Hasmi juga mengajar bahasa Indonesia dan memperkenalkan budaya Indonesia kepada siswa-siswi sekolah menengah.
Pak Hasmi sangat kaget dengan sifat siswa-siswi sekolah di Australia yang rata-rata aktif bertanya di kelas.
HASMI TAUFIQ: Siapa yang mau bertanya, any question? Saya tanya begitu, langsung siswa tunjuk tangan itu bisa sampai tujuh atau lebih, akhirnya, satu-satu saya jawab. Belum selesai yang tujuh terjawab itu, yang tadi sudah bertanya, ngacung tangan lagi. Wah, jadi sepanjang saya misalnya 50 menit, satu session itu, banyak sekali bertanya. Saya pikir itu bagus sekali kalau di Indonesia bisa demikian.
MUBAROK: Pengalaman lain yang menarik juga disampaikan oleh peserta lainnya, Ibu Umiyanti Umar, guru SMPN 2 Pattallassang, Sulawesi Selatan.
Menutur Ibu Umiyanti, siswa-siswi sekolah di Australia pada umumnya sama dengan di Indonesia suka ribut di kelas, tapi guru-guru di sana mempunyai cara lain dalam menarik perhatian siswa di kelas.
UMIYANTI UMAR: Mereka menggunakan semacam bel atau tepukan tangan untuk menarik perhatian siswanya. Jadi, kalau misalnya siswanya sudah mulai agak tenang, baru dimulai pelajaran. Semantara kami di sini, saya perhatikan guru-guru di sini, lebih ke teriakan, ‘anak-anak diam’, sementara di sana guru-guru tidak diijinkan untuk menyentuh siswa dalam artian secara kasar ataupun secara lembut.
MUBAROK: Menurut pak Hasmi, saat ini siswa-siswi di sekolahnya sudah ada jalinan komunikasi dengan siswa-siswi di Australia melalui berbagai sarana.
HASMI TAUFIQ: Siswa saya sudah saya berikan alamat-alamat siswa yang ada di Australia. Mereka ada yang sudah S-M-S, ada yang sudah telepon, ada yang ngirim email, begitu.
MUBAROK: Program persahabatan antar sekolah di Australia dan Indonesia atau BRIDGE ini diprakarsai oleh Australia-Indonesia Instutute, didanai oleh The Myer Foundation dan Pemerintah Australia melalui AusAID.
Sebanyak sembilan puluh guru dari empat puluh satu sekolah dari berbagai provinsi di Indonesia sudah dan akan mendapat kesempatan untuk menjalin persahabatan, dan bagi siswa Australia untuk belajar bahasa Indonesia serta membangun kemitraan dengan sekolah-sekolah Indonesia.
Kelompok guru berikutnya akan berangkat ke Australia bulan Juli mendatang.
Dalam rangka peluncuran kembali program Rado Kookaburra, Kedutaan Besar Australia mengadakan quiz dengan pertanyaan berikut: Apakah nama ibu kota Australia?
Jawaban dikirim melalui SMS ke 08111873175. Cantumkan Jawaban, Nama, Usia, Pekerjaan dan Alamat anda.
Jawaban ditunggu hingga 30 Mei 2009 dan akan diundi. Pemenang akan mendapatkan bingkisan dari Kedutaan Besar Australia.
April 2009