Kedutaan Besar Australia
Indonesia

Script Radio - Mengembangkan Pembelajaran dan Persahabatan di Australia

Transkrip program Radio Kookaburra:
Mengembangkan Pembelajaran dan Persahabatan di Australia

Pengantar: Mubarok, Kedutaan Besar Australia
Pembicara: Hamid, SMA Muhammadiyah 1 Denpasar, Bali; Stefanus, SMA Katolik Rajawali Makassa; Arifin, SMK Kristen Imanuel Pontianak, Kalimantan Barat; Lusilawati Lathief, SMAN 2 Makassar; Wedyasning Wulandari, SMA Muhammadiyah 2 Surabaya; Enny Mintowati, SMA 15 Surabaya

Download file MP3

 


 

MUBAROK: Sejumlah guru dari berbagai provinsi di Indonesia berkunjung selama tiga-minggu ke Australia sebagai bagian dari prakarsa pendidikan yang baru untuk mengembangkan kemitraan antara sekolah Australia dan Indonesia.

Sebanyak 29 guru SMA malam itu mendarat di Bandara Sukarno Hatta Jakarta. Mereka adalah kelompok kedua peserta program BRIDGE (Building Relations through Intercultural Dialogue and Growing Engagement), yang baru kembali dari Australia.

Kegiatan para peserta BRIDGE di Australia sangat menarik dan bervariasi, dari mengajar di sekolah, tinggal bersama keluarga guru, hingga seminar dan konferensi. Yang tidak kalah penting adalah jalan-jalan di Australia.

Pak Stefanus adalah guru bahasa Inggris di SMA Katolik Rajawali Makassar.

STEFANUS: Selama berada di Australia, saya mengunjungi sekolah yang bernama Wallan. Wallan juga merupakan nama tempat di mana sekolah itu berada.

MUBAROK: Apa kegiatan Bapak di situ?

STEFANUS: Banyak. Saya mengajak bercerita tentang sejarah Indonesia dalam bahasa Inggris. Saya juga membantu guru bahasa Indonesia mengajar. Saya juga mengunjungi cooking class memperhatikan para siswa siswi belajar memasak.

MUBAROK: Selain Pak Stefanus, juga ada Pak Hamid, seorang guru SMA Muhammadiyah 1 Denpasar, Bali, yang ditempatkan di Southern Christian College, Kingston, Tasmania.

HAMID: Kegiatan kami sebenarnya banyak, tapi yang sangat esensial buat kami adalah, bagaimana memperkenalkan budaya kita, Indonesia, kemudian bagaimana kita juga melihat bagaimana pelaksanaan pendidikan yang ada di, di Australia.

Kemudian yang ketiga itu, kita melihat bagaimana keteraturan, kebersihan mungkin, kemudian bagaimana mereka melakukan kehidupan dalam kehidupan sehari-hari, itu yang paling penting yang kita perhatikan dalam setiap hari.

MUBAROK: Kebersihan lingkungan dan disiplin adalah hal yang sangat mengesankan. Bagaimana dengan kehidupan guru di Australia?

Pak Arifin adalah guru SMK Kristen Imanuel Pontianak, Kalimantan Barat, yang ditempatkan di Adelaide, Australia Selatan.

ARIFIN: Kehidupan guru di Australia, saya pikir lebih teratur, mereka sudah ada jadwal. Waktu di sekolah, memang benar-benar untuk mengajar, ketika pulang mereka tidak lagi, mencari usaha sampingan, gitu, sebagai sampingan. Kalau kita di Indonesia, biasanya pak, banyak guru-guru yang setelah selesai mengajar di sekolah, masih banyak mengajar kursus, private dan sebagaimnya.

MUBAROK: Guru-guru di Australia biasanya sangat dekat dengan siswanya dan tidak membiarkan masalah siswa berlarut-larut.

Lusilawati Lathief adalah guru SMAN 2 Makassar yang mengajar di Bendigo Senior Secondary College di kota Bendigo, Victoria.

LUSILAWATI LATHIEF: Di sana ya, dari tiga sekolah pak yang saya amati itu, tidak pernah meninggalkan masalah. Artinya jika ada anak yang punya masalah, atau malas, atau apa ya, itu tidak dibiarkan sampai minggu depan. Langsung hari itu diselesaikan.

MUBAROK: Gimana caranya?

LUSILAWATI LATHIEF: Caranya itu, setelah pembelajaran, anak itu dipanggil ke ruangan. Mereka itu ngomong seperti teman. Anak-anak bebas mengemukakan kenapa saya ber-, seperti itu. Gurunya juga menerima dan tidak pernah mengatakan “kamu tidak boleh begitu!” Dia, dia menghargai pendapatnya, anaknya. Ini yang saya sangat terkesan, ini.

MUBAROK: Wedyasning Wulandari dari SMA Muhammadiyah 2 Surabaya mengatakan semua kegiatan yang diikutinya sangat berkesan. Ibu Wulan ditempatkan di negara bagian Victoria.

WEDYASNING WULANDARI: Tanggal 2 sampai 3 Agustus, itu ada Victorian Environment Conference yang diikuti oleh sembilan sekolah di Victoria, tempatnya di Mantra Beach Resort, saya mengikuti sampai selasai.

Sangat bagus sekali dan sangat menarik. Salah satu kegiatannya ya, kita menanam dua ribu pohon di sekitar pantai bersama semua anak-anak, mengukur kadar polusi air dan sungai pembatas itu, sungai dan laut, mendeteksi plankton dan seterusnya. Jadi, sangat menarik!

MUBAROK: Di Perth Australia Barat ada Ibu Enny Mintowati dari SMA 15 Surabaya.

ENNY MINTOWATI: Di sana ada kelas bahasa Indonesia yang demikian getolnya mempromosikan bagaimana itu Indonesia, begitu. Jadi, mulai belajar bahasa Indonesia, kerajinan tangan Indonesia, termasuk juga cooking. Nah, saya di sana juga membantu ibu [guru] tersebut, ada kayak, games, poetry reading, dan bahkan dalam pelajaran nari, saya diminta mereka dan saya membantu sedikit, membantu mereka tari Bali.

Satu lagi sebetulnya, program BRIDGE ini, yang penting adalah kita, discussion, um, group discussion melalui wikispaces, online. Ini yang paling penting sebetulnya.

MUBAROK: Proyek kemitraan sekolah dengan nama BRIDGE itu diprakarsai oleh Lembaga Australia-Indonesia (AII) dan didanai bersama oleh The Myer Foundation dan Pemerintah Australia melalui AusAID.

Yayasan Pendidikan Asia di Universitas Melbourne berperan sebagai penyelenggara program, bersama Australian Education International dan KangGURU Indonesia.

[Kookaburra tune]

Terima kasih kepada anda yang telah menjawab quiz SMS tentang jumlah penduduk Australia. Jawaban yang benar adalah A: 22 juta jiwa, dan pemenangnya adalah: BENY HIDAYAT dari Magetan; HANNAH, Depok; ULIN dari Pontianak, CHRISTIAN DEWANTO, Flores; dan IVAN BASTIAN dari Yogyakarta.

Di Australia, ada yang disebut negara bagian dan ada juga teritori. Pertanyaan quiz untuk periode September 2009 adalah sebagai berikut: Ada berapakah negara bagian di Australia? Apakah A.6 atau B.8?

Jawaban dikirim melalui SMS ke 08 111 492 452 dengan format: Jawaban, Nama, Usia, Pekerjaan dan Alamat anda.

Jawaban ditunggu hingga 30 September 2009 dan akan diundi. Pemenang akan mendapatkan bingkisan dari Kedutaan Besar Australia.

Agustus 2009
RS090836