Transkrip program Radio Kookaburra:
Program Pendidikan Inklusif
Pengantar: Mubarok, Kedutaan Besar Australia
Pembicara: Maria Un, Ketua Himpunan Wanita Penyandang Cacat Indonesia; Antoni Tsaputra, Penerima Australian Development Scholarship 2010
MUBAROK: Dalam program Kemitraan Australia-Indonesia untuk pembangunan dan perbaikan kembali 2000 sekolah dan madrasah di Indonesia, Australia memiliki komitmen untuk menjadikan pendidikan dasar terbuka bagi seluruh siswa termasuk para penyandang cacat.
Australia secara khusus juga bekerja sama dengan organisasi penyandang cacat di bawah program LAPIS atau Learning Assistance Program for Islamic Schools untuk menciptakan pendidikan yang inklusif di lingkungan madrasah.
Maria Un adalah seorang activis organisasi penyandang cacat dari Makassar yang terlibat dalam kerja sama ini. Ia adalah Ketua Himpunan Wanita Penyandang Cacat Indonesia (HWPCI) untuk Provinsi Kalimantan Selatan.
MARIA UN: Untuk program yang saat ini kami lakukan atas support dari LAPIS melalui AusAID, itu adalah satu program di lima madrasah, bagaimana meng-encourage [mendorong] madrasah untuk menerima siswa-siswi penyandang cacat.
Yang kami lakukan agar madrasah bisa memberikan pelayanan dan pendampingan yang seharusnya kepada anak-anak penyandang cacat adalah memberikan keahlian atau keterampilan kepada guru-guru, karena kita tahu bahwa menangani siswa dengan penyandang cacat itu [harus] memiliki skill yang lebih.
Dalam pelatihan itu, tentu HWPCI hanya sebagai organisasi yang bisa menjembatani, tetapi kembali lagi resource personnya atau yang terlibat di dalam pelatihan adalah orang-orang ahli yang memang sudah memiliki pengalaman di dalam memberikan pelatihan kepada guru-guru tentang pendidikan inklusif.
MUBAROK: Menurut Maria, pelatihan yang diberikan terdiri dari beberapa tahap mulai dari pengenalan tentang peraturan yang menjamin pendidikan bagi semua hingga keterampilan dalam mendampingi anak-anak penyandang cacat.
MARIA UN: Kami sangat senang bahwa lewat program ini kami sudah mulai memberikan pemahaman dasar kepada guru-guru untuk mendampingi siswa yang tuna netra, kemudian mengajarkan bahasa isyarat agar mereka bisa mendampingi siswanya yang tuna rungu. Kemudian bagaimana IT itu bisa diperkenalkan kepada siswa-siswi tuna netra.
Kemudian yang paling penting di sini adalah melibatkan anak di dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Anak sebetulnya punya potensi untuk bisa menjadi tutor sebaya bagi teman-temannya yang penyandang cacat dan itu yang kami lakukan di lima madrasah.
MUBAROK: Komitmen Australia untuk mendukung pendidikan yang inklusif juga tercermin dalam program beasiswa Australia. Salah seorang penerima beasiswa Australian Development Scholarship tahun ini, Antoni Tsaputra, adalah seorang penyandang cacat.
Keberhasilan Antoni dalam mendapatkan beasiswa Australia adalah sebuah inspirasi, bukan hanya bagi penyandang cacat tetapi juga bagi generasi muda pada umumnya.
ANTONI TSAPUTRA: Yang penting itu adalah kemauan. Kita mau kerja keras, apapun yang kita inginkan Insya Allah pasti bisa dicapai, ya, berdo’a dan berusaha. Jika yang cacat bisa melakukan ini kenapa anda yang normal tidak bisa?
MUBAROK: Apa pendapat anda, Ibu, melihat sukses seperti ini?
MARIA UN: Satu kata kunci yang ingin saya berikan di sini adalah bahwa, penyandang cacat, apapun kondisinya, ketika dia diberikan kesempatan untuk bisa berbuat dan diperlakukan setara dengan yang lain, Insya Allah, dia bisa berbuat.
MUBAROK: Maria Un dan Antoni Tsaputra adalah dua orang warga Indonesia berprestasi. Mereka adalah di antara para penyandang cacat yang berhasil dalam menggapai cita-cita dan meraih kehidupan yang lebih baik. Sebagai sahabat dan tetangga dekat, Australia bangga menjadi bagian dari keberhasilan mereka.
[Kookaburra tune]
Terima kasih kepada anda yang telah menjawab quiz tentang tempat penyelenggaraan olah raga Formula 1 di Australia. Jawabannya adalah Melbourne, dan pemenangnya adalah: HANDY TRIYONO dari Cilacap, DESY ISNA dari Bojonegoro, ISKANDAR dari Semarang, DONI SATRI dari Padang dan HUSNI ENITA dari Riau.
Bulan ini Radio Kookaburra mencapai usia 10 tahun, terima kasih kepada radio-radio mitra dan pendengar kami di seluruh nusantara. Pertanyaan Quiz untuk edisi ulang tahun Radio Kookaburra adalah sebagai berikut: Diambil dari nama apakah Radio Kookaburra? Pilih A: Unggas atau B: Mamalia.
Jawaban dikirim melalui SMS ke 08 111 492 452 dengan format: Jawaban, Nama, Usia, Pekerjaan dan Alamat anda.
Jawaban ditunggu hingga 28 Januari 2010 dan akan diundi. Pemenang akan mendapatkan bingkisan dari Kedutaan Besar Australia.
Desember 2009
RS091250