Transkrip program Radio Kookaburra:
Kerja Sama Indonesia-Australia dalam Perubahan Iklim
Pengantar: Mubarok, Kedutaan Besar Australia
Pembicara: Fitrian Ardiansah, Penerima Beasiswa Kepemimpinan Australia
MUBAROK: Australia dan Indonesia bekerjasama erat dalam menghadapi masalah perubahan iklim, sebuah isu penting bagi kawasan Asia Pasifik.
Australia telah berkomitmen untuk menyediakan sumber daya yang signifikan untuk menghadapi dampak dari perubahan iklim secara global maupun di kawasan, termasuk dukungan untuk meningkatkan sumberdaya manusia.
Fitrian Ardiansah adalah Direktur Program Iklim dan Energi, World Wildlife Fund (WWF) Indonesia. Ia adalah penasihat Pemerintah Indonesia pada konferensi perubahan iklim di Kopenhagen, Denmark.
Fitrian adalah salah seorang penerima beasiswa Australian Leadership Award 2010 untuk melanjutkan studi S3 di Australian National University, dengan fokus pada perubahan iklim. Sebelumnya Fitrian menyelesaikan S2 di kampus yang sama.
FITRIAN ARDIANSAH: Fokus utamanya, saya ingin melihat bagaimana kemudian streamline of funding, jadi pendanaan yang ada dari perubahan iklim ini bisa dimanfaatkan sebesar-besarnya oleh negara Indonesia dan juga bangsa Indonesia terutama dalam konteks penanganan kehilangan hutan dan degradasi hutan yang ada di Indonesia.
Yang kedua, yang penting yang ingin saya soroti, adalah bagaimana kemudian institusi di Indonesia bisa dibentuk untuk menghadapi aspek perubahan iklim dari sisi pendanaan ini. Karena jangan sampai dana datang kemudian, maaf ya, dikorupsi atau kemudian lari ke alokasi-alokasi yang tidak pada tempatnya untuk menangani perubahan iklim.
MUBAROK: Ada apa sebetulnya dengan perubahan iklim?
FITRIAN ARDIANSAH: Sejak 20 – 30 tahun yang lalu sudah ada indikasi dari berbagai ilmuwan dunia yang melihat sejauh mana meningkatnya suhu muka bumi. Suhu muka bumi ini disebabkan oleh adanya gas rumah kaca yang konsentrasinya makin menebal di atmosfir.
Akibatnya makin tahun ke tahun, suhu muka bumi rata-rata akan menaik.
Ini disebabkan oleh sebagian besar aktifitas individu dan juga industri manusia dari pemakai energi, kemudian perubahan lahan, deforestasi (kehilangan hutan) dan sebagainya.
Kalau ini terjadi suhu muka bumi makin lama makin naik, akan menyebabkan tekanan udara, tekanan iklim di berbagai negara akan berubah, dan apa yang terjadi adalah banyaknya dampak, terutama yang negatif.
Sekarang di beberapa tempat di Indonesia kita tahu bahwa angin puting beliung, kemudian kenaikan muka air laut karena es ikut mencair, banjir, tanah longsor dan sebagainya akan lebih intense.
MUBAROK: Ok, apa yang bisa dilakukan oleh masyarakat untuk turut serta dalam mengurangi dampak dari perubahan iklim?
FITRIAN ARDIANSAH: Ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Yang pertama dari diri sendiri, misalnya bagaimana kemudian kita bisa mengubah gaya hidup kita yang konsumsi sebelum-sebelumnya cukup tinggi terhadap energi pemakaian listrik, pemakaian bahan bakar karena transportasi dan sebagainya untuk kemudian dikurangi.
Selain itu juga memakai bahan-bahan yang ramah lingkungan. Pemakaian kertas juga tidak diperbanyak, atau mungkin mem-print bolak balik dan sebagainya. Sampah juga, kalau bisa kita kurangi dan juga bisa dipisahkan sehingga pengolahan sampahnya bisa lebih baik.
Itu dari individu. Tapi yang paling penting adalah bagaimana kemudian secara komunitas kita bisa sama-sama mendorong pemerintah dan juga masyarakat untuk punya program lebih baik mengantisipasi bencana yang akan terjadi karena perubahan iklim ini.
MUBAROK: Penanganan masalah lingkungan dan perubahan iklim merupakan salah satu elemen penting kerjasama pembangunan Australia-Indonesia.
Di bawah program Kemitraan Karbon Hutan Indonesia – Australia, kedua negara melakukan kerjasama untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dari deforestasi dan degradasi hutan, memperbaiki sistem mata pencaharian bagi komunitas yang bergantung pada hutan, serta meningkatkan konservasi keanekaragaman hayati.
[Kookaburra tune]
Terima kasih kepada anda yang telah menjawab quiz tentang tempat penyelenggaraan olah raga Formula 1 di Australia. Jawabannya adalah Melbourne, dan pemenangnya adalah: HANDY TRIYONO dari Cilacap, DESY ISNA dari Bojonegoro, ISKANDAR dari Semarang, DONI SATRI dari Padang dan HUSNI ENITA dari Riau.
Bulan ini Radio Kookaburra mencapai usia 10 tahun, terima kasih kepada radio-radio mitra dan pendengar kami di seluruh nusantara. Pertanyaan Quiz untuk edisi ulang tahun Radio Kookaburra adalah sebagai berikut: Diambil dari nama apakah Radio Kookaburra? Pilih A: Unggas atau B: Mamalia.
Jawaban dikirim melalui SMS ke 08 111 492 452 dengan format: Jawaban, Nama, Usia, Pekerjaan dan Alamat anda.
Jawaban ditunggu hingga 28 Januari 2010 dan akan diundi. Pemenang akan mendapatkan bingkisan dari Kedutaan Besar Australia.
Desember 2009
RS091252