Transkrip program Radio Kookaburra:
Program Profesi Mahasiswa Australia di Indonesia
Pengantar: Mubarok, Kedutaan Besar Australia
Pewawancara: Jane McLeod, Mahasiswa Program Journalisme
Pembicara: Associate Professor David Reeve, Koordinator Akademik; Dr Andrew Rosser, Koordinator Program Studi Pembangunan
MUBAROK: Arus mahasiswa Indonesia ke Australia sudah dimulai sejak dasa warsa lima puluhan. Colombo Plan adalah salah satu tonggak sejarah hubungan Australia dengan Asia yang mensponsori ribuan mahasiswa Asia, termasuk Indonesia, untuk belajar di Australia.
Arus balik mahasiswa Australia ke Indonesia kini semakin ramai. Pada tahun 1994, sejumlah universitas di Australia mengadakan inisiatif untuk mendirikan ACICIS, Australian Consortium for 'In-Country' Indonesian Studies, untuk mengembangkan dan mengkoordinasi pilihan belajar berkualitas tinggi di Indonesia.
Associate Professor David Reeve adalah Koordinator Akademik ACICIS. Ia sudah mengenal Indonesia selama 38 tahun, pernah tinggal di Indonesia selama sebelas tahun dan bekerja di empat universitas yang berbeda di Indonesia.
ASSOCIATE PROFESSOR DAVID REEVE: Tujuan satu-satunya bagi kami adalah mahasiswa-mahasiswa Australia diberi kesempatan untuk belajar di Indonesia sebagai bagian dari gelar S-1-nya. Kami mulai dengan program mahasiswa studi kawasan Indonesia dan mereka ditempatkan di UGM dan Universitas Muhammadiyah Malang.
Sekarang kami berusaha memperluas kelompok-kelompok mahasiswa Australia yang bisa mengalami pendidikan dan magang di Indonesia. Makanya kita mempunyai program Islamic business di Universitas Islam Indonesia di Yogya untuk mahasiswa bisnis dari Australia.
Sekarang Jurnalisme di sini melalui Atmajaya [Jakarta] dan tahun ini untuk pertama kali Development Studies atau Studi Pembangunan. Kami bermaksud juga punya program untuk HI (hubungan internasional) di [Universitas] Parahyangan [Bandung], dan mudah-mudahan tahun ini akan kami dirikan program baru untuk guru bahasa Indonesia di Australia.
Jadi prinsip pokok kami adalah kami mau bahwa mahasiwa-mahasiwa Australia belajar tentang Indonesia di Indonesia dan dari orang Indonesia. Jadi semacam dekolonialisasi pengetahuan.
MUBAROK: Sesuai dengan tujuannya, seluruh program ACICIS diarahkan untuk mendorong mahasiswa Australia belajar lebih banyak tentang Indonesia, termasuk melalui program terbaru, Studi Pembangunan.
Dr Andrew Rosser adalah Koordinator Program Studi Pembangunan, berbicara dengan Jane McLeod, mahasiswa Program Jurnalisme yang sedang magang di Jakarta.
DR ANDREW ROSSER: Tujuan dari program Development Study Professional Practicum itu adalah untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa-mahasiswa khususnya dari Australia untuk terjun ke lapangan, untuk mengalami bagaimana pekerjaan pembangunan pada kenyataannya dan peranan saya dalam program itu adalah mengelolanya dan mengawasi mahasiswa-mahasiswa itu selama di Jakarta.
JANE MCLEOD: Apa manfaat program ini bagi hubungan Australia dan Indonesia?
DR ANDREW ROSSER: Untuk hubungan Indonesia dan Australia. Saya kira manfaat utama itu adalah bahwa mahasiswa-mahasiswa itu bisa mendapat pengetahuan yang lebih mendalam tentang Indonesia.
Sebagian besar dari program bantuan luar negeri Australia diberikan kepada Indonesia. Ada kemungkinan besar bahwa mahasiswa-mahasiswa yang belajar dalam jurusan Studi Pembangunan Australia akan bekerja di Indonesia pada masa depan.
Nah, kalau mereka mau melakukan pekerjaannya dengan baik, adalah penting sekali untuk mengetahui tentang tempat di mana mereka bekerja.
MUBAROK: Melalui program ACICIS, mahasiswa Australia akan mengenal Indonesia dengan dekat. Menurut Profesor Reeve, ini adalah suatu pengalaman yang baik sekali bagi mereka pada saat sekarang.
ASSOCIATE PROFESSOR DAVID REEVE: Tapi bukan saat sekarang yang menjadi tujuan utamanya, tapi masa depan. Bahwa sepuluh, dua puluh, tiga puluh tahun yang akan datang, ketika mahasiswa-mahasiswa ini sudah menjadi orang penting dan tokoh di dalam masyarakat Australia, mereka sudah mempunyai bekal pengalaman langsung dan perasaan bersahabat dengan masyarakat Indonesia.
MUBAROK: Menurut Profesor David Reeve ini adalah bekal pendidikan bagi masa depan kedua negara.
[Kookaburra tune]
Terima kasih kepada anda yang telah menjawab quiz SMS edisi Ulang Tahun Radio Kookaburra ke-10. Jawaban yang benar adalah unggas, dan pemenangnya adalah: KHAIRA NISA dari Medan, MUH ZAMZAMY dari Gresik, ASRI dari Banyuwangi, REZCI HANDAYANI dari Padang dan AGUSTINA ASMARAWATI dari Cilacap.
Pertanyaan quiz untuk edisi ini adalah sebagai berikut: Tahun berapakah 26 Januari ditetapkan sebagai Australia Day atau Hari Australia? A: 1788 atau B: 1901
Jawaban dikirim melalui SMS ke 08 111 492 452 dengan format: Jawaban, Nama, Usia, Pekerjaan dan Alamat anda.
Jawaban ditunggu hingga 25 Februari 2010 dan akan diundi. Pemenang akan mendapatkan bingkisan dari Kedutaan Besar Australia.
Januari 2010
RS100105