Kedutaan Besar Australia
Indonesia

Radio Script - Profil Alumni Australia Adnan Buyung Nasution

Transkrip program Radio Kookaburra:
Profil Alumni Australia Adnan Buyung Nasution

Pengantar: Mubarok, Kedutaan Besar Australia
Pembicara: Profesor Dr (Iur) Adnan Buyung Nasution, Pengacara

Download file MP3


MUBAROK: Profesor Dr (Iur) Adnan Buyung Nasution memiliki pengaruh yang kuat dalam pembangunan kualitas hukum di Indonesia. Ia telah banyak menerbitkan tulisan dan buku tentang keadilan, pemerintah konstitusional, hak asasi manusia dan korupsi.

Profesor Nasution memperoleh gelar Masters dalam bidang Hukum Internasional dari University of Melboune, Australia. Saat ini ia adalah Law Professor di Melbourne Law Centre.

Di sela-sela acara malam penghargaan Australian Alumni Awards 2010 yang berlangsung beberapa waktu lalu, Profesor Nasution yang hadir sebagai finalis bercerita tentang pengalamannya belajar di Australia. Ia menuntut ilmu di Australia dari 1959 sampai 1960.

PROFESOR DR ADNAN BUYUNG NASUTION: Saya belajar tiga hal, empat malah, dalam waktu yang pendek itu. Saya mengambil Hukum di Melbourne University, Hukum Internasional. Saya juga mengambil Advanced Detective Course di Victoria Police di Melbourne.

Saya juga melakukan training di Supreme Court of Australia di Melbourne, latihan beracara, bagaimana proses preservation of case, bagaimana examination and close examination. Jadi saya terlatih.

MUBAROK: Profesor Nasution mengatakan ia merasa lebih beruntung dibandingkan dengan orang Indonesia lainnya karena mendapat kesempatan belajar yang luas di Australia.

PROFESOR DR ADNAN BUYUNG NASUTION: Saya menilai pendidikan di Australia itu rata-rata bagus. Jadi untuk Indonesia, belajar ke Australia itu amat menguntungkan. Karena lebih dekat, lebih murah dari pada pergi ke Amerika atau ke Eropa. Sedangkan mutunya sama bagus sama Eropa atau Amerika.

Kedua yang saya lihat, masyarakat Australia sebagaimana saya alami di sana dulu, itu sangat terbuka dan hangat menyambut orang Indonesia. Dan itu karena, jangan lupa, menurut sejarah, rakyat Australia memang pro-Indonesia, melawan Belanda dulu zaman 1945.

Bayangkan zaman itu sudah begitu. Jadi waktu saya datang itu juga, saya mendapatkan penerimaan yang hangat, dari masyarakat Australia, hampir tiap minggu saya diundang untuk memberikan ceramah, keliling-keliling Australia. Jadi saya kenal masyarakat Australia baik sekali.

MUBAROK: Apa yang harus dilakukan agar para alumni ini dapat memberikan kontribusi yang lebih luas bagi bangsa Indonesia?

ADNAN BUYUNG NASUTION: Saya kira harus lebih banyak ada perhimpunan Australia Indonesia, jangan hanya di Jakarta. Di tiap-tiap daerah dimana banyak alumni-alumni Australia mesti diadakan semacam perhimpunan. Dan sering-sering mengadakan ceramah, diskusi tentang hubungan Australia-Indonesia.

MUBAROK: Profesor Nasution juga yakin dengan pertukaran berkesinambungan antara guru-guru dan dosen-dosen universitas untuk memahami bahasa, budaya dan sejarah secara lebih baik.

ADNAN BUYUNG NASUTION: Guru-guru Indonesia diundang ke Australia untuk belajar bahasa Inggris, itu antara lain anjuran saya, untuk meningkatkan mutu bahasa Inggris, semua guru-guru SMA diundang ke Australia. Cukup enam bulan mereka di sana, dengan sendirinya, karena tiap hari berbahasa Inggris, bisa berfikir dengan paradigma Inggris, lebih mudah mengajar. Saya harap Australia terus membantu.

MUBAROK: Profesor Nasution mendirikan Adnan Buyung Nasution & Associates pada 1969. Ia juga aktif dalam berbagai organisasi baik di dalam maupun di luar negeri.

Lahir di Jakarta pada 20 Juli 1934, Profesor Nasution adalah pendiri Lembaga Bantuan Hukum yang menyediakan bantuan hukum bagi masyarakat yang tidak mampu berjuang untuk mempertahankan haknya.

Ia adalah salah satu dari puluhan ribu warga Indonesia yang telah menuntut ilmu di Australia dan kembali untuk memberikan sumbangsih yang sangat berarti kepada pembangunan Indonesia dalam bidang-bidang yang menjadi pilihan mereka.

[Kookaburra tune]

Terima kasih kepada anda yang telah menjawab quiz SMS periode lalu tentang jumlah bintang pada bendera Australia. Jawaban yang benar adalah enam bintang dan pemenangnya adalah: RIN HRLIANI dari Tabalong, RIRIS dari Medan, dan RIZKY HANDAYANI dari Palangka Raya.

Pertanyaan quiz untuk periode ini adalah sebagai berikut: Apa nama kota di Australia yang paling dekat ke Indonesia? Apakah Sydney atau Darwin?

Jawaban dikirim melalui SMS ke 08 111 492 452 dengan format: Jawaban, Nama, Usia, Stasiun Radio, Pekerjaan dan Alamat anda. Jangan lupa mencantumkan alamat lengkap anda karena kami mengalami kesulitan mengirim bingkisan kepada pemenang beberapa bulan lalu.

Jawaban ditunggu hingga 28 Juli 2010 dan akan diundi. Pemenang akan mendapatkan bingkisan dari Kedutaan Besar Australia.

Juni 2010
RS100630