Transkrip program Radio Kookaburra:
Direktori Peneliti Alumni Australia
Pengantar: Mubarok, Kedutaan Besar Australia
Pembicara: Ir Fadly Hairannoor Yusran MSc PhD, Universitas Lambung Mangkurat, Kalimantan Selatan; Prof Dr Ir Djoko Santoso, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Nasional RI
MUBAROK: Para peneliti Indonesia alumni Australia kini dapat berbangga hati karena mereka memiliki sebuah buku direktori yang dapat menjadi wadah untuk memperkuat jaringan penelitian di antara para peneliti Indonesia dan Australia.
Kedutaan Besar Australia baru baru ini meluncurkan buku Direktori Peneliti Alumni Australia di Jakarta, yang berisi hampir 250 warga Indonesia yang telah menuntut ilmu di Australia dan kini berkarya sebagai akademisi dan peneliti di seluruh Indonesia.
Buku ini diterbitkan untuk mengakui kepakaran peneliti Indonesia, memupuk kesempatan jejaring dan membangun di atas landasan hubungan yang makin mendalam antara Indonesia dan Australia.
Ir Fadly Hairannoor Yusran MSc PhD adalah salah satu dari deretan nama peneliti Indonesia dalam direktori tersebut. Dosen di Universitas Lambung Mangkurat, Kalimantan Selatan, Pak Fadly adalah lulusan University of Western Australia tahun 2005.
Pak Fadly mengatakan Direktori Peneliti Alumni Australia akan sangat berguna apabila dapat digunakan sebagai sarana untuk membangun kolaborasi riset.
IR FADLY HAIRANNOOR YUSRAN: Jadi nanti kalau misalnya, scientist-scientist dari Australia mau berkolaborasi dengan Indonesia, dia tidak akan jauh mencari partnership yang ada di Indonesia. Tinggal melihat direktori itu, pertimbangan ahli dari sana, mereka sudah bisa melakukan kerja sama tanpa embel-embel yang namanya kroni.
MUBAROK: Sebagai mahasiswa dalam bidang ilmu tanah, Pak Fadly memilih untuk mengadakan penelitian tentang tanah di Australia untuk mengetahui perbandingannya dengan tanah di Indonesia.
IR FADLY HAIRANNOOR YUSRAN: Saya lebih tahu tentang tanah sendiri dengan cara mempelajari tanah yang ada di Australia. Karena terus terang mereka lebih maju ilmu tanahnya, dibandingkan dengan ilmu tanah yang ada di Indonesia.
Kemudian juga himpunan profesi, mereka lebih internasional sifatnya dibandingkan dengan ilmu tanah di Indonesia. Jadi hanya dengan menjadi member himpunan profesional di Australia kita sudah bisa mengklaim bahwa kita adalah member dari International Society of Soil Science. Saya kira itu yang paling utama.
MUBAROK: Pak Fadly mengatakan saat ini ia sedang berusaha membangun kembali kerja sama yang lebih luas dengan universitas di Australia.
IR FADLY HAIRANNOOR YUSRAN: Saya akan interview lagi untuk program recharging dengan Universtity of Western Australia. Jadi mencari format antara ilmu tanah yang ada di Indonesia dengan yang ada di Australia.
Kita akan bisa melakukan riset bersama, mungkin dengan international funding yang ada, biar kolaborasi riset itu bisa berjalan dengan baik. Itu lebih mengarah ke kerja sama antara dua universitas.
MUBAROK: Direktori Peneliti Alumni Australia diluncurkan pada pembukaan resmi Pertemuan Kelompok Kerja Bersama antara Australia dan Indonesia tentang pendidikan dan pelatihan di Kementerian Pendidikan Nasional RI.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Nasional RI, Prof Dr Ir Djoko Santoso, hadir pada pertemuan tersebut bersama delegasi dari Australia. Ia mengatakan kerja sama pendidikan antara Indonesia dan Australia akan terus meningkat.
PROF DR IR DJOKO SANTOSO: Kerja sama Indonesia dan Australia itu memang ada pasang surutnya tetapi, kalau kita lihat lebih banyak pasangnya. Jadi artinya kerja sama kita dari waktu ke waktu kelihatan sekali semakin erat. Dari segi pendidikan, semakin banyak anak-anak kita yang belajar di Australia.
MUBAROK: Menurut Profesor Santoso, saat ini Indonesia sedang berupaya untuk menarik lebih banyak lagi warga asing termasuk dari Australia untuk belajar di Indonesia.
PROF DR IR DJOKO SANTOSO: Kita mengimprove sistem manajemen kita lebih baik dan kita mengimprove agar mereka bisa, dalam kesehariannya, cukup nyaman untuk berada di Indonesia.
Nanti mungkin dari sisi imigrasinya sendiri, itu juga kita harus lebih baik. Kalau kita ke Australia, langsung student visa, selesai. Kalau di sini, student visa secara khusus itu belum ada, tetapi ada visa yang di mana orang bisa tinggal setahun, dua tahun, diperpanjang dan sebagainya. Nah ini nanti perlu penyesuaian yang pas.
MUBAROK: Direktori Peneliti Alumni Australia tersedia di situs web Kedutaan Besar Australia di www.indonesia.embassy.gov.au dan situs web Alumni Australia di www.ozmate.org.
[Kookaburra tune]
Terima kasih kepada anda yang telah menjawab quiz SMS periode lalu tentang jumlah bintang pada bendera Australia. Jawaban yang benar adalah enam bintang dan pemenangnya adalah: RIN HRLIANI dari Tabalong, RIRIS dari Medan, dan RIZKY HANDAYANI dari Palangka Raya.
Pertanyaan quiz untuk periode ini adalah sebagai berikut: Apa nama kota di Australia yang paling dekat ke Indonesia? Apakah Sydney atau Darwin?
Jawaban dikirim melalui SMS ke 08 111 492 452 dengan format: Jawaban, Nama, Usia, Stasiun Radio, Pekerjaan dan Alamat anda. Jangan lupa mencantumkan alamat lengkap anda karena kami mengalami kesulitan mengirim bingkisan kepada pemenang beberapa bulan lalu.
Jawaban ditunggu hingga 28 Juli 2010 dan akan diundi. Pemenang akan mendapatkan bingkisan dari Kedutaan Besar Australia.
Juni 2010
RS100631