Transkrip program Radio Kookaburra:
Australia-Bali Memorial Eye Centre
Pengantar: Mubarok, Kedutaan Besar Australia
Pembicara: Dr Pande Nyoman Sri Joni M.Kes, Direktur Rumah Sakit Indra, Provinsi Bali; Ellin Naenggolan, Perawat Australia-Bali Memorial Eye Centre
MUBAROK: Jumlah rata-rata penderita penyakit katarak di seluruh wilayah Indonesia setiap tahun bertambah sekitar 0,1 persen berdasarkan survey tahun 1986-1987.
Australia baru-baru ini mengumumkan bantuan tambahan senilai A$3 juta untuk Australia-Bali Memorial Eye Centre salah satu unit pelayanan klinik dan bedah mata di Rumah Sakit Indra, Provinsi Bali, yang dibangun dengan dukungan Australia.
Australi-Bali Memorial Eye Centre (ABMEC) dibuka pada tahun 2007 oleh Presiden RI bersama Perdana Menteri Australia dan telah melakukan sekitar 1000 prosedur bedah katarak per tahun untuk menghindari kebutaan dan memulihkan penglihatan warga Bali.
Menurut Direktur Rumah Sakit Indra, Dr Pande Nyoman Sri Joni M.Kes, jumlah penduduk Provinsi Bali adalah sekitar 3,5 juta jiwa, dan berdasarkan perhitungan survey itu, sebanyak 50.000 di antaranya menderita kebutaan akibat berbagai sebab terutama penyakit katarak.
DR PANDE NYOMAN SRI JONI: Saya menaruh hormat dan rasa bangga kepada Pemerintah Australia dalam hal ini lewat AusAID yang sudah akan meluncurkan bantuan fase dua. Apalagi Yang Mulia Duta Besar Australia sudah mengunjungi kami di Rumah Sakit Indra di Unit ABMEC.
Beliau bisa melihat, menyaksikan secara langsung bantuan yang telah diberikan pada fase satu, untuk bangunan dan sarana prasarana, dan kemudian, kami melanjutkan dengan pemeliharaannya dari dana Pemerintah Indonesia khususnya, Pemerintah Provinsi Bali.
Sinergi bantuan dari Australia dan maintenance dari Pemerintah kami, yaitu Pemerintah Provinsi Bali, sangat bermanfaat untuk pelayanan kesehatan mata, khususnya bagi masyarakat Bali dan sekitarnya.
MUBAROK: Australia menyediakan dana senilai A$7 juta untuk membangun pusat mata yang canggih, menyediakan peralatan, melatih staf, mengoperasikan klinik keliling dan memberikan beasiswa kepada petugas kesehatan.
Ellin Naenggolan adalah salah seorang perawat yang telah bekerja di Rumah Sakit Indra sejak 1998 dan khusus bertugas di kamar operasi mata Australia-Bali Memorial Eye Centre sejak unit ini berdiri.
ELLIN NAENGGOLAN: Kalau operasi katarak, itu yang paling menyentuh saya adalah pada saat ada orang yang buta sama sekali. Kemudian dia miskin sekali. Kemudian dia, bahkan untuk melayani diri sendiri saja dia tidak bisa, keluarganya juga merasa susah.
Jadi pada saat dia membuka mata pertama kali, walaupun kami menemukan ternyata mungkin potensi penglihatannya sebenarnya sudah tidak mungkin bagus, kalau dari bahasa medisnya itu tinggal light projection perception-nya saja yang bisa, tinggal lihat sinar saja dia, saya melihat kebahagiaan yang luar biasa.
Yang kedua yang sangat menyentuh saya itu cancer pada mata yang biasanya terjadi pada anak-anak di bawah 3 tahun. Itu retina blastoma. Itu hal-hal yang paling sulit kita menjelaskan kepada keluarga, bagaimana prognosisnya, bagaimana kita harus mengangkat, kadang-kadang ditemukan pada stadium dini.
MUBAROK: Pemerintah Provinsi Bali meluncurkan Program Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM) pada 2010 bagi seluruh masyarakat Bali. Menurut Dr Sri Joni, program ini memungkinkan warga Bali untuk memperoleh pengobatan mata secara gratis.
DR PANDE NYOMAN SRI JONI: Mekanisme penanganan kebutaan di Bali, khususnya katarak yang dilakukan oleh Rumah Sakit Indra, kami tidak pernah membedakan pasien mampu dan pasien miskin.
Kalau mereka mau, dengan fasilitas JKBM itu, untuk Rumah Sakit Indra, itu benar-benar free [gratis]. Dan kami setiap tahun diberi anggaran khusus Rp5 milyar untuk menangani pasien-pasien yang datang ke Rumah Sakit Indra, tanpa membedakan [apakah] masyarakat itu mampu ataupun miskin, asal mereka memiliki identitas Kartu Penduduk Bali.
MUBAROK: Hidup orang berubah sebagai hasil dari meja operasi, klinik keliling dan kerja keras petugas kesehatan di pusat pengobatan mata ini. Pasien yang sebelumnya kehilangan penglihatan kini memiliki kemandirian yang lebih besar, dapat kembali bekerja dan memberi nafkah kepada keluarganya.
Dengan tambahan dana senilai A$3 juta, jumlah bantuan Australia melalui Australia-Bali Memorial Eye Centre kini menjadi A$10 juta.
[Kookaburra tune]
Terima kasih kepada anda yang telah menjawab quiz SMS periode lalu tentang sebutan resmi untuk tim sepak bola Australia. Jawaban yang benar adalah socceroos, dan pemenangnya adalah: MIRA ELFIA dari Pariaman, LUKMAN NIL HAKIM dari Samarinda dan SRIWAHYUNI dari Pematangsiantar.
Pertanyaan quiz untuk periode ini adalah sebagai berikut: Apakah judul film Indonesia dengan produser Christine Hakim yang proses pasca produksi-nya dikerjakan di Australia? Apakah Embun Pagi ataukah Daun di Atas Bantal?
Jawaban dikirim melalui SMS ke 08 111 492 452 dengan format: Jawaban, Nama, Usia, Stasiun Radio, Pekerjaan dan Alamat anda. Jangan lupa mencantumkan alamat lengkap anda.
Jawaban ditunggu hingga 27 Februari 2011 dan akan diundi. Pemenang akan mendapatkan bingkisan dari Kedutaan Besar Australia.
Januari 2011
RS110104