Transkrip program Radio Kookaburra:
Beasiswa Penelitian dan Pengembangan Profesi
Pengantar: Mubarok, Kedutaan Besar Australia
Pembicara: Dr Gunawan, Staf Pengajar, Fakultas Teknik, Universitas Surabaya; Dr Siti Syamsiatun, Direktur Indonesian Consortium for Religious Studies (IRCS)
MUBAROK: Indonesia menempati peringkat tinggi dari segi jumlah pengguna sarana jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter. Tetapi menurut Dr Gunawan dari Universitas Surabaya, Indonesia masih tertinggal jauh oleh negara lain dalam hal penggunaan teknologi informasi untuk usaha atau sarana pendidikan.
Dr Gunawan adalah staf pengajar di Fakultas Teknik, Universitas Surabaya, yang akan mengadakan penelitian di Australia tentang penggunaan teknologi informasi sebagai sarana penghubung bagi kalangan industri di daerah. Ia berasal dari Tulungagung, Jawa Timur.
Dr Gunawan adalah salah seorang penerima beasiswa Endeavour Awards 2011 dari Pemerintah Australia untuk kategori Endeavour Research Fellowship yang akan mengadakan riset selama 4 hingga 6 bulan di Deakin University, Victoria, Australia.
DR GUNAWAN: Riset ini terkait dengan penelitian yang saya lakukan di Indonesia yaitu untuk pengembangan e-business untuk cluster industri.
Di wilayah Jawa Timur di Mojokerto dan Sidoarjo itu ada industri kecil yang bergerak di dalam pembuatan alas kaki, sandal atau sepatu. Jadi kurang lebih [itulah] contohnya cluster industri atau kumpulan dari industri-industri.
Kemudian ini terkait dengan bagaimana teknologi internet, teknologi komunikasi, atau orang sebut sebagai e-business ini bisa dipakai di industri tersebut untuk memperlancar komunikasi, sharing informasi antar industri tersebut, sehingga mereka bisa maju bersama.
Di Australia saya juga akan melakukan hal yang sama yaitu untuk meneliti bagaimana e-business diterapkan di cluster industri di Australia, khususnya di Victoria.
MUBAROK: Apa visi Bapak tentang penggunaan teknologi informasi dalam dunia industri di daerah-daerah?
DR GUNAWAN: Fakta adalah penggunaan teknologi informasi di Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan negara lain. Dari laporan tahunan The Economist dan IBM itu disebutkan ranking kita dari tahun ke tahun sekitar 65, kalau tidak salah tahun ini, dari 70 negara. Itu relatif jauh di bawah.
Lalu di sisi lain, kita melihat juga beberapa laporan bahwa penggunaan internet untuk social networking, seperti facebook, twitter dan sebagainya, Indonesia menampati posisi yang relatif di atas.
Jadi adanya gap [kesenjangan] bahwa penggunaan internet ini jauh lebih banyak untuk kesenangan, social networking, dibandingkan untuk sesuatu yang bernilai tambah, baik itu untuk bisnis ataupun orang belajar, untuk pendidikan dan sebaginya. Itu masih kurang.
MUBAROK: Sebanyak 17 warga Indonesia berprestasi tinggi memperoleh beasiswa Endeavour Awards 2011 dari Pemerintah Australia untuk melanjutkan program studi atau penelitian mereka di Australia dan delapan warga Australia juga memperoleh beasiswa ini untuk melakukan penelitian di Indonesia.
Dr Siti Syamsiatun adalah Direktur Indonesian Consortium for Religious Studies (IRCS), sebuah konsortium tiga universitas di Yogyakarta. Melalui beasiswa Endeavour Award 2011 ia akan belajar tentang kepemimpinan dan manajemen pengembangan institusi.
Sebelumnya, Dr Siti Syamsiatun adalah penerima beasiswa Australian Development Scholarship dari Pemerintah Australia dan telah menyelesaikan S3 di Monash University.
DR SITI SYAMSIATUN: Host saya ada di Monash University, khususnya di Monash Asia Institute dan Centre for Islam in Modern World pimpinan Profesor Greg Barton. Jadi ini seperti home coming, kembali lagi ke Monash.
Dulu saya ambil PhD di Monash di School of Political and Social Inquiry di Faculty of Arts tahun 2002-2006. Jadi setelah tiga, empat tahun, agak occupied dengan administrative structure, untuk membangun struktur-struktur organisasi di universitas, rasanya ingin ada break [jeda] juga untuk penyegaran dan update.
MUBAROK: Dr Siti Syamsiatun saat ini sedang mengadakan riset tentang kebangkitan agama-agama di Asia Tenggara dengan fokus pada kaum perempuan.
DR SITI SYAMSIATUN: Kalau kita bicara inter-religious, yang pernah kita lakoni selama ini itu dialog, atau relation-nya itu masih pada hal yang permukaan, belum pada hal-hal yang substansial.
Pada hal-hal yang substansial itu sebetulnya masih ada persoalan-persoalan di sana sini, misalnya, tentang konversi atau perebutan jamaah. Kalau di Indonesia misalnya tentang pendirian rumah ibadah, kemudian penamaan organisasi keagamaan yang membawa nama-nama dari tradisi lain. Itu juga menjadi persoalan.
Saya, Insya Allah, mudah-mudahan dengan pergi ke Australia ini, bisa belajar [tentang] pengelolaan inter-religious di komunitas Australia yang konteksnya sangat berbeda.
MUBAROK: Beasiswa Endeavour Awards adalah bagian dari prakarsa Australia Awards, suatu skema beasiswa internasional yang mendukung para pelajar, peneliti dan kaum profesional untuk menuntut ilmu di Australia dan bagi warga Australia untuk melakukan kajian, penelitian dan pengembangan profesi di luar negeri.
Aplikasi untuk program beasiswa Endeavour Awards 2012 akan dibuka mulai 1 April 2011. Informasi lebih lanjut dapat diperoleh melalui situs web www.australiaawards.gov.au.
[Kookaburra tune]
Terima kasih kepada anda yang telah menjawab quiz SMS periode lalu tentang judul film produksi Christine Hakim yang proses pasca produksinya di Australia. Jawaban yang benar adalah Daun di Atas Bantal, dan pemenangnya adalah: ROHEMAH dari Pontianak, GLORIAN KURNIA dari Cilacap dan EKANINGTYAS CANDRI dari Cilacap.
Pertanyaan quiz untuk periode ini adalah sebagai berikut: Sebutkan nama lembaga penyiaran publik atau public broadcaster di Australia. Apakah ABC atau BBC?
Jawaban dikirim melalui SMS ke 08 111 492 452 dengan format: Jawaban, Nama, Usia, Stasiun Radio, Pekerjaan dan Alamat anda. Jangan lupa mencantumkan alamat lengkap anda.
Jawaban ditunggu hingga 30 Maret 2011 dan akan diundi. Pemenang akan mendapatkan bingkisan dari Kedutaan Besar Australia.
Februari 2011
RS110207