Transkrip program Radio Kookaburra:
Profil Alumni Australia Amalia Fahmi
Pengantar: Mubarok, Kedutaan Besar Australia
Pembicara: Amalia Fahmi, Direktur PT Microsoft Indonesia
MUBAROK: Penerapan teknologi informasi (IT) di kalangan bisnis di Indonesia belum sebesar di negara yang lebih maju. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila investor asing termasuk dari Australia, melihat Indonesia sebagai potensi pasar IT yang sangat besar, Amalia Fahmi, pakar perangkat lunak komputer dan alumni La Trobe University, Australia, mengatakan.
Amalia Fahmi adalah Direktur PT Microsoft Indonesia. Ia mengatakan teknologi informasi berkembang pesat di Indonesia tetapi masih terpusat di Jakarta. Banyak daerah-daerah di Indonesia yang belum secara maksimal menyerap teknologi informasi untuk mendukung usaha mereka.
AMALIA FAHMI: Beberapa perusahaan mungkin masih bisa melakukan bisnis dengan hanya secara manual, masih belum mempunyai kesadaran IT yang cukup tinggi.
Nah di sinilah mungkin kita sebagai penyedia software dan juga mungkin pemerintah harus lebih sering meng-educate [mendidik] pasar, memberikan pencerahan bagaimana value [nilai] dari IT ini bisa membantu perusahaan untuk lebih mengembangkan bisnis ke depan.
MUBAROK: Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, perangkat lunak atau software mungkin masih dipandang sebagai barang mahal terutama karena mereka terbiasa disuguhi dengan software bajakan. Namun menurut Amalia, bahwa software itu mahal hanyalah sebuah persepsi yang bersifat relatif.
AMALIA FAHMI: Yang ingin saya sampaikan adalah bahwa penyedia-penyedia atau supplier-supplier software di lokal ataupun di luar itu menyadari bahwa ada beberapa market yang memang tidak mempunyai daya beli sebesar di tempat lain.
Dan untuk itu mereka melakukan strategi bagaimana supaya bisa, produk-produk mereka, solusi-solusi mereka, dipakai di kalangan yang memang mungkin perlu untuk, atau sangat price sensitive [peka harga]. Jadi saya rasa supplier akan merespon kebutuhan di pasar.
MUBAROK: Amalia Fahmi lahir dan besar di Jakarta. Gagal memperoleh tempat di perguruan tinggi negeri di Indonesia, Amalia berhasil memperoleh beasiswa untuk belajar di Australia pada tahun 1988.
AMALIA FAHMI: Saya berangkat ke Australia itu tamat SMA, mengulang SMA satu tahun lagi, year twelve, tahun terakhir, kemudian diterima di La Trobe University mengambil jurusan Computer Science.
Memang aspirasi saya dulu waktu tamat SMA inginnya kalau kuliah di Indonesia hanya di universitas negeri. Dan saya sama sekali tidak mengikuti ujian swasta tapi saya malah pergi ke Australian Embassy, tanya-tanya mengenai scholarship program.
Waktu itu orang tua saya kecewa sekali saya tidak diterima di universitas negeri. Tapi buat saya kebetulan karena terus akhirnya itu yang mengarahkan saya ke Australia.
Jadi waktu itu ada subsidised program, jadi bukan full scholarship, it’s a joint program antara Australian Embassy dengan Indonesian Goverment.
MUBAROK: Waktu itu, bagaimana bisa terpikir untuk belajar komputer?
AMALIA FAHMI: Kalau saya sih bilang lebih ke jalan Tuhan. Maksudnya, saya waktu dulu tidak tahu kalau IT ini bakalan booming.
Tapi I knew that I liked math, saya suka matematik. Saya cari kuliah yang tidak banyak hapalan, yang lebih banyak matematik-nya dan itu adalah school of mathematical and information science di La Trobe. Makanya saya pilih itu. Itu jalannya.
MUBAROK: Selain kuliah apakah pernah kerja magang selama di Australia?
AMALIA FAHMI: Pernah. Saya waktu itu pernah, walaupun orang tua saya bolak balik bilang bahwa fokusnya sekolah, tapi karena uang saku juga pas-pasan, jadi saya coba kerja.
Waktu itu specialty saya jadi waitress. Waiter [pelayan] di restauran Jepang, di hotel, buat breakfast waiter. Tapi tidak pernah ada long-term part time kerja karena memang, kadang-kadang kalau misalnya memang sudah waktunya ujian, saya quit [berhenti] saja. Kan ini part time, casual.
MUBAROK: Amalia Fahmi meraih gelar sarjana Computer Science dari La Trobe University, Australia, pada akhir 1992. Ia kembali ke Indonesia pada 1993 dan mulai berkarir di sebuah perusahaan IT di Indonesia.
Amalia mengatakan hingga sekarang ia tidak pernah keluar dari jalur IT dan tidak pernah keluar dari jalur software.
[Kookaburra tune]
Terima kasih kepada anda yang telah menjawab quiz SMS periode lalu tentang nama lembaga penyiaran publik atau public broadcaster di Australia. Jawaban yang benar adalah ABC atau Australian Broadcasting Corporation, dan pemenangnya adalah: FLORENSIA EKA RISKA dari Ende Flores, NOVIANI NURJANAH dari Palangkaraya dan LIVIYA dari Kota Pariaman.
Pertanyaan quiz untuk periode ini adalah sebagai berikut: Apakah nama mata uang Australia?
Jawaban dikirim melalui SMS ke 08 111 492 452 dengan format: Jawaban, Nama, Usia, Stasiun Radio, Pekerjaan dan Alamat anda. Jangan lupa mencantumkan alamat lengkap anda.
Jawaban ditunggu hingga 28 April 2011 dan akan diundi. Pemenang akan mendapatkan bingkisan dari Kedutaan Besar Australia.
Maret 2011
RS110313