Transkrip program Radio Kookaburra:
Kebebasan Beragama di Indonesia dan Australia
Pengantar: Mubarok, Kedutaan Besar Australia
Pembicara: Muhammad Nadeem Hussain, Yasmin Hassen, Maryum Chaudhry dan Senem Eren, delegasi Muslim Australia; Khariroh, Rahima, Nahdlatul Ulama Jakarta
MUBAROK: Tokoh-tokoh muda Muslim Australia dan Indonesia menyampaikan pandangan mereka tentang kebebasan beragama di kedua negara.
Kebebasan beragama diakui oleh sebagian besar masyarakat dan negara di dunia sebagai hak azasi manusia yang mendasar sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 18 Deklarasi Universal Hak Azasi Manusia.
Masyarakat Australia dan Indonesia bekerja sama untuk mengembangkan pemahaman yang lebih luas serta pengenalan terhadap agama dan peranannya dalam masyarakat masing-masing.
Tahun ini, empat tokoh Muslim Australia termasuk Muhammad Nadeem Hussain, Yasmin Hassen, Maryum Chaudhry dan Senem Eren, berkunjung ke Indonesia untuk membangun pemahaman yang lebih luas tentang sifat alamiah mayoritas Islam di Indonesia.
Senem Eren, adalah peneliti bidang psikologi lulusan S3 Universitas Melbourne, Victoria.
SENEM EREN: It’s wonderful to see that different groups have got different preferences....
TERJEMAHAN: Senang sekali bisa menyaksikan bahwa kelompok masyarakat yang berbeda dengan pilihan mereka yang berbeda di Indonesia, tetapi mereka bisa hidup berdampingan secara harmonis. Ini pengalaman saya.
MUBAROK: Sementara itu, Muhammad Nadeem Hussain dari Islamic Council of Victoria kagum dengan apa yang ia saksikan sebagai bukti kebebasan beragama di Indonesia.
NADEEM HUSSAIN: Based on my time here, it seems that there is a great amount of ....
TERJEMAHAN: Selama saya berada di sini, nampaknya terdapat kebebasan beragama yang sangat luas di Indonesia, terutama ketika kami menyaksikan perayaan Waisak di Candi Borobudur.
Dan hal kedua, ketika di Jakarta kami berkunjung ke Masjid Istiqlal, di seberang jalan anda bisa melihat gereja yang sangat bersejarah. Ini merupakan pertanda bahwa terdapat tingkat kebebasan beragama yang sangat baik dan sehat di Indonesia.
MUBAROK: Di Australia masyarakat Muslim merupakan kelompok minoritas. Kebebasan beragama di Australia diterapkan dan definisikan secara konstitusional.
Menurut mahasiswa kajian Asia di Monash Asia Institute, Yasmin Hassen, dari segi legislatif dan konstitusi, seluruh agama di Australia berhak atas perlindungan undang-undang.
YASMIN HASSEN: I do some research on the politics of identity on Australian ….
TERJEMAHAN: Saya melakukan riset tentang politik identitas Muslim Australia serta sosiologi pendidikan agama di Australia khususnya sekolah Islam.
Meskipun Muslim Australia secara nominal minoritas, kami adalah minoritas yang kelihatan, baik karena pengaruh dari luar atau proses dari luar, maupun karena penampilan kami atau cara kami berpakaian. Kami minoritas yang terlihat.
MUBAROK: Muslimah Australia lainnya, Maryum Chaudhry, terlibat aktif dalam berbagai program yang diselengarakan untuk masyarakat Muslim.
MARYUM CHAUDHRY: When it comes into the idea of practising Islam in Australia ….
TERJEMAHAN: Ketika menyangkut pelaksanaan Islam di Australia, saya rasa hal ini dapat dijelaskan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, saya bekerja untuk pemerintah dan dalam hal ini mereka memberikan kesempatan dan kemampuan serta ruang kepada saya untuk melaksanakan shalat.
MUBAROK: Sejak Maret hingga Juni 2011, tiga delegasi Muslim Indonesia melakukan kunjungan balasan ke Australia. Khariroh adalah salah seorang anggota delegasi kedua yang aktif di Pusat Pendidikan dan Informasi Islam dan Hak-hak Perempuan, Rahima, di bawah organisasi Nahdlatul Ulama.
KHARIROH: Saya salut dengan kebebasan beragama di Australia karena mulikulturalisme yang dicanangkan oleh pemerintah Australia itu betul-betul terlihat di dalam masyarakat.
Contoh waktu saya di sana dan saya membaca koran adalah bagaimana misalnya perempuan yang memakai burka itu, memakai cadar itu, diperbolehkan di Australia. Ini berbeda dengan fenomena multikulturalisme di Eropa, misalnya seperti di Perancis.
Di Australia menarik sekali. Pemerintah Australia itu begitu sangat menghargai ke[aneka]ragaman dari masyarakat yang ada dan justru melihat bahwa ke[aneka]ragaman inilah yang akan menjadikan masyarakat Australia itu menjadi maju, demokratis dan siapa saja bisa hidup di situ secara berdampingan, entah nenek moyang anda berasal dari eropa atau dari mana, apakah anda Kristen, Yahudi, Muslim. Itu sangat luar biasa.
MUBAROK: Program Pertukaran Tokoh Muda Muslim Australia Indonesia didirikan pada 2002 oleh Pemerintah Australia melalui Lembaga Australia-Indonesia (AII).
[Kookaburra tune]
Terima kasih kepada anda yang telah menjawab quiz SMS periode lalu tentang mata uang Australia. Jawaban yang benar adalah dollar Australia dan pemenangnya adalah Lila Oktaria dari Palembang, Sari dari Cirabon dan Triana dari Bandung.
Pertanyaan quiz untuk periode ini masih seperti periode sebelumnya adalah sebagai berikut: Siapakah Perdana Menteri Australia saat ini?
Jawaban dikirim melalui SMS ke 08 111 492 452 dengan format: Jawaban, Nama, Usia, Stasiun Radio, Pekerjaan dan Alamat anda. Jangan lupa mencantumkan alamat lengkap anda.
Jawaban ditunggu hingga 29 Juni 2011 dan akan diundi. Pemenang akan mendapatkan bingkisan dari Kedutaan Besar Australia.
Mei 2011
RS110521