Transkrip program Radio Kookaburra:
Politik dan Jurnalisme di Indonesia
Pengantar: Mubarok, Kedutaan Besar Australia
Pembicara: Profesor David T Hill, Murdoch University Australia; Atmakusumah, Tokoh Pers Nasional dan Penerima The Ramon Magsaysay Award (2000); Adnan Buyung Nasution, Pengacara dan Saksi Sejarah
MUBAROK: Mochtar Lubis sebagai tokoh kontroversial dari orde lama hingga orde baru, mungkin kurang dikenal di kalangan usia di bawah 40 tahun. Bagi mereka yang ingin mengetahui tokoh penting nasional ini, kini ada buku biografinya yang ditulis oleh akademisi Australia.
Pada pertengahan Agustus lalu diluncurkan sebuah buku biografi karya Profesor David Hill dari Murdoch University, Australia. Jurnalisme dan Politik di Indonesia adalah buku biografi Mochtar Lubis yang sebelumnya ditulis dalam bahasa Inggris.
Tokoh pers nasional penerima penghargaan The Ramon Magsaysay Award (2000), Atmakusumah, hadir untuk mendukung peluncuran buku tersebut.
ATMAKUSUMAH: Buku ini sarat dengan analisis kritis. Ada bagian dalam buku ini yang malahan ditolak oleh subyek biografi, oleh Mochtar Lubis, sehingga penulisnya yang sudah amat dekat dengan pendiri Harian Indonesia Raya ini merasa gelisah selama bertahun-tahun karena penolakan itu, saya rasa.
Akan tetapi perselisihan pendirian antara subyek biografi dan penulisnya telah memberi hikmah. Bongkar pasang penyusunan biografi ini selama 30 tahun akhirnya dapat menghadirkan kisah perjalanan panjang kehidupan Mochtar Lubis secara lengkap sejak dia dilahirkan di Padang pada 7 Maret 1922 sampai saat meninggal di Jakarta pada 2 Juli 2004.
MUBAROK: Gagasan untuk menulusuri kehidupan Mochtar Lubis merupakan proyek penulisan disertasi ketika David Hill masih sebagai mahasiswa doktoral pada Pusat Asia Tenggara di Universitas Nasional Australia di Canberra pada 1979.
Waktu itu David Hill baru berusia 25 tahun. Biografi yang dihasilkannya baru selesai pada tahun 2009 ketika ia mengajar pada Program Studi Asia di Universitas Murdoch di Perth.
PROF DAVID HILL: Waktu saya belajar Bahasa Indonesia di Universitas Nasional di Canberra, bahan bacaan kami adalah antara lain yang ditulis oleh Pak Mochtar Lubis, Jalan Tak Ada Ujung. Salah satu cerpen Indonesia yang pertama yang saya baca Lotre Haji Zakaria, cerpen yang ditulis oleh Pak Mochtar.
MUBAROK: Profesor Hill mengatakan, di awal dasawarsa 70an Mochtar Lubis sangat terkenal di luar negeri sebagai satu figur dimana orang asing bisa belajar darinya mengenai perkembangan di Indonesia.
PROF DAVID HILL: Sikap saya yang agak naif pada waktu itu memang tertantang oleh apa yang saya lihat.
Gejolak-gejolak pada saat itu dengan dibebaskan, antara lain, para tahanan politik tahun 1965 memberi saya kesempatan untuk bicara tidak hanya kepada orang yang pendukung Mochtar Lubis tetapi juga kepada mereka yang boleh dikatakan lawan politiknya, pengeritiknya.
Jadi dari sikap saya yang pada awalnya sangat mendukungnya, sangat menghormati beliau, saya terpaksa melalui proses ini melihat tidak hanya aspek yang sangat positif tetapi juga kekurangannya.
Kalau saya mengatakan itu, itu tidak berarti bahwa saya menganggap ada orang yang tidak punya kekurangan paling sedikit sudah jelas saya sendiri, tetapi bahwa dalam proses menulis biografi, kita tidak bisa menulis sesuatu yang berarti kalau kita mengelakkan aspek-aspek yang negatif selain juga menuliskan aspek-aspek yang positif.
MUBAROK: Selama bertahun-tahun Mochtar Lubis ditahan oleh pemerintah Orde Lama. Adnan Buyung Nasution adalah orang yang ikut menjemput Mochtar Lubis setelah 10 tahun ditahan Soekarno.
ADNAN BUYUNG NASUTION: Saya kira Mochtar harus dilihat seperti saya peranannya, Assegaf, atau Fikri. Pada tahun 1966-1968 itu kita semua naif, mengira inilah fase kita untuk bisa menegakkan demokrasi kembali.
Maka saya dicaci maki sebagai kolaboratornya Soeharto. Tapi saya bilang kalian tidak boleh salah konteksnya. Orang-orang seperti saya waktu itu, dan mungkin Pak Lubis, memang memperjuangkan demokrasi, tidak tahu bahwa kita dikhianati sama Soeharto sehingga menjadi lebih otoriter daripada Soekarno.
MUBAROK: Buku Jurnalisme dan Politik di Indonesia karya Profesor David Hill itu juga memuat sisi lain dari kehidupan Mochtar Lubis termasuk bakatnya sebagai pelukis.
PROF DAVID HILL: Selain itu ada beberapa aspek yang lain yang memang sudah jelas Pak Mochtar tidak setuju dengan interpretasi saya. Tapi kami apa ya istilahnya? Agree to disagree, dalam arti dia menerima bahwa penafsiran saya berbeda dengan penafsiran beliau.
MUBAROK: Selain buku biografi Mochtar Lubis, Profesor David Hill juga meluncurkan buku lain dengan judul Pers di Masa Orde Baru.
[Kookaburra tune]
Terima kasih kepada anda yang telah menjawab quiz SMS periode lalu tentang bulan perayaan Pekan Kebudayaan Penduduk Asli Australia. Khusus untuk quiz ini, kami akan mengumumkan pemenangnya pada periode berikutnya.
Pertanyaan quiz untuk periode ini adalah sebagai berikut: Apakah bahasa resmi yang digunakan di Australia?
Jawaban dikirim melalui SMS ke 08 111 492 452 dengan format: Jawaban, Nama, Usia, Stasiun Radio, Pekerjaan dan Alamat anda. Jangan lupa mencantumkan alamat lengkap anda.
Jawaban ditunggu hingga 30 September 2011 dan akan diundi. Pemenang akan mendapatkan bingkisan dari Kedutaan Besar Australia.
Agustus 2011
RS110837