Transkrip program Radio Kookaburra:
Harapan Baru Pengobatan Malaria
Pengantar: Mubarok, Kedutaan Besar Australia
Pembicara: Profesor Geoff McFadden, Universitas Melbourne Australia; Profesor Sangkot Marzuki, Presiden Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia dan Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman
MUBAROK: Malaria masih menjadi masalah besar kesehatan masyarakat di dunia termasuk di Indonesia. Saat ini tidak ada vaksin dan parasit malaria kini kebal terhadap hampir semua obat-obat yang ada. Tetapi penelitian terbaru menunjukkan malaria dapat disembuhkan dengan obat-obat dan herbisida yang digunakan untuk membunuh tanaman.
Berbicara di Kedutaan Besar Australia di Jakarta, Profesor Botani dari Universitas Melbourne Australia, Geoff McFadden, mengatakan penelitiannya menunjukkan parasit malaria pada mulanya adalah organisme yang menyerupai tumbuhan yang hidup dengan fotosintesis.
PROF MCFADDEN: Malaria is a disease that is caused by a parasite and we initially …
TERJEMAHAN: Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit yang pada awalnya kami mengira bahwa parasit itu adalah hewan kecil.
Tetapi penemuan saya menunjukkan bahwa parasit itu sebenarnya tanaman kecil yang dapat dilihat dengan mikroskop yang telah belajar tentang cara memakan darah dalam urat nadi kita.
MUBAROK: Sepanjang karirnya Profesor McFadden membidangi tanaman tetapi kemudian beralih ke penelitian malaria ketika menemukan ada hubungan antara tanaman dengan malaria.
Menurutnya yang menjadi masalah dalam pengobatan malaria adalah parasit itu menjadi kebal terhadap obat-obat yang telah ada sehingga obat-obat itu tidak lagi bekerja.
PROF MCFADDEN: So we have to develop new drugs constantly and we need quite ….
TERJEMAHAN: Jadi kita harus mengembangkan obat-obat baru secara terus-menerus dan kita memerlukan obat yang banyak. Pemikirannya adalah kita akan mengganti obat-obat itu secara teratur setiap beberapa tahun dan dengan demikian parasit itu tidak mengenalnya dan obat itu akan selalu bekerja.
Jadi kami ingin mengidentifikasi sepuluh obat yang benar-benar bagus dan dengan mengetahui bahwa parasit itu keturunan tanaman akan banyak membantu kita untuk mengidentifikasi banyak bahan untuk menciptakan obat. Dan ini adalah campuran bahan obat yang bukan seperti yang kita pikirkan selama ini.
MUBAROK: Profesor McFadden mengatakan perlu waktu sekitar sepuluh tahun untuk mengembangkan obat-obat baru itu meskipun ia berharap lebih cepat.
Kunjungan Profesor McFadden ke Indonesia diselenggarakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan Kedutaan Besar Australia sebagai bagian dari seri seminar untuk meningkatkan pertukaran dan jaringan antara ilmuwan Indonesia dan Australia.
Presiden Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia dan Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Profesor Sangkot Marzuki, mengatakan saat ini diperkirakan hanya ada satu atau dua obat anti malaria yang masih ampuh dan itupun harganya di luar jangkauan masyarakat di negara-negara berkembang.
PROF MARZUKI: Nah yang menarik dari penelitiannya Profesor McFadden, kita selalu mengasumsi bahwa parasit malaria ini kaitannya adalah dengan binatang, hewan yang kecil, renik. Dan ternyata penemuan dari Profesor McFadden menunjukkan bahwa connection-nya itu, hubungannya bukan dengan binatang tetapi justru dengan tanaman.
Kalau itu betul, dan ini memang betul ya, itu membuka wawasan baru untuk pencarian obat-obat anti malaria. Karena kalau dia itu adalah tanaman, obat-obat herbicide (yang bekerja di tanaman) mungkin bisa dipakai untuk menghambat pertumbuhan malaria atau kalau kita ubah strukturnya sebagian. Itu satu.
Kedua adalah bahwa karena parasit malaria itu tanaman hubungannya, obat-obat anti malaria yang kita kembangkan, yang unik untuk penemuannya Profesor McFadden itu tentunya lebih aman karena dia tidak akan menghambat tubuh kita sebagai pasien.
MUBAROK: Bagaimana dengan pil kina sebagaimana orang mengenalnya sebagai obat malaria?
PROF MARZUKI: Pil kina ini dulu adalah obat yang sangat ampuh. Tapi itulah masalahnya, yang saya katakan tadi, bahwa karena pil kina ini adalah obat anti malaria yang pertama yang dipakai itu sekarang sudah hampir tidak berguna lagi karena parasit malaria itu sudah resistance terhadap kina. Dan kina itu juga banyak efek sampingannya.
Jadi kalau kita bandingkan sekarang, bukan kina dulu waktu pertama kali dipakai, tentunya apapun juga yang ditemukan oleh Profesor McFadden itu akan lebih ampuh dari kina.
MUBAROK: Organisasi Kesehatan Dunia memperkirakan secara global 500 juta orang terjangkit dan 1 juta diantaranya tewas setiap tahunnya akibat penyakit malaria. Di Indonesia malaria terkonsentrasi di Papua, Maluku, Nusa Tenggara, Sulawesi, Kalimantan dan Sumatera.
Menurut Profesor McFadden sebenarnya strategi yang paling sederhana dan efektif untuk menghindarkan diri dari penyakit malaria adalah dengan mencegah orang agar tidak terkena gigitan nyamuk. Di berbagai belahan dunia, orang kini menggunakan kelambu yang mengandung insektisida sehingga nyamuk yang hinggap di kelambu itu akan mati.
[Kookaburra tune]
Terima kasih kepada anda yang telah menjawab quiz SMS periode lalu tentang nama selat yang memisahkan antara Australia dan Papua Nugini. Jawaban yang benar adalah Selat Torres dan pemanangnya adalah MEGA RIZKI OKTAVIANI dari Garut, EPI PITDAH LESTARI dari Wonosobo dan JORGEN MARANDOF dari Biak Papua.
Pertanyaan quiz untuk periode ini adalah sebagai berikut: Kota Perth terletak di negara bagian mana? Apakah Australia Barat atau Australia Selatan?
Jawaban dikirim melalui SMS ke 08 111 492 452 dengan format: Jawaban, Nama, Usia, Stasiun Radio, Pekerjaan dan Alamat anda. Jangan lupa mencantumkan alamat lengkap anda.
Jawaban ditunggu hingga 31 Desember 2011 dan akan diundi. Pemenang akan mendapatkan bingkisan dari Kedutaan Besar Australia.
November 2011
RS111155