Transkrip program Radio Kookaburra:
Dialog Antar Agama Kawasan ke-6
Pengantar: Mubarok, Kedutaan Besar Australia
Pembicara: Profesor James Haire, Pendeta dan Anggota Delegasi Australia; Maryum Choudhry, Islamic Council of Victoria
MUBAROK: Agama tidak mengajarkan kekerasan meskipun agama lahir karena perbedaan. Tetapi manusia mudah jatuh dari perbedaan pandangan ke kekerasan. Sejumlah tokoh dari berbagai agama di kawasan, kembali berkumpul tahun ini untuk memperluas upaya dalam mengelola konflik yang berlandaskan agama.
[Kookaburra tune]
Sejumlah delegasi dari berbagai negara di kawasan bertemu di Semarang untuk menyelenggarakan Dialog Antar Agama Kawasan ke-6 yang berlangsung dari 11-15 Maret.
Dengan tema “Penguatan Kerja Sama Masyarakat untuk Memajukan Perdamaian dan Keamanan Kawasan: Antar Agama dalam Aksi,” dialog itu menyepakati sebuah rencana aksi guna memajukan kesadaran dan saling pengertian yang lebih besar antar penganut agama di kawasan ini.
Delegasi Australia dipimpin oleh mantan wakil perdana menteri dan duta besar Australia untuk Vatikan, Tim Fischer.
Dalam sebuah wawancara dengan Harian Republika, Tim Fischer mengatakan tantangan terbesar dalam membangun saling pengertian di kalangan umat beragama adalah mengatasi prasangka yang telah terjadi sejak lama yang sering diperbesar oleh pencitraan media.
Sebaliknya, menurut Tim, ketika orang duduk bersama dan berdialog maka yang kerap terjadi adalah mereka justru menemukan banyak persamaan yang menyediakan landasan untuk membangun saling pengertian itu.
Salah satu anggota delegasi Australia, Pendeta Profesor James Haire berbicara dari Semarang dengan Radio National, Australian Broadcasting Corporation, tentang situasi konflik beragama di kawasan saat ini.
JAMES HAIRE: We have to see this in context. The Indonesian archipelago, Thailand …
TERJEMAHAN: Kita harus melihatnya dalam konteks. Kepulauan Indonesia, Thailand, Filipina adalah kawasan yang luas dengan penduduk yang sangat besar. Oleh karena itu, jumlah kekerasan beragama bisa dikatakan relatif kecil.
Bukan hal yang mustahil bila ada kelompok-kelompok kecil yang dapat menciptakan kekacauan bila mereka menginginkannya. Ada kantong-kantong kekerasan yang serius.
Tetapi dengan menyadari luasnya kawasan ini, terlihat jelas bahwa upaya yang telah dilakukan untuk menciptakan stabilitas dan kerukunan masyarakat sangat berhasil.
MUBAROK: Dialog Antar Agama Kawasan Ke-6 dihadiri 120 delegasi baik dari negara-negara sponsor bersama termasuk Australia, Indonesia, Selandia Baru dan Filipina, maupun dari Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Myanmar, Malaysia, Singapura, Thailand, Timor Leste dan Vietnam.
Maryum Choudhry adalah anggota delegasi dari Islamic Council of Victoria yang juga hadir dalam dialog itu.
MARYUM CHOUDHRY: The big thing about this particular forum was the theme of …
TERJEMAHAN: Hal penting dari forum khusus ini adalah tema Antar Agama dalam Aksi. Jadi sejak awal pertemuan kami berdiskusi tentang masalah-masalah penting yang menyangkut kita semua.
Dan melalui konferensi, kami mengembangkan rencana aksi, mulai dari pemimpin agama, masyarakat madani, pemuda, perempuan, pendidikan, hingga media dan komunikasi.
MUBAROK: Maryum mengatakan berkumpul dengan orang-orang dari segala penjuru kawasan dengan berbagai latar belakang agama yang berbeda dan telah bekerja keras dari akar rumput hingga tingkat pemimpin, membuatnya terinspirasi untuk berbuat sesuatu untuk membantu memajukan saling pengertian di komunitasnya.
Ia mengatakan, selain mengikuti forum dan berdiskusi tentang contoh-contoh kasus konflik dan penyelesaiannya, para delegasi juga berkunjung ke berbagai tempat keagamaan di mana Indonesia sangat kaya dalam hal ini.
MARYUM CHOUDHRY: For example, it’s a very different experience going to ….
TERJEMAHAN: Misalnya, pengalaman kami sangat berbeda ketika mengunjungi Borobudur dan Prambanan bersama mereka yang berlatar belakang Budha dan Hindu.
Kami dapat bertanya tentang berbagai hal hingga luar batas kelaziman dan mengerti apa makna agama dan kepercayaan bagi mereka.
MUBAROK: Sejak kali pertama diselenggarakan di Yogyakarta pada 2004, Dialog Antar Agama Kawasan selanjutnya diselenggarakan di Cebu, Filipina (2006), Waitangi, Selandia Baru (2007), Phnom Penh, Kamboja (2008) dan Perth, Australia (2009).
Informasi tentang hasil-hasil Dialog Antar Agama Kawasan dapat dilihat melalui situs web Regional Interfaith Network di www.regionalinterfaith.org.au.
April 2012
RS120411