Transkrip program Radio Kookaburra:
Dubes Global Australia Pertama untuk Wanita dan Gadis
Pengantar: Mubarok, Kedutaan Besar Australia
Pembicara: Penny Williams, Duta Besar Global Australia untuk Wanita dan Gadis; Yohanes Siagian, Kepala Sekolah SMA 1 PSKD
MUBAROK: Perempuan Indonesia boleh berbangga hati karena salah seorang alumni salah satu SMA di Indonesia kini menjadi Duta Besar Global Australia Pertama untuk Wanita dan Gadis.
[Kookaburra tune]
Warga Australia yang pernah mengikuti pertukaran pelajar di Sekolah Menengah Atas (SMA) 1 PSKD Menteng, Jakarta, pada 1981-1982 kini menjadi Duta Besar Global Australia yang Pertama untuk Wanita dan Gadis dan menyempatkan diri berkunjung ke sekolahnya.
Penny Williams berkunjung ke Indonesia pada awal Mei untuk mendukung program pemerintah Australia dan Indonesia yang dimaksudkan untuk memperkukuh kesetaraan jender dan pemberdayaan perempuan.
PENNY WILLIAMS: Saya bersekolah di sini 30 tahun yang lalu. Dan sebenarnya sekolah ini mirip, tidak ada perubahan sama sekali. Tapi saya kira bahwa sistem pendidikan itu berubah, ada perubahan, dan tidak ada sebanyak pelajar seperti dulu.
Waktu saya di sini ada lima puluh pelajar, siswa, dalam setiap kelas. Sekarang saya kira tidak begitu banyak. Tapi masih ada atmosfir yang baik dan saya senang sekali kembali ke sekolah, almamater saya.
MUBAROK: Tadi sempat ketemu dengan salah seorang guru olahraga, Pak Steve namanya. Masih ingat?
PENNY WILLIAMS: Masih ingat, saya masih ingat. Tapi dia tidak ingat saya. Ia bilang bahwa saya gemuk dulu [tertawa].
Tapi saya senang sekali kembali ke sekolah. Dan pengalaman saya di Indonesia waktu itu sebagai peserta pertukaran siswa sebenarnya di antara pengalaman penting dalam hidup saya.
Waktu itu saya mengerti tentang kebudayaan Indonesia, sistem Indonesia, dan sesudah saya selesai di sini, saya kembali ke Australia dan belajar bahasa Indonesia di universitas. Dan sesudah itu menjadi diplomat.
MUBAROK: Pengalaman apa yang paling tidak terlupakan di sekolah ini?
PENNY WILLIAMS: Setiap hari waktu itu saya terlambat ke sekolah. Waktu itu saya tinggal dengan keluarga besar dengan enam anak. Dan mereka sekolah di mana-mana, di Cikini, di SMA 6, saya lupa, tapi saya selalu anak terakhir dijemput ke sekolah.
Dan oleh sebab itu saya setiap hari terlambat dan setiap hari saya menanti di sini, di pagar ini dan dipukul oleh kepala sekolah. Dan dia selalu bilang “terlambat lagi.” Saya ingat itu, tapi lucu waktu itu. [tertawa].
Dia tidak pukul dengan keras. Dan saya juga ingat bahwa penjual, tukang penjual-penjual. Jual makanan di pagar, di sini. Mereka menjual lewat pagar.
Tapi saya waktu mulai di sekolah, saya tidak berbahasa Indonesia dan sekarang bahasa Indonesia saya kacau. Saya tidak berbahasa Indonesia untuk sepuluh tahun, duapuluh tahun. Tapi waktu itu saya lancar. Sesudah setahun saya menjadi lancar dalam bahasa Indonesia.
MUBAROK: Para guru dan siswa-siswi SMA 1 PSKD menyambut kunjungan Dubes Williams itu dengan hangat.
Kepala Sekolah, Yohanes Siagian, mengatakan kunjungan itu memperlihatkan kepada anak-anak didiknya bahwa perempuan bisa berbuat sesuatu yang lebih jauh dalam kehidupan karir mereka di masa depan.
YOHANES SIAGIAN: Ini kesempatan buat anak-anak yang di sini untuk melihat bahwa seseorang yang pernah sekolah di Indonesia dan pernah tinggal di sini bisa naik ke level seperti Ibu Williams.
Sangat sedikit contoh atau role model buat anak perempuan di Indonesia. Yang ada biasanya artis, penyanyi dangdut atau apa gitu. Tapi wanita-wanita yang ada di posisi penting di pemerintah biasanya itu sangat langka. Jadi ini kesempatan yang luar biasa buat anak-anak.
MUBAROK: Selain kunjungan di Jakarta, Dubes Williams juga berkunjung ke Madrasah Tsanawiyah Tarbiyul Huda di Sukabumi, salah satu di antara lebih dari 2.000 SMP yang dibangun Australia di Indonesia.
Dubes Williams juga berkunjung ke Puskesmas Cipayung Bogor dan bertemu dengan para perempuan di desa Kedung Manggu yang mengelola usaha produksi tepung singkong skala kecil. Australia membantu memberikan dana pada proyek-proyek ini melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Pemerintah Indonesia.
Dubes Williams juga menyempatkan diri untuk menyapa para penggemar situs Facebook Kedubes Australia dan mengadakan tanya jawab langsung tentang hal-hal yang dihadapi perempuan saat ini.
Mei 2012
RS120519