Transkrip program Radio Kookaburra:
Penghargaan Jurnalisme Elizabeth O\'Neill Award
Pengantar: Mubarok, Kedutaan Besar Australia
Pembicara: Devianti Faridz, Producer Program Bahasa Inggris After Hours di Metro TV; Auskar Surbakti Wartawan ABC News Australia
MUBAROK: Wartawan ABC Australia Network keturunan Indonesia memperoleh Penghargaan Jurnalisme Elizabeth O’Neill Journalism Award. Auskar Surbakti adalah warga Australia yang kedua orang tuanya berasal dari Indonesia.
[Kookaburra tune]
Pada Desember lalu, Menteri Luar Negeri Australia mengumumkan dua orang pemenang penghargaan Elizabeth O’Neill Journalism Awards dari Pemerintah Australia, Devianti Faridz, Produser Program Bahasa Inggris After Hours di Metro TV, dan Auskar Surbakti Wartawan ABC Australia Network.
Sebagai pemenang penghargaan ini, mereka mendapat kesempatan mengadakan kunjungan selama tiga minggu ke Australia bagi wartawan Indonesia dan ke Indonesia bagi wartawan Australia untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang negara tetangganya.
Devianti Faridz mengatakan ia tertarik untuk mengangkat topik-topik tentang Islam di Australia, penyelundupan manusia dan pengelolaan bencana alam.
DEVIANTI FARIDZ: Yang paling menarik dari pengalaman saya di sana adalah ketemu orang-orang yang menurut saya luar biasa. Dan dari seorang Menteri Luar Negeri yang baru, saya baru pertama kali masuk ke Parliament House, saya jadi ingat semua footage yang saya lihat di Metro TV, saya akhirnya tahu, oh begini lorong-lorong Parliament House.
Dan saya bisa melihat sendiri seperti apa pas Q&A, answer time di sana, budaya Perdana Menteri bertemu dengan pihak Oposisi, dan memberikan alasan-alasan kenapa kebijakan-kebijakan yang diambil itu dibutuhkan.
Dan itu amat sangat luar biasa karena nggak ada di Indonesia. Memang ada seperti itu cuman sistemnya itu seperti Inggris, yang opposing side they stand in front of each other dan benar-benar menjawab, mengerti dan memahami, memberikan penjelasan itu live on television. Dan itu menurut saya is very interesting.
Ketemu sama siswa-siswi di Heathmont College di Heathmont Australia. Bagaimana tanggapan mereka untuk pertama kalinya mereka berbicara langsung dengan anak-anak SMA di Karangmojo Yogyakarta lewat Skype untuk program BRIDGE project.
Dan lucunya anak-anak SMP Karangmojo ngomong sama siswa Australia dalam bahasa Inggris, orang Australia, siswanya, ngomong bahasa Indonesia.
MUBAROK: Devianti mengatakan banyak hal yang menarik yang ia temukan selama mengunjungi empat kota di Australia yakni Sydney, Melbourne, Canberra and Brisbane.
DEVIANTI FARIDZ: Beberapa liputan yang saya akhirnya putuskan untuk ambil tidak dalam empat topik yang saya awalnya ingin lakukan. Kadang-kadang feature story itu tiba-tiba muncul yang menarik-menarik dan itu yang benar-benar saya selalu teringat itu.
Seperti pelukis piloks yang ada di pasar seni Sydney yang membuat saya kagum dia bisa melukis poster dalam waktu enam setengah menit, poster gambar luar angkasa.
MUBAROK: Sementara itu, wartawan ABC Australia Network, Auskar Surbakti, juga memperoleh banyak pengalaman unik selama mengadakan kunjungan ke Indonesia.
Hal yang paling disukai Auskar adalah bertemu dengan orang-orang yang tidak mungkin ia temui sebelumnya dan berkunjung ke daerah-daerah yang belum pernah ia kunjungi.
AUSKAR SURBAKTI: Sebelum ini saya belum pernah ke Bali, Lombok atau Kalimantan. Tapi di dalam program ini saya, I went to all those places and to see especially how …
TERJEMAHAN: Saya berkunjung ke daerah-daerah itu dan khususnya menyaksikan bagaimana dana bantuan Australia digunakan.
Dan bila saya harus memilih salah satu tempat favorit yang saya kunjungi, saya pikir Kalimantan adalah tempat yang menakjubkan. Seperti yang saya katakan tadi, saya belum pernah ke daerah itu, tetapi saya tidak pernah membayangkan seperti apa.
Kalimantan itu bagaikan hutan Amazon Amerika di Indonesia. Sangat menakjubkan.
MUBAROK: Nama Surbakti sepertinya sangat akrab di telinga orang Indonesia, bisakah anda ceritakan sedikit tentang latar belakang keluarga anda?
AUSKAR SURBAKTI: Ya memang, nama Surbakti itu nama marga Indonesia. Orang tua saya dua-duanya orang Indonesia. Bapak/ibu saya dari Sumatera Utara. Orang tua saya Batak Karo. Marga bapak saya Surbakti terus marga ibu saya Ginting.
So, koneksi saya sama Indonesia sangat dekat karena itu, keluarga saya semua tinggal di Indonesia.
Waktu saya kecil, kita sering ke Indonesia, sering ke kampung mama dan kampung bapak di Sumatera Utara. Terus in my professional life now I’ve often come back for other reasons ....
TERJEMAHAN: Dalam pekerjaan saya sekarang, saya sering kembali ke Indonesia untuk alasan lain, alasan pekerjaan. Jadi saya merasa beruntung saya dapat melakukan keduanya.
MUBAROK: Elizabeth O’Neill Journalism Award disponsori oleh Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia dan Lembaga Australia-Indonesia, diberikan setiap tahun kepada satu wartawan Australia dan satu wartawan Indonesia. Beasiswa ini terbuka untuk wartawan cetak, radio, televisi dan internet.
Juni 2012
RS120620