Transkrip program Radio Kookaburra:
Alumni Australia Dalam Sorotan Ten2Five
Pengantar: Mubarok, Kedutaan Besar Australia
Pembicara: Arief Winarto, Pemain Bas Ten2Five dan Alumni Australia
MUBAROK: Sebuah band yang awalnya dibentuk di kota Perth, Australia Barat, tampil pada malam penghargaan Australian Alumni Awards 2012. Ten2five lahir dari sekelompok mahasiswa Indonesia di Australia yang berusaha bertahan hidup ketika krisis ekonomi melanda Indonesia pada 1998.
[Kookaburra tune]
Krisis ekonomi pada 1998 ternyata tidak hanya berdampak pada sebagian besar kehidupan masyarakat di dalam negeri tetapi juga para mahasiswa Indonesia yang sedang menuntut ilmu di Australia.
Ten2five dibentuk oleh sekelompok mahasiswa Indonesia di Australia yang berusaha bertahan untuk menyelesaikan kuliah mereka ketika sebagian mahasiswa Indonesia lainnya pulang akibat krisis moneter itu.
[Clip: I Will Fly by ten2five]
Pada malam penghargaan Australian Alumni Award awal Juni lalu, Radio Kookaburra bertemu dengan Arief Winarto, pemain bas dan satu-satunya pendiri yang masih mengusung band ten2five. Arief bercerita tentang pengalamannya tinggal dan belajar di Australia.
ARIEF WINARTO: Kita melihat suatu hiburan baik yang di mana kalau misalnya kita setiap weekend itu sudah bingung mau ngapa-ngapain karena duit udah tinggal dikit.
Jadi kita suatu waktu memutuskan untuk berkumpul dari jam 10 pagi sampai jam 5 sore untuk latihan musik di salah satu rumah anggota member kami.
Akhirnya itulah terbentuknya ten2five dan syukur alhamdulillah kita akhirnya dapat rekaman dan kita sudah album kelima saat ini.
[Clip: Cintaku Pada-Nya by ten2five]
MUBAROK: Arief Winarto belajar di Edith Cowan University, Perth, Australia Barat mengambil program sarjana keuangan (Bachelor of Finance).
Arief mengatakan band yang mereka bentuk seharusnya bernama Saturday ten2five yang artinya jadwal latihan bermain band setiap Sabtu dari jam 10 pagi hingga jam 5 sore.
ARIEF WINARTO: Sebenarnya kehidupan di Australia itu dimulai benar-benar pada saat krismon dimulai di mana kita itu, terutama orang-orang ten2five itu, sangat terkena dampaknya dan kita semuanya sebenarnya sudah harus pulang sebelum kita menyelesaikan kuliahnya.
Tapi luckily we were willing to survive. Terus, habis itu, kita di sana kerja sebagai dishwasher [tukang cuci piring], ada yang kerja sebagai apa lah, tukang ngelap mobil dan lain-lain, somehow to survive.
Justru disitulah experience [pengalaman] kita dapatkan paling berharga di mana dulu-dulu di tahun-tahun kita cuman berkumpul sama orang-orang Indonesia. Orang-orang Indonesia, student Indonesia, begitu sampai di sana kumpulnya dengan orang Indonesia doang. So their English is not getting better any time [Akibatnya bahasa Inggris mereka tidak berkembang].
Begitu kita krismon orang-orang Indonesia sudah pada balik, kita nggak bisa ngumpul, mau nggak mau kita, we meet the international students and we get along with them very well and we go to find a job and doing the fun things together. [Kita bertemu mahasiswa internasional, berkawan baik dengan mereka, mencari pekerjaan dan melakukan hal-hal yang menyenangkan bersama-sama]. Itulah experience yang paling baik yang kita dapatkan.
MUBAROK: Waktu mulai ngeband di Australia itu, sempat main di tempat-tempat tertentu?
ARIEF WINARTO: No, nggak pernah. Kita cuma a bunch of Indonesian students [sekelompok mahasiswa Indonesia] yang kita ngumpul aja setiap [Sabtu] itu, doing nothing but creating songs.
MUBAROK: Berapa orang alumni Australia yang masih aktif di ten2five?
ARIEF WINARTO: Kebetulan salah satu member kita sekarang sudah jadi warga Australia karena dia menikah sama orang Australia dan dia lagi ada di sana. Terus, tinggal saya sih.
MUBAROK: Siapa dia?
ARIEF WINARTO: Robin namanya. Sama Poltak juga sudah keluar dari ten2five, sebagai drummer. Tinggal aku sendiri.
MUBAROK: Kini ten2five tampil dengan personel Arief (bas), Imel (vocal) dan Teguh (keyboard). Album kelima mereka berjudul Journey terdiri dari 16 lagu yang pernah diluncurkan antara 2003 dan 2012.
[Clip: Special Day by ten2five]
Juli 2012
RS120727