Transkrip program Radio Kookaburra:
Kerukunan Beragama di Australia
Pengantar: Mubarok, Kedutaan Besar Australia
Pembicara: Ahmad Zainal Abidin, Dosen STAIN Tulungagung; Sheik Riad Galil, Ketua JCMA; Helen Heath, Executive Officer JCMA; David Schutz, Sekretaris JCMA
MUBAROK: Bagaimanakah kaum Yahudi, Nasrani dan Muslim berkumpul dalam sebuah organisasi? Ahmad Zainal Abidin dari Tulungagung menceritakan kunjungannya ke Asosiasi Yahudi Nasrani Muslim di Australia.
[Kookaburra tune]
Program Pertukaran Muslim Australia-Indonesia mencakup berbagai kegiatan menarik sesuai dengan aspirasi peserta. Para peserta Muslim dari Indonesia tahun ini antara lain ingin menyaksikan bagaimana kehidupan masyarakat antar agama berlangsung di Australia.
Ahmad Zainal Abidin adalah peserta perwakilan Jawa Timur dan dosen di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Tulungagung.
AHMAD ZAINAL ABIDIN: Sesuai dengan rencana kunjungan saya ke Australia bahwa saya ingin menyaksikan praktik-praktik multikulturalisme dan alhamdulillah saya bisa menyaksikan praktik-praktik semacam itu.
MUBAROK: Apa kesan anda tentang kerukunan beragama dan kerja sama antar agama di Australia?
AHMAD ZAINAL ABIDIN: Di masyarakat Australia memang ada basis yang membuat dialog minimal antar tokoh-tokoh agama itu mudah dilakukan karena menurut mereka masyarakat Australia dibentuk oleh sekumpulan orang-orang yang semuanya bisa dikatakan adalah kaum imigran.
Dan inilah yang menciptakan mereka memiliki kesadaran bersama bahwa dengan semangat imigran ini tadi mereka ingin bersama-sama menciptakan Australia yang dinamis, damai, toleran dan lain sebagainya.
MUBAROK: Pak Ahmad bersama rekan-rekannya mengunjungi Jewish Christian Muslim Association of Australia (JCMA) di kota Melbourne, Victoria. Asosiasi tersebut saat ini dipimpin oleh perwakilan dari Islamic Council of Victoria, Sheik Riad Galil.
RIAD GALIL: We have many, many dreams and many projects on the shelf as such that ...
TERJEMAHAN: Kami memiliki banyak sekali impian dan banyak sekali proyek dalam agenda kami, antara lain program diskusi untuk sekelompok pelajar dengan latar belakang ketiga agama tersebut dan konferensi selama empat hari berturut-turut.
MUBAROK: Asosiasi ini bisa dikatakan istimewa karena mereka benar-benar melaksanakan kegiatan bukan sekedar mempunyai gagasan sebagaimana yang disampaikan Helen Heath, Executive Officer JCMA.
HELEN HEATH: JCMA is an organisation that provides an area, a space that we can...
TERJEMAHAN: JCMA adalah organisasi yang menyediakan area atau ruang di mana kami semua dapat berbicara secara aman tentang hal-hal yang kami setujui dan hal-hal yang kami tidak setujui. Dan pada dasarnya, kami berupaya menciptakan masyarakat Australia yang damai dan harmonis.
MUBAROK: Helen mengatakan asosiasi ini didukung oleh tiga badan utama termasuk Islamic Council of Victoria, Victorian Council of Churches dan ia sendiri mewakili Jewish Community Council of Victoria.
David Schutz dari Victorian Council of Churches mengatakan asosiasi ini telah berjalan selama hampir sepuluh tahun.
DAVID SCHUTZ: We have 107 financially pay members but we have many more who ....
TERJEMAHAN: Kami memiliki 107 anggota yang membayar iuran tetapi lebih dari itu adalah mereka yang pernah mengikuti salah satu konferensi kami atau kegiatan kami dalam kurun waktu sepuluh tahun itu tetap menjadi bagian dari komunitas JCMA yang lebih luas.
Kami terus menjalin hubungan melalui email, forum diskusi, dan ini artinya selama bertahun-tahun kami terus membangun jaringan komunitas di dalam dan luar kota Melbourne. Kami juga kedatangan peserta dari negara bagian lain.
MUBAROK: Berdasarkan pengamatan Pak Ahmad asosiasi seperti itu bisa berjalan dengan baik karena ditopang oleh kaum cendekiawan.
AHMAD ZAINAL ABIDIN: Kelebihan organisasi yang ditopang oleh kaum cendekiawan itu kan di situ. Dan saya kira memang kalau boleh kita lakukan pembelajaran masyarakat Indonesia, jadi dialog antar tokoh itu bisa berjalan di Indonesia maupun di Australia. Dan saya kira JCMA, itu saya kira mampu juga melakukan itu, di mana kesadaran antar tokoh umat beragama, tokoh itu saya kira sudah sangat tinggi.
Dan ketika saya tanyakan apakah level umum atau grassroot masyarakat sudah memiliki kesadaran yang sama, saya temukan jawaban bahwa memang tidak mudah bagi seluruh masyarakat untuk terlibat dalam kegiatan semacam ini karena memang kesibukan-kesibukan kemudian ideologi-ideologi.
Ada sebagian masyarakat yang saya lihat banyak mereka yang relatif sekuler terhadap agama sehingga bagi mereka biarlah agama menjadi bagian yang pribadi sementara hal-hal yang umum telah diselesaikan secara sekuler. Jadi saya menemukan semacam itu di sana.
MUBAROK: Terima kasih Pak Ahmad.
Agustus 2012
RS120832