Kedutaan Besar Australia
Indonesia

Profil – Penerima Special Alumni Awards

Profil – Penerima Special Alumni Awards

Distinguished Alumni Award

Ibu Lubna Algadrie
Ibu Algadrie adalah seorang wanita yang memiliki motivasi dan enerjik yang telah memberikan banyak kontribusi kepada sektor pendidikan di Indonesia. Setelah meraih Diploma di bidang TEFL dari the University of Sydney pada tahun 1977, ia meraih gelar Master di bidang Linguistik Terapan dari universitas yang sama pada tahun 1985. Pada tahun 1997 Ibu Algadrie mendirikan Pusat Bahasa untuk Institut Teknologi Surabaya. Ia mendedikasikan waktu dan antusiasmenya untuk pendirian lembaga ini, yang telah menjadi salah satu pusat bahasa yang paling dikenal di Indonesia untuk pelatihan bahasa asing, penilaian dan akses diri.

Ibu Algadrie adalah seorang Direktur pusat bahasa yang memiliki komitmen dan penuh antusiasme dan juga mengajar bahasa Inggris di sana sejak tahun 1974. Ia telah membina hubungan yang erat antara Australia dan Indonesia dengan menjalin kerjasama yang erat dengan the Australian Alumni Association (Asosiasi Alumni Australia) di Surabaya dan memberikan dukungan kesejahteraan dan pendidikan bagi mereka yang membutuhkan.

Dr. I Made Nitis
Dr Nitis telah memberikan banyak kontribusi bagi pengolahan lahan pertanian dengan penelitian inovatifnya di Bali dan kawasan timur Indonesia. Ia adalah orang Indonesia pertama yang meraih gelar Sarjananya, gelar Masternya dan menyelesaikan program Doktornya di bidang ilmu pedesaan sejak tahun 1974, dari universitas yang sama - the University of New England, Armidale. Ia telah memegang beberapa posisi penting di Universitas Udayana di Bali; dari Dekan Fakultas Peternakan hingga yang belakangan ini, Guru Besar di bidang Gizi dan Sistem Makanan Tropis dan pimpinan proyek Penelitian dan Pengembangan di Three Strata Forage System (Sistem Makanan Strata Tiga). Dr Nitis juga telah terlibat secara aktif dalam memajukan pertanian di Bali dan Indonesia. Ia telah menjalin kerjasama yang erat dengan the Australian Centre for International Agricultural Research/ACIAR (Pusat Penelitian Pertanian Internasional Australia), pernah menjadi ketua Kelompok Pakar untuk Pembangunan Bali dan telah menjadi penasehat ilmiah untuk the International Foundation for Science (IFS) sejak tahun 1993.

Dr Nitis adalah seorang Rekan dari the Economic Development Institute dari Bank Dunia dan telah meraih berbagai penghargaan sepanjang karirnya. Ini meliputi Penghargaan the Hanover World Expo 2000 pada tahun 2003, Penghargaan Widya Pataka dari Gubernur Bali untuk bukunya mengenai Gilcirida untuk pengolahan lahan pertanian kering pada tahun 2006 dan Penghargaan the Chancellor’s Award for Dry Land Farming Development dengan Three Strata Forage System (Sistem Makanan Strata Tiga) dari Universitas Udayana pada tahun 2007.

Bapak Abdullah Alamudi
Bapak Alamudi pergi ke Australia dengan beasiswa the Colombo Plan pada tahun 1961 sebelum menghabiskan waktunya belajar Ekonomi di the University of Tasmania. Ia kembali ke Indonesia pada tahun 1964 untuk mengabdikan dirinya bagi industri media dengan tekad menjunjung kebebasan pers, terlepas dari kondisi yang tidak mendukung di tahun-tahun pertama rezim Suharto. Ia menggunakan pengetahuan dan pengalaman yang ia raih di luar negeri untuk mendirikan media tulisnya sendiri dan juga muncul di televisi untuk mendidik pers tentang kebebasan pers di Indonesia. Bapak Alamudi telah meraih pengalaman yang beragam dan berskala internasional, yang telah banyak memberi kontribusi kepada keberhasilannya.

Bapak Alamudi telah memberikan kontribusi luar biasa kepada industri media sepanjang karir terhormatnya, dan media dan jurnalisme adalah gairah seumur hidupnya. Saat ini ia tercatat sebagai anggota Dewan Pers (lembaga pers tertinggi di Indonesia) yang sembilan anggotanya dipilih berdasarkan keputusan Presiden. Dalam kiprahnya di Dewan Pers, ia berkunjung ke seluruh wilayah Indonesia untuk memberi bimbingan dan saran kepada pemerintah, militer, parlemen dan praktisi hukum mengenai kebebasan pers.

Inspirational Alumni Awards

Dr. Deddy Mulyana
Sejak lulus dengan gelar Doktor dari Fakultas Antropologi dan Sosiologi di Monash University pada tahun 1996, Dr Mulyana dengan penuh semangat terlibat dalam pengembangan pendidikan komunikasi dan peningkatan kurikulumnya. Ia telah mengajar di semua tingkat di Universitas Padjadjaran di mana saat ini ia menjabat Dekan dan Guru Besar pada Fakultas Ilmu Komunikasi. Ia telah menjadi guru besar kunjung di banyak universitas internasional di Amerika, Jerman dan Belanda.

Sejak kembali dari Australia, Dr Mulyana telah memberikan presentasi mengenai komunikasi di berbagai seminar dan program pelatihan regional, nasional dan internasional – untuk akademisi dan juga insinyur, dokter, militer dan kelompok profesional lainnya. Dr Mulyana telah menerbitkan belasan artikel dalam banyak jurnal nasional. Ia juga telah menulis berbagai buku mengenai komunikasi, yang telah menjadi buku laris di Indonesia dan banyak di antaranya digunakan di seluruh Indonesia, khususnya di bidang metodologi penelitian.

Ibu Khairiah Syahabuddin
Ibu Syahabuddin telah memberikan kontribusi yang memberi inspirasi dan intensif kepada pendidikan Indonesia khususnya di Banda Aceh. Ia meraih gelar Master di bidang TESOL dari the University of Southern Queensland pada tahun 2006. Sejak saat itu Ibu Syahbuddin terlibat secara mendalam baik dalam kerja kelembagaan maupun masyarakat dalam semua aspek dari perannya sebagai Dosen di IAIN di Banda Aceh. Sebagai anggota dewan IAIN, ia juga bertanggung jawab atas pengawasan dan pengelolaan organisasi.

Selain mengajar, IbuSyahabuddin juga memberikan dukungan dan saran akademis, mengawasi mahasiswa tahun terakhir dan memberikan presentasi makalah mengenai pendidikan bahasa Inggris dan metodologi pengajaran. Ia juga menyempatkan diri menulis artikel pengajaran bahasa Inggris dan menjaga hubungan masyarakatnya yang telah terjalin dengan erat dengan mengajarkan bahasa Inggris kepada anak-anak warga setempat.

Ibu Netty Muharni
Setelah lulus dari Universitas Syiah Kuala di Banda Aceh, Ibu Muharni menyelesaikan program Masternya di bidang Perencanaan Kota dan Daerah di Curtin University pada tahun 2007, dengan beasiswa AusAID. Selama waktu ini ia menjabat sebagai duta besar pemberi inspirasi untuk Indonesia dan dianugerahi penghargaan sebagai mahasiswa pasca sarjana paling menonjol dalam disiplin ini.

Ibu Muharni kembali ke Banda Aceh untuk menyumbangkan keterampilan dan pengalamannya untuk membantu masyarakatnya membangun kembali kampung halamannya, yang sebagian besar hancur dalam akibat bencana gempa bumi dan tsunami pada tahun 2004. Sebagai Sekretaris Dewan Kerajinan Nasional Provinsi Aceh, ia membantu para korban bencana memberdayakan diri mereka dan membangun kembali ekonomi mereka melalui sektor kerajinan. Dengan tekad dan ketekunannya, ia mampu membantu Dewan menembus pasar internasional sekaligus membantu ribuan orang di pedesaan mendapatkan akses yang lebih baik untuk pelatihan, pendanaan dan mutu kehidupan. Ibu Muharni saat ini menjabat Kepala Perdagangan Dalam Negeri dan Luar Negeri di Kantor Departemen Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM di Banda Aceh.

Bapak Hadi Cahyadi
Bapak Cahyadi adalah seorang pengusaha sukses dengan latar belakang pendidikan dan komitmen yang kuat untuk membangun pendidikan di Indonesia. Bapak Cahyadi meraih gelar Master Hukumnya di the RMIT University pada tahun 1999. Saat ini ia menjabat Managing Partner di PB Capital, sebuah divisi dari BP&Co yang terkenal, tetapi, ia juga bekerja dengan semangat di berbagai program amal lainnya. Sebagai ketua Alumni sekolah menengah atasnya di Malang, Bapak Cahyadi telah mengembangkan ‘PEKSY’ ke dalam organisasi profesional yang menyediakan beasiswa bagi mahasiswa yang tidak memiliki akses ke pendanaan universitas.

Ia juga menjabat Presiden dari Rotary Club Jakarta Pusat di mana ia telah melakukan tindakan atas keprihatinannya terhadap pemanasan global dan lingkungan melalui program penanaman kembali bakau dan mendukung program Penanaman Satu Juta Pohon. Hadi juga Presiden dari the Association of Fundraising Professional (AFP), yang mempromosikan pengumpulan dana yang akuntabel dan transparan. Ia merupakan anggota masyarakat yang memberi inspirasi dan berkomitmen yang telah bekerja tak kenal lelah untuk memberi kontribusi pada tindakan membawa perubahan pada lingkungan dan pendidikan di Indonesia.

Ibu Fanina Yulianthi
Ibu Yulianthi telah memberikan kontribusi signifikan bagi usaha kecil di Indonesia. Ia terlibat dalam banyak organisasi di tingkat pribadi dan profesional dan memiliki hubungan yang erat dengan jaringan Australia. Setelah meraih gelar Sarjana di bidang Perdagangan di Deakin University, ia meraih gelar Master Perdagangan Bisnis Internasional pada tahun 2005 dari perguruan tinggi yang sama. Saat ini ia menjabat Manajer Keuangan di Rumah Sakit Umum Kertha Usada di Bali dan Ketua Asosiasi Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI).

Melalui upayanya, Ibu Yulianthi mempromosikan dan membantu industri kecil di Buleleng memasuki dan mengembangkan diri di arena bisnis internasional melalui pengembangan sistem jaringan yang kuat, sambil pada saat yang sama meningkatkan sumber daya manusia melalui pelatihan kewirausahaan. Ia tanpa susah payah melakukan pendekatan langsung dalam mengisi seminar dan memberi informasi kepada usaha kecil di area terpencil. Ibu Yulianthi menyempatkan diri dalam jadwalnya yang padat untuk menjadi Bendahara dari Asosiasi Rumah Sakit Swasta Bali dan Sekretaris Partai Demokrasi Wanita cabang Buleleng Bali. Ia juga menjadi anggota kehormatan dari the Australia Indonesia Business Council (Dewan Bisnis Australia Indonesia) dan the Balinese Students’ Association (STT Melbourne).

 

5 Februari 2009