Kedutaan Besar Australia
Indonesia

Simposium Internasional Masa Depan Pendidikan Islam di Indonesia

Siaran Media Bersama
Kedutaan Besar Australia Jakarta
dan
Departemen Agama RI

24 July 2007

Simposium Internasional Masa Depan Pendidikan Islam di Indonesia

Lebih dari 150 sarjana ahli, pejabat pemerintah, guru-guru dan donor internasional akan bekerja bersama-sama dalam waktu dua hari mendatang di Jakarta untuk mengembangkan strategi guna “menjembatani kesenjangan” antara pendidikan Islam dan pendidikan umum di Indonesia.

Simposium Internasional Pendidikan Islam hari ini dibuka oleh Sekretaris Jendral Departemen Agama, Professor Bahrul Hayat, dan Duta Besar Australia untuk Indonesia, Bill Farmer, di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Professor Hayat mengatakan, beliau berharap simposium ini akan menghasilkan beberapa cara praktis untuk “membantu menjembatani kesenjangan antara sekolah-sekolah Islam dan sekolah-sekolah umum di Indonesia”. Beliau mengatakan forum ini hendaklah menggalang sejumlah sarjana yang mumpuni dari Indonesia maupun internasional untuk menyumbangkan pengalaman-pengalaman dan gagasan mereka untuk memajukan pendidikan Islam.

Persoalan-persoalan yang akan dibahas termasuk teknik pengembangan kualitas pengajaran dan pembelajaran di dalam sekolah-sekolah Islam dan peranan pengajaran Islam di dalam rencana pendidikan nasional pemerintah Indonesia.

Masalah fokus lainnya adalah bagaimana mengimplementasikan Desain Utama Untuk Pendidikan Pendidikan Dasar Sembilan Tahun di Indonesia, strategi yang telah disiapkan bersama oleh Departemen Pendididikan dan Departemen Agama awal tahun ini, serta kemajuan yang potensial yang hendak dicapai melalui strategi ini pada tahun 2025

Mr Farmer mengatakan, beliau berharap simposium ini akan membantu merangsang perdebatan yang nyata di antara para pejabat yang berwenang, praktisi, cendekia dan para donor tentang bagaimana mewujudkan sistem pendidikan Islam yang lebih baik dan lebih kuat.

“Persoalan-persoalan ini sangatlah kritis bagi masa depan Indonesia, mengingat pentingnya peranan yang dimainkan oleh Pendidikan Islam di Indonesia,” demikian dikatakan Mr Farmer.

Desain Utama mencatat bahwa lembaga pendidikan Islam menyediakan pendidikan dasar kepada lebih dari 20 persen anak-anak Indonesia di mana lebih dari 25 persennya adalah perempuan. Jaringan pendidikan Islam yang sebagian besar otonomus adalah sistem pendidikan di Indonesia yang tertua yang pernah ada.

Simposium tanggal 24-25 Juli ini diprakarsai bersama oleh Departemen Agama dan pemerintah Australia, melalui badan pengembangunan internasional, AusAID.

Kegiatan ini – Simposium Pendidikan Dasar Sekolah Islam di Indonesia: Menjembatani Kesenjangan – Visi 2025 - didanai dari A$30 juta (IDR 225 milyard) di bawah program lima tahun Pemerintah Australia (LAPIS), yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dasar pendidikan Islam di Indonesia.

Informasi lebih lanjut:
Rohmat Mulyana – Departemen Agama RI, hp 0813 9515 0099
Robert Kingham – Team Leader, Learning Assistance Program in Islamic Schools (LAPIS), hp 0816 793 576