Kedutaan Besar Australia
Indonesia

Jawa Timur Memperpanjang Hubungan dengan Australia Barat

Siaran Media

30 Agustus 2007

Jawa Timur Memperpanjang Hubungan dengan Australia Barat

Gubernur Jawa Timur Imam Utomo dan Perdana Menteri Australia Barat Alan Carpenter akan memperpanjang untuk lima tahun kedepan kerja sama propinsi kembar antara kedua propinsi yang telah berlangsung selama 17 tahun pada upacara penandatanganan di Perth.

Lebih dari 25 pejabat pemerintah dari Jawa Timur akan menyertai Gubernur Imam Utomo ke Perth untuk menghadiri upacara penandatanganan pada 28 September 2007, dan untuk melakukan sejumlah pertemuan dengan para mitra dan perusahaan Australia Barat yang memiliki kepentingan di Jawa Timur.

Duta Besar Australia untuk Indonesia, Bill Farmer, menyambut baik perpanjangan hubungan propinsi kembar, yang menurutnya telah menjadi tolok ukur untuk perjanjian antar-kota atau antar-propinsi yang sejenis.

“Sebagian hubungan propinsi kembar nampak tidak berdampak banyak pada kehidupan rakyat, namun perjanjian Jawa Timur-Australia Barat terbukti lain,” ujarnya.

“Macam-macam kerja sama dan pertukaran praktis yang telah berlangsung dibawah hubungan Jawa Timur-Australia Barat telah membantu memajukan secara keseluruhan hubungan Australia dengan Indonesia dalam cara yang bisa diukur.”

Selain sejumlah pertukaran budaya yang telah berlangsung di bawah perjanjian ini, pertama kali ditandatangani di Surabaya pada 1990, terdapat sejumlah proyek pembangunan yang berhasil di Jawa Timur, termasuk proyek energi terbarukan dan usaha pengadaan air dengan bantuan energi surya untuk desa-desa tertinggal di Jawa Timur.

Perjanjinan tersebut juga telah membantu mempromosikan Jawa Timur sebagai target perdagangan dan investasi yang potensial bagi perusahaan-perusahaan Australia Barat.

Perwakilan Dagang Australia Barat di Jakarta, Martin Newbery, berujar perusahaan-perusahaan Australia Barat semakin meningkatkan pencarian kesempatan investasi di Jawa Timur. Sektor-sektor utama yang menjadi perhatian termasuk perdagangan ternak hidup dan sapi perah, pengembangan penggemukan sapi, gandum, kentang, perkebunan bambu, produk mangga, energi surya dan minyak dan gas.

“Sinergi pertanian antara tanah yang bersih di Australia dan tanah yang kaya di Indonesia juga telah menghasilkan ekspor bersama ke negara-negara ketiga,” ujar Newbery.

“Australia Barat, misalnya, memiliki tanah yang sangat cocok untuk bibit kentang, sementara Jawa Timur memiliki tanah yang sangat cocok untuk perkebunan kentang. Di lain pihak, ternak dari Australia Barat digemukkan di tanah yang kaya di Jawa Timur baik untuk ekspor maupun konsumsi dalam negeri,” ujarnya.

Selama berada di Perth, Gubernur Jawa Timur juga akan membuka Perth Royal Show bersama Wakil Kepala Negara Bagian (Deputy Premier) Australia Barat, Eric Ripper, pada 29 September.

Newbery mengungkapkan bahwa Negara Bagian Australia Barat juga telah menunjuk Indonesia sebagai “negara tamu” pada pameran tahunan Perth Royal Show, pada 29 September – 6 Oktober 2007.

“Lebih dari 200 pengunjung dari Indonesia akan datang ke Perth untuk menghadiri pameran tersebut, termasuk pengusaha dan seniman peran, dengan kontingen terbesar berasal dari Jawa Timur,” ujar Newbery.

“Anjungan Indonesia – sekitar 1000 meter persegi - di Claremont Showground Perth, akan merangsang imaginasi dan keingintahuan pengunjung untuk menjelajah keanekaragaman budaya, tata boga dan ekonomi Indonesia,” ujarnya.

Paviliun Indonesia pada Perth Royal Show tersebut akan mengambil tema “Discover a New Indonesia” (Temukan Indonesia yang Baru) dengan suguhan pameran dan pertunjukan yang memperlihatkan keanekaragaman budaya Indonesia, serta kesempatan-kesempatan bisnis dan investasi.

Informasi lebih lanjut:
John Williams (Counsellor Public Affairs) tel. 021 2550 5290 hp. 0812 1053 989