Siaran Media
30 Agustus 2007
Queensland dan Jawa Tengah Tingkatkan Hubungan Propinsi Kembar
Australia dan Indonesia memperkuat hubungan perdagangan dan ekonomi dengan dikukuhkannya kembali kesepakatan antara negara bagian Australia bagian timur laut, Queensland, dan Propinsi Jawa Tengah.
Saat mengumumkan Nota Kesepahaman bilateral yang baru, Perdana Menteri (Premier) dan Menteri Perdagangan Negara Bagian Queensland, Peter Beattie, mengatakan Queensland dan Jawa Tengah telah mengukuhkan kembali hubungan propinsi kembar mereka yang telah lama terjalin dengan memperpanjang hubungan tersebut untuk lima tahun ke depan.
Nota kesepahaman yang baru tersebut ditandatangani di Gedung Parlemen di Brisbane minggu ini oleh Perdana Menteri Negara Bagian Peter Beattie dan Wakil Gubernur Jawa Tengah H Ali Mufiz.
Peter Beattie mengatakan kesepakatan baru tersebut akan meliputi agribisnis dan pangan, pembangunan perkotaan dan daerah, infrastruktur jalan dan transportasi, perdagangan dan investasi, pendidikan dan pelatihan dan pembangunan industri pariwisata.
“Nota kesepahaman tersebut memaparkan agenda yang dapat dicapai dalam jangka waktu lima tahun,” katanya.
“Indonesia adalah mitra perdagangan yang penting bagi Queensland. Pada 2005-06 ekspor keseluruhan kami ke Indonesia adalah senilai A$807,6 juta atau 2,3 persen dari jumlah keseluruhan ekspor barang Queensland.
“Hubungan Propinsi Kembar yang pertama kali ditandatangani pada September 1991 itu, memberikan landasan kuat bagi pengembangan hubungan perdagangan tersebut,” tambahnya.
Perdana Menteri Queensland mengatakan perjanjian tersebut juga membantu meningkatkan hubungan yang lebih dekat antara lembaga-lembaga dan organisasi-organisasi di Queensland dengan rekan sejawatnya di Jawa Tengah.
“Salah satu contoh yang sangat baik adalah Program Pertukaran Profesional Kesehatan antara Order of the Sisters of Mercy (Tarekat Suster Belas Kasih) di Queensland dengan Dinas Kesehatan Propinsi di Jawa. Program tersebut menghasilkan pertukaran dokter dan perawat antara Brisbane Mater Hospital dengan Rumah Sakit Dr Kariadi di Semarang.
Peter Beattie mengatakan bahwa ketika gempa bumi melanda Jawa Tengah tahun lalu, Queensland merespon melalui Livelihood Sustainability Project (Proyek Penyangga Penghidupan) di empat desa yang membantu sebanyak 1.000 penduduk memperoleh kembali penghidupannya.
Beliau mengatakan Indonesia juga tetap menjadi pasar pendidikan yang penting bagi Queensland dan Nota Kesepahaman baru tersebut ditujukan untuk memfasilitasi kursus bahasa Inggris intensif bagi para guru dari Jawa Tengah.
“Juga ada sejumlah proyek penelitian universitas yang telah dikembangkan sebagai hasil langsung dari kerjasama Propinsi Kembar tersebut,” ujarnya.
Informasi lebih lanjut:
John Williams (Counsellor Public Affairs) tel. 021 2550 5290 hp. 0812 1053 989