Siaran Media
3 Desember 2007
Forum Penelitian Kebijakan Australia-Indonesia
Peneliti-peneliti besar Australia-RI bekerjasama memperbaiki tata kelola pemerintahan
Pada tanggal 3 Desember, 32 peneliti ternama dari kedua negara akan mempresentasikan hasil penelitian bersama di berbagai masalah pemerintahan dalam acara Australia Indonesia Policy Research Forum di Jakarta.
Duta Besar Australia untuk Indonesia, Bill Farmer, mengatakan akademia ternama dari Australia dan Indonesia berkolaborasi lebih erat dari sebelumnya meneliti isu-isu penting tata pemerintahan di Indonesia dibawah program penelitian bersama yang didanai oleh Pemerintah Australia senilai A$6 juta.
“Program ini merupakan kolaborasi terpenting antara akademia Australia dan Indonesia yang pernah saya lihat. Saya harap ini akan memberikan dampak positif pada pembangunan ekonomi dan demokrasi Indonesia,” ujar Bill Farmer.
Forum yang akan dibuka oleh Menteri Perdagangan Indonesia, Mari Pangestu dan Duta Besar Australia, Bill Farmer ini merupakan acara tahunan penting dari program tiga tahun bernama Australia Indonesia Governance Research Partnership yang dikelola oleh Crawford School of Economics and Government di Australian National University (ANU).
Program ini bertujuan memperkuat pembentukan kebijakan publik di Indonesia melalui penelitian berkualitas di berbagai isu tata pemerintahan, mendukung kolaborasi antar peneliti Australia dan Indonesia, dan membangun kapasitas penelitian lokal terutama di kalangan peneliti muda.
Para peserta forum antara lain adalah para pejabat tinggi negara, pemimpin-pemimpin lembaga internasional dan perwakilan dari berbagai universitas, litbang, dan media.
Enam belas hasil penelitian awal yang menerima hibah di 2007 dan akan dipresentasikan pada forum hari ini akan mencakup isu korupsi, pemerintahan dan otonomi daerah, administrasi pemilihan umum, pemulihan pasca bencana, hukum Islam, reformasi sektor publik, dan masa depan perekonomian Indonesia (jadwal acara terlampir).
“Dilihat dari kualitas para peneliti kedua negara yang mendapatkan hibah di tahun 2007, saya berharap penelitian ini dapat mempercepat pengembangan kebijakan di Indonesia.”
“Saya juga menyambut gembira kontribusi program ini dalam memperkuat kapasitas peneliti daerah di Indonesia dan dalam mendorong para peneliti muda kedua negara untuk meneruskan karir di berbagai bidang tata pemerintahan Indonesia,” ujar Bill Farmer.
Lima peneliti muda dari Indonesia dan lima dari Australia dalam Young Scholars Program terpilih untuk berpartisipasi dalam forum ini, dalam young scholars workshops.
Forum ini akan diketuai oleh Prof. Andrew MacIntyre, Direktur Crawford School, Australia National University dan professor bidang sosial politik yang juga melakukan penelitian mengenai ekonomi politik Asia Tenggara dan kebijakan luar negeri Australia di wilayah Asia Pasifik.
Para peneliti Australia dan Indonesia yang turut mempresentasikan hasil penelitiannya hari ini antara lain Hadar Gumay, Dr Greg Fealy, Prof Azyumardi Azra, Prof Charles Sampford, Dr Vidhyandika Djati Perkasa, Prof Richard Robison, Prof Hal Hill, Surya Tjandra, Dr I Ketut Putra Erawan, Prof Mark Turner, Dr Edward Aspinall, Dr Simon Butt, Dr Catur Sugiyanto, Dr Budy Resosudarmo, Dr Asep Suryahadi dan Dr Nunung Nuryartono.
Ke-32 peneliti tersebut bersedia untuk berdiskusi mengenai hasil penelitian mereka dengan media di media center seusai presentasi mereka.
Informasi untuk media:
Mia Salim (Public Affairs, AusAID) 0812 107 0237