Siaran Media
3 Maret 2008
Pemenang Hadiah Nobel Australia Berkunjung ke Jakarta
Kuasa Usaha Australia, Louise Hand, menyambut gembira kunjungan pemenang Hadiah Nobel 2005 untuk Kedokteran, Profesor Barry Marshall, ke Jakarta pada 3-5 Maret untuk menerima visiting professorship dari Universitas Pelita Harapan.
“Prestasi Profesor Marshall adalah bukti bagi kita semua bahwa ketekunan adalah kunci keberhasilan,” ujar Hand. “Saya berharap kunjungannya akan membantu mengilhami generasi masa depan Indonesia untuk mengejar minat mereka di kedokteran dan penelitian eksperimental.”
“Saya berharap kunjungan ini juga akan menghasilkan kesempatan mengadakan kerja sama baru antara Australia dan Indonesia dalam sains dan kedokteran, khususnya di bidang bioteknologi dan penelitian di mana Australia merasa beruntung memiliki pakar yang terdepan di dunia seperti Profesor Marshall,” ujarnya.
Sementara di Jakarta, Marshall juga akan memberikan kuliah umum tentang “Kegembiraan Sains dan Hadiah Nobel” di Universitas Pelita Harapan dan Kedutaan Besar Australia.
Hadiah Nobel sejak 1901 memberikan penghargaan kepada pria dan wanita dari seluruh dunia atas prestasi luar biasa mereka dalam fisika, kimia, kedokteran, sastra, dan dalam memajukan perdamaian.
Pada 1982, Barry Marshall dan J. Robin Warren menemukan sebuah bakteri, Helicobacter pylori, yang menyebabkan salah satu penyakit yang paling lazim, penyakit tukak lambung (mag).
Ketika bertugas di Rumah Sakit Fremantle di Australia Barat pada 1984, Marshall memenuhi postulat Koch untuk H.pylori dan astritis dalam percobaan swa-pengobatan yang diberitakan secara luas, di mana dia minum biakan H.pylori.
Dengan ketekunan di tengah kesangsian yang luas, Marshall juga menghasilkan campuran obat yang membunuh bakteri H.pylori dan membasmi tukak lambung selamanya. Hipotesa bahwa H.pylori adalah faktor penyebab kanker perut diterima pada 1994 oleh Organisasi Kesehatan Dunia.
Karya ini sekarang sudah diakui sebagai penemuan yang paling luar biasa dalam sejarah gastroenterilogi dan disejajarkan dengan pengembangan vaksin polio dan pemberantasan cacar.
Menjangkiti 50 persen penduduk bumi, H.pylori diakui sebagai infeksi kronis paling lazim di dunia.
“Seperti jejak remah-remah, DNA Helicobacter pylori kita dapat menunjukkan dimana kita lahir dan ke mana saja perjalanan leluhur kita selama lebih dari 60.000 tahun yang lampau,” ujar Marshall.
Hand berujar kunjungan Profesor Marshall juga akan menyoroti mutu para peneliti terdepan dunia yang mampu dihasilkan oleh sekolah dan universitas Australia.
“Rakyat Australia bangga dengan prestasi Profesor Marshall,” ujarnya. “Tidak banyak orang di bidangnya yang dapat mengklaim telah membantu menemukan pengobatan suatu penyakit yang menjangkiti setengah penduduk dunia.”
Hand berkata negara bagian asal Profesor Marshall, Australia Barat, telah secara khusus mengembangkan kerja sama para peneliti yang terbesar di belahan selatan bumi.
“Banyak di antara mereka menjadi pemimpin penelitian pengendalian penyakit dalam tingkat molekul, penyakit anak dan mata, genetika manusia, kelainan syaraf otot dan neurologis, penuaan dan kesehatan mental,” ujar Hand.
Informasi lebih lanjut:
John Williams (Atase Pers) tel. 021 2550 5290 hp. 0812 1053 989