Siaran Media
22 Oktober 2008
KONFERENSI ALUMNI TAHUNAN KEDUA menguji tantangan global dan solusi lokal
Beberapa pemikir Indonesia yang terkemuka berhimpun pada Rabu dan Kamis untuk Konferensi Alumni penerima beasiswa tahunan kedua untuk meningkatkan hubungan antara warga Indonesia yang telah memperoleh manfaat dari beasiswa Australia.
Konferensi tersebut akan menghimpun sekitar 200 anggota jejaring alumni sejumlah lebih dari 10.000 untuk bertukar pengalaman dan ide.
Tema Tantangan global, solusi lokal, bermaksud untuk mendorong pemikiran kritis tentang tantangan global kunci yang Australia dan Indonesia sedang hadapi bersama melalui Kemitraan Australia Indonesia.
Konferensi akan memfokuskan pada masalah-masalah pokok seperti penciptaan pertumbuhan yang berkesinambungan dan manajemen ekonomi yang kuat; mendukung demokrasi, keadilan dan tata pemerintahan yang baik Indonesia; memupuk keamanan dan perdamaian nasional, kawasan dan global; dan membantu meningkatkan pendidikan dan kesehatan untuk rakyat Indonesia.
Dalam pembukaan konferensi, Duta Besar Australia untuk Indonesia, Bill Farmer, berujar konferensi tersebut akan memberikan kesempatan kepada alumni untuk melakukan jejaring dan memberikan sumbangsih debat tentang masalah-masalah global yang dihadapi oleh Australia dan Indonesia.
“Ini juga merupakan kesempatan yang istimewa bagi Pemerintah Australia untuk terlibat dengan alumni,” tutur Farmer. “Saya berharap tema konferensi alan memajukan pemikiran kritis dan diskusi tentang masalah-masalah yang kita hadapi bersama”.
Acara tersebut akan memamerkan prestasi alumni beasiswa Australia banyak di antaranya telah mencapai posisi tinggi di pemerintahan, universitas dan sektar swasta. Alumni ternama termasuk: Dr Boediono (Gubernur Bank Indonesia); Dr James Riady (Wakil Ketua Lippo Group); Mr Mukiat Sutikno (Direktor Manajemen General Motors); Dr Mari Pangestu (Menteri Perdagangan RI) dan Mawardi Nurdin (Wali Kota Banda Aceh).
Salah satu penerima beasiswa yang menghadiri acara tersebut adalah Butet Manurung, salah satu 3 penerima beasiswa Australia yang baru-baru ini masuk dalam daftar Majalah Globe sebagai 99 wanita paling berpengaruh di Indonesia’.
Australia telah memberikan beasiswa kepada para pelajar Indonesia sejak 1950an melalui lembaga pembangunan internasionalnya, AusAID. Konferensi tersebut menghimpun alumni dari Australian Development Scholarships (ADS) dan para pendahulunya; Australian Partnerships Scholarships (APS); alumni pertama dari Australian Leadership Awards Scholarships; dan penerima ADS yang akan terbang ke Australia untuk memulai studi mereka.
ADS dan ALA adalah program AusAID kini. ADS membantu para pelajar Indonesia untuk memperluas pengatahuan, keterampilan dan kualifikasi mereka guna memperkuat sumbangsih mereka bagi pembangunan di Indonesia. Sekitar 300 beasiswa akan diberikan setiap tahun bagi pelajar Indonesia untuk menuntut ilmu di universitas Australia. Program beasiswa ALA memajukan kepemimpinan di kawasan Asia Pasifik.
Pertanyaan Pers:
Natasha Simpson (AusAID) 2550-5609, Mia Salim (AusAID) 2550-5490