Arsip Siaran Media
16 Maret 2009
Guru Australia dan Indonesia Membangun Bridge Pembelajaran dan Persahabatan
Seratus delapan puluh guru dari Australia dan Indonesia sedang bertukar sekolah sebagai bagian dari prakarsa pendidikan yang baru untuk mengembangkan kemitraan antara kedua negara.
Hari Jumat, 30 guru Indonesia disambut di Australia pada peluncuran resmi proyek perintis BRIDGE (Building Relationships through Intercultural Dialogue and Growing Engagement) yang menghubungkan guru melalui sekolah dan masyarakat mereka.
Proyek ini, dicanangkan oleh Menteri Luar Negeri Stephen Smith di Indonesia pada August tahun lalu, merupakan prakarsa Australia-Indonesia Institute (AII) dan didanai oleh Myer Foundation dan Pemerintah Australia melalui AusAID. Proyek ini dikelola oleh Asian Education Foundation di Universitas Melbourne.
Dalam proyek tiga-tahun ini, 180 guru dan 80 sekolah akan terlibat termasuk sepuluh sekolah penerima bantuan Program Pendidikan Dasar Pemerintah Australia senilai A$355 juta, yang membangun 2000 sekolah dan layanan pendidikan dasar di Indonesia.
Para guru Indonesia akan berada selama beberapa minggu di ruang kelas Australia dan secara bersama-sama akan mengembangkan kurikulum dengan rekan kerja Australia mereka dalam suatu perpaduan sekolah metropolitan, daerah dan pelosok di berbagai negara bagian dan teritori.
Proyek tersebut akan memberi dorongan besar pada pelajaran bahasa Indonesia di Australia dan pelajaran bahasa Inggris di Indonesia. Ini akan mendukung sasaran Pemerintah untuk mencapai sekurangnya 12 persen dari lulusan Sekolah Menengah untuk fasih dalam salah satu bahasa Asia yang menjadi target pada 2020.
Proyek BRIDGE akan membantu menciptakan hubungan antar para guru, sekolah dan masyarakat yang kukuh dan abadi yang akan terus berlanjut setelah tiga-tahun proyek, memperlengkapi kita dengan lebih baik untuk hidup dan bekerja dengan beberapa tetangga paling dekat kita.
Penguatan hubungan antar-warga merupakan salah satu dari sasaran Konferensi yang sangat berhasil baru-baru ini, Australia dan Indonesia: Mitra di Era Baru, yang diadakan di Sydney pada Februari.
Melalui pertukaran guru dan pemberian pelatihan Teknologi Informasi dan perangkat keras komputer, hubungan seperti ini akan mempersiapkan anak-anak kita dengan lebih baik untuk mengatasi apa yang Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, telah gambarkan sebagai "tirani stereotipe" dan memanfaatkan sebaik-baiknya kesempatan di masing-masing negara.
Pertanyaan Pers:
Fiona Hoggart, Counsellor (Cultural) mob. 0811 936 302