Siaran Media
3 Agustus 2009
Berbagi dan Belajar: Australia dan Indonesia Menyelenggarakan Lokakarya Kawasan tentang Tanggap Bencana
Australia, bekerja sama dengan pihak berwenang manajemen darurat Indonesia, hari ini meluncurkan lokakarya empat hari di Yogyakarta tentang penilaian kerusakan ekonomi pada bencana besar kawasan.
“Indonesia dan Australia telah bekerja sama secara erat untuk saling mendukung pada beberapa tahun terakhir untuk memberikan tanggapan terhadap bencana alam, termasuk di Aceh, Yogyakarta dan selama kebakaran hutan di Victoria” ujar Duta Besar Australia untuk Indonesia, Bill Farmer. “Dengan bersama-sama menyelenggarakan lokakarya ini, Australia dan Indonesia dapat memanfaatkan pengalaman kerja sama tersebut untuk membangun pendekatan kawasan yang lebih erat”.
Menyusul bencana gempa bumi yang merusak di Provinsi Sichuan di Cina tahun lalu, Perdana Menteri Australia Kevin Rudd dan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono bertekad untuk memperdalam upaya bersama untuk memperkukuh kesiapan bencana dan kemampuan manajemen kawasan.
Kedua pemimpin saat itu sepakat bahwa Australia dan Indonesia akan menyelenggarakan lokakarya APEC tentang teknik penilaian kerusakan untuk menyelaraskan berbagai upaya di 21 ekonomi utama kawasan Asia-Pasifik.
“Di seluruh kawasan, proses untuk melakukan penilaian sifat dan tingkat kerusakan yang disebabkan oleh bencana tidak seragam. Hal ini berpotensi memperlambat dan memperlemah pemberian bantuan bencana yang terarah dan berarti. Peningkatan pengetahuan tentang sistem penilaian kerusakan akan memfasilitasi dan mempercepat komunikasi dan tanggapan di antara para penerima bantuan dan ekonomi pemberi bantuan beberapa saat pasca-bencana,” tutur Farmer.
Guna mencapai hal ini, Departemen Kejaksaan Agung Australia, yang bertanggung jawab atas kesiapan dan manajemen darurat di Australia, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) RI bersama-sama menyelenggarakan lokakarya bagi para pejabat tanggap darurat kawasan di Yogyakarta pada 3 - 6 Agustus 2009.
Pada akhir lokakarya ini, para peserta akan mengembangkan, pertimbangan ekonomi-ekonomi APEC:
- satu bahasa teknik dan kebijakan penilaian kerusakan pasca-bencana, termasuk definisi dan ruang lingkup ‘penilaian kerusakan pasca-bencana’;
- peningkatan kompetensi dan keterampilan untuk melakukan analisa ekonomi pasca-bencana;
- panduan praktik terbaik untuk pelaksanaan penilaian kerusakana pasca-bencana.
“Lokakarya ini sangat penting bagi pengembangan kemampuan kawasan untuk memberikan tanggapan atas bencana – semakin tepat penilaian kita terhadap kerusakan tersebut, semakin baik kita mengarahkan sumber daya kita,” tukas Farmer.
Pertanyaan Pers:
Michael Kachel (Atase Pers) tel. (021) 2550 5290 hp. 0811 187 3175