Siaran Media
8 Oktober 2010
Banyak Talenta Australia di Festival Pembaca dan Penulis Ubud 2010
Ubud Writers & Readers Festival (UWRF) tahun ini menampilkan sejumlah peserta terkemuka dari Australia termasuk penulis fiksi dan non-fiksi, artis musik elektronik dan hip hop, akademisi dan manajer seni semuanya bergabung di bawah tema: ‘Bhinneka Tunggal Ika: Harmony in Diversity’.
Pemerintah Australia bangga dengan sejarahnya yang panjang sebagai pendukung dan sponsor festival ini sejak kali pertama diselenggarakan pada 2003, dan memandang talenta Australia yang hadir, sebagai sarana praktis dan berharga dalam memperkuat saling pemahaman antar budaya antara Australia dan Indonesia.
Melalui peristiwa ini, dan berkat kerja keras Direktur Festival kelahiran Australia Janet De Neefe dan timnya, Australia terus berupaya mempromosikan sastra Australia di kalangan para penulis, kritikus dan pembaca Indonesia sehingga pemirsa Indonesia dapat memperoleh pengalaman langsung telenta dan seni sastra khas Australia. Kedutaan Besar Australia di Jakarta bersama Konsulat Jenderal Australia di Bali besok akan menjadi tuan rumah resepsi di Ubud untuk menyambut para penulis Australia yang menghimpun sejumlah kalangan pembaca dan penulis dari kedua negara.
Julie Clark, seorang wartawan dan manajer seni yang mendapat kesempatan menjadi peserta Asialink Arts residency yang didanai Pemerintah Australia untuk membantu dalam pengelolaan festival tersebut dan kemudian mendirikan pertukaran Indonesia-Australia bagi para sastrawan, disambut baik di festival ini pada September. Clark memiliki pengalaman 20 tahun dalam industri kreatif di Australia dan Inggris. Lembaga Australia-Indonesia (AII) yang didirikan Pemerintah Australia, juga telah memberikan dukungan melalui Walkley Foundation kepada dua wartawan Australia paling terkenal, Paul Ham dan Gerard Ryle. Pada festival ini, mereka akan membahas peran jurnalisme kontemporer dan karya-karya mereka sendiri yang menjadi pemenang penghargaan.
Kedutaan Besar Australia juga dengan bangga mempersembahkan talenta Australia terkenal lainnya pada festival ini, termasuk pertunjukan oleh rapper dan sastrawan Omar Musa, artis Muslim hip hop The Brothahood, serta trio hip hop Penduduk Asli Australia The Last Kinection. Sebagai bagian dari festival kebudayaan sebulan penuh Kedutaan Besar Australia OzFest 2010 (17 September - 17 Oktober 2010), mereka juga akan bertolak dari Ubud ke Surabaya, Yogyakarta dan Jakarta untuk mengadakan pertunjukan dengan masyarakat setempat.
Kunjungan-kunjungan ke Indonesia ini telah mendapat dukungan dana dari Pemerintah Australia, melalui Australia International Cultural Council (AICC) – badan pokok diplomasi kebudayaan Australia di Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT), AII dan Asialink, serta diseponsori oleh AII dan Arts NSW.
Pertanyaan Pers:
Sanchi Davis, Atase Kebudayaan HP. 0811 936 302