Siaran Media
8 November 2010
Kemerdekaan Indonesia di Mata Seniman Australia Tony Rafty OAM
Sebagai bagian dari perayaan Hari Pahlawan (10 November), Kedutaan Besar Australia dengan bangga mempersembahkan pameran sketsa, surat dan karikatur yang penting berjudul Soerabaia 1945: Exhibition of Sketches and Caricatures by Australian Artist Tony Rafty. Pameran tersebut akan dibuka secara resmi pada Rabu (10 November) oleh seniman Australia ternama Tony Rafty OAM di Galeri ABJS di Surabaya dan berlangsung hingga 20 November 2010.
Koleksi Rafty menelusuri pengamatannya tentang perjuangan kemerdekaan Indonesia dan peran pendukung yang dimainkan oleh Australia dalam membantu perjuangan tersebut. Kebanyakan sketsanya dibuat selama ia tinggal di Indonesia pada 1945 ketika bekerja untuk harian Sydney The Sun. Ia menjadi saksi mata sejumlah peristiwa bersejarah termasuk Pertempuran Surabaya; pertempuran yang membantu memobilisasi dukungan Indonesia dan internasional untuk kemerdekaan Indonesia yang sekarang diperingati sebagai Hari Pahlawan.
Surat-surat Rafty yang ditulis pada waktu itu mengungkapkan simpati yang ia rasakan terhadap perjuangan Indonesia dan rasa hormatnya kepada sahabat dan pemimpin yang sedang muncul pada waktu itu, Presiden Soekarno. Ia juga berteman dengan sejumlah tokoh penting Indonesia termasuk sesama rekan seniman Basuki Abdullah dan Affandi, banyak di antara mereka tercermin dalam koleksi ini. Selama Perang Dunia Kedua, Rafty menjadi seniman perang resmi untuk Angkatan Bersenjata Kekaisaran Australia (AIF) di Papua Nugini, Kalimantan dan Singapura.
Selama perjalanan karir Rafty, karyanya itu telah dipamerkan di seluruh dunia dan lebih dari 15.000 karikatur telah diterbitkan di surat kabar dan majalah besar. Pada 1990 Rafty menerima penghargaan Order of Australia Medal (OAM) atas jasa-jasanya kepada media.
“Saya gembira menyambut kembali kedatangan salah satu kartunis dan karikaturis ternama Australia ke Indonesia; negara yang sangat ia sayangi. Melalui karyanya warga Indonesia dan Australia bisa belajar tentang hubungan antar-warga yang kukuh antara kedua negara kita dan bagaimana hal ini memainkan peran yang signifikan selama perang kemerdekaan Indonesia,” ujar Kuasa Usaha Kedutaan Besar Australia, Paul Robilliard.
Sebagai bagian dari pameran ini, Kedutaan Besar Australia juga akan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan lain di Jakarta dan Surabaya dengan para seniman Indonesia, mahasiswa/i, pelajar sekolah kembar BRIDGE dan alumni Australia.
Pameran ini dan kunjungan Rafty ke Indonesia disponsori oleh Kedutaan Besar Australia dalam kolaborasi dengan harian Jawa Pos dan Garuda Indonesia. Banyak koleksi Indonesia 1945 karya Rafty masih tersimpan di Perpustakaan Nasional Australia di Canberra.
Pertanyaan Pers:
Sanchi Davis, Atase Kebudayaan tel. (021) 2550 5260 hp. 0811 936 302