Siaran Media
14 April 2014
Proyek Pembuat Alat Musik: Kolaborasi Seni Australia-Indonesia
Suatu koleksi luar biasa alat-alat musik yang inovatif dan instalasi suara telah diciptakan dari imajinasi delapan seniman suara dan pembuat alat musik yang bekerja secara berdampingan di Yogyakarta.
Alat-alat dan karya seni tersebut dibuat sebagai bagian dari Proyek Pembuat Alat Musik atau Instrument Builders Project (IBP) dan kini dipamerkan di iCAN. Para peserta telah berkolaborasi selama beberapa pekan untuk mengkonsepkan, membuat, mementaskan dan memamerkan karya-karya yang baru ini.
Duta Besar Australia untuk Indonesia, Greg Moriarty, berujar Proyek Pembuat Alat Musik ini merupakan bagian dari Program Kesenian dan Kebudayaan 2014 kedubes dan juga didukung oleh Lembaga Australia-Indonesia.
“Proyek ini memperlihatkan kekuatan hubungan antar-warga Australia dan Indonesia. Ini merupakan contoh luar biasa bagaimana seni dan kebudayaan dapat digunakan untuk memperdalam pemahaman dan menciptakan hubungan profesi dan pribadi yang baru,” tutur Dubes.
“Hubungan pribadi dan kebudayaan sesungguhnya merupakan penyeimbang hubungan Australia-Indonesia. Saya harap proyek ini menandai awal hubungan kreatif yang lestari antara para seniman yang terlibat,” tutur Moriarty.
Karya-karya tersebut termasuk alat-alat musik eksperimental, patung suara, instalasi, karya konsepsual dan instruksional, dan live art.
Tintin Wulia adalah seniman Indonesia yang berkedudukan di Brisbane. Tintin menciptakan “Odong-Odong Dang Ding”, di mana dua sepeda dimodifikasi untuk membawa seperangkat alat musik tradisional angklung.
Kristi Monfries dan Joel Stern bertindak sebagai kurator IBP. IBP menghadirkan karya Peter Blamey, Mas Wibowo, Caitlin Franzmann, Dale Gorfinkel, Jompet Kuswidananto, Bagus Pandega, Wukir Suryadi dan Tintin Wulia. Proyek ini juga mencakup program terbuka konser, pameran, lokakarya dan seminar.
Program Kesenian dan Kebudayaan 2014 Kedutaan Besar Australia berlangsung dari Maret hingga November dan mencakup konser, pameran kesenian visual, tari, kesusasteraan, busana, olahraga dan pameran keliling ilmu pengetahuan dan inovasi. Program tersebut juga termasuk program seniman mondok dan pertukaran seniman dari kedua negara.
Program Kesenian dan Kebudayaan 2014 didukung oleh Pemerintah Australia melalui Dewan Kebudayaan Internasional Australia, prakarsa Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia.
Program Kesenian dan Kebudayaan 2014 juga didukung dengan murah hati oleh Bank ANZ, Lembaga Australia-Indonesia, Universitas Tasmania, Universitas Deakin, Pemerintah Australia Utara, Queensland University of Technology, Pemerintah Victoria, Universitas Curtin, Ernst and Young, Universitas Flinders, Universitas Macquarie, Universitas New South Wales dan Universitas Queensland.
Pertanyaan media:
Vicki Miller, Atase Kebudayaan tel. (021) 2550 5260 hp. 0811 959 0304