Siaran Media
18 Maret 2016
Rp 80 miliar untuk pengembangbiakan sapi di Indonesia
Duta Besar Paul Grigson hari ini menyambut baik langkah maju yang besar dalam hubungan ekonomi selama seminggu ini. Ini termasuk kesepakatan untuk meluncurkan kembali perundingan tentang Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia dengan tujuan ambisius untuk menyelesaikan perundingan dalam waktu 12-18 bulan.
"Kunjungan Menteri Perdagangan Lembong ke Australia merupakan sukses luar biasa. Bersama dengan Menteri Perdagangan Australia Steven Ciobo, peta jalan telah ditetapkan bagi kedua negara kita," kata Dubes Grigson.
"Ekonomi kita semakin terkait dengan industri jasa. Australia dan Indonesia telah memiliki hubungan pariwisata dan pendidikan yang kuat yang dapat kita kembangkan."
"Sebagai contoh, keputusan Indonesia untuk menambah Australia dalam daftar negara bebas visa adalah cerdas dan tepat waktu. Kami memperkirakan itu akan menambah sekitar Rp 3,4 triliun ke dalam ekonomi Indonesia," kata Grigson.
"Kita harus bertujuan untuk meningkatkan perdagangan, tetapi juga keterampilan dan transfer teknologi."
Selama kunjungan Wakil Perdana Menteri Australia dan Menteri Pertanian Barnaby Joyce serta Mr Lembong mengumumkan paket Rp 80 milyar untuk mentransfer pengetahuan peternakan sapi Australia ke Indonesia. Dengan berbagi pengetahuan dan keahlian mereka, peternak Australia akan membantu Indonesia meningkatkan produktivitas serta meningkatkan peluang untuk memasok sapi indukan bernilai tinggi dan layanan terkait.
"Ada peluang untuk berbuat lebih banyak lagi dalam agribisnis secara bersama-sama," kata Dubes Grigson. "Ada apresiasi yang berkembang di Asia untuk produk dan makanan impor berkualitas. Dengan bekerja sama dalam rantai pasokan regional dan global, Australia dan Indonesia dapat membantu memenuhi permintaan ini."
"Australia menantikan untuk bekerja dengan Menteri Lembong dan timnya pada finalisasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA). Seperti Menteri Lembong katakan, "Hal pertama yang muncul di pikiran dalam hal perjanjian ini adalah seberapa baik ini akan berdampak pada lapangan pekerjaan di kedua negara".
Pertanyaan Media: [email protected] (021) 2550 5290