Siaran Media
20 Januari 2017
Periode bersejarah dalam riwayat Asia Tenggara kini telah diabadikan untuk selamanya, berkat usaha bersama antara Perpustakaan Nasional Australia dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Canberra.
KBRI, melalui dukungan dari Duta Besar, Yang Mulia, Nadjib Riphat Kesoema, telah mendanai digitalisasi surat kabar Indonesia Berita Repoeblik Indonesia 1945-1946 yang dikoleksi oleh Perpustakaan Nasional Australia. Surat kabar tersebut pertama kali diterbitkan oleh Komite Nasional Indonesia Pusat, badan yang ditunjuk untuk membantu Presiden pada masa awal kemerdekaan Indonesia di tahun 1945.
Asisten Direktur Jenderal, Manajemen Koleksi, di Perpustakaan Nasional Australia, Amelia McKenzie, menyampaikan bahwa digitalisasi surat kabar ini penting karena menjabarkan pembentukan Pemerintah Indonesia yang baru merdeka.
"Surat kabar ini juga memberitakan dukungan yang diberikan Australia kepada kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945," kata McKenzie. "Sebuah periode penting dalam sejarah kedua negara kami."
Dia juga menyampaikan penghargaan kepada akademisi Indonesia Bapak Anthony Liem yang awalnya mendekati KBRI setelah menemukan bahwa koran tersebut belum didigitalisasikan.
"Bapak Liem sedang mengerjakan sebuah pameran di Museum Maritim Nasional di Sydney pada tahun 2015, berjudul Armada Hitam (Black Armada), tentang hubungan luar biasa antar kedua negara, paska masa penjajahan Belanda," katanya.
"Dia menggunakan hasil pemindaian dari salinan microfiche Berita Repoeblik Indonesia milik kami. Tapi saat mengetahui bahwa itu tidak tersedia secara daring, dia mendekati KBRI untuk meminta dana agar dapat didigitalisasikan.
"Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Liem, dan juga KBRI, yang membuat semua ini terealisir." Berita Repoeblik Indonesia dapat diakses melalui layanan Trove Perpustakaan Nasional melalui tautan berikut.
Pertanyaan Media:
[email protected]
021 25505290