Siaran Media
19 September 2017
Sejumlah bakat balet terkemuka Australia akan meramaikan pentas balet di Jakarta minggu ini sebagai bagian dari Indonesian Ballet Gala 2nd yang diselenggarakan oleh Ballet.ID pada 23 September di Teater Jakarta.
Ballet Gala tahun ini merupakan hasil dari kolaborasi yang sukses dalam penyelenggaraan Ballet Gala pertama tahun 2015 dan acara tahun ini menampilkan beberapa penari balet difabel.
“Kami bangga dapat menghadirkan dua penari balet utama dari Queensland Ballet ke Indonesia. Pada tahun-tahun terakhir kami sudah menyelenggarakan beberapa lokakarya dan pertukaran antara penari balet, koreografer dan para manajer balet Australia dan Indonesia,” kata Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia Bradley Armstrong.
Sebuah penampilan penting di Ballet Gala adalah pementasan oleh Marc Brew, penari balet terkemuka Australia dan juga seorang koreografer yang menari dengan kursi rodanya.
Dalam persiapan menuju acara tersebut, Kedutaan Besar Australia, Jakarta mempersembahkan pemutaran film Mao’s Last Dancer, film yang diilhami oleh biografi laris milik Li Cunxin, yang saat ini adalah Direktur Artistik Queensland Ballet.
Film panjang ini mengisahkan kisah kehidupan Li Cunxin yang menjadi penari balet terkenal internasional setelah dipilih oleh pemerintah Tiongkok untuk belajar balet pada usia 11 tahun. Dia kemudian pindah ke Amerika Serikat dan kemudian ke Australia serta tampil sebagai penari utama di Australian Ballet dan Houston Ballet.
Li Cunxin, yang berencana kembali ke panggung akhir tahun ini setelah istirahat selama 18 tahun, juga dijadwalkan untuk memberikan master class di Jakarta bagi penari balet tingkat mahir, berbagi pengalaman yang bernilai sebagai bagian dari Bulan Seni Tari, Kampanye Gaya Hidup Australia #AussieBanget.
Foto: https://www.flickr.com/photos/kedubesaustralia/sets/72157689271447345
Media: 021 255 5290